Rabu, 22 Januari 2020

SUARA JAGO KLURUK



JAGO KLURUK AJAIB


Saya yakin, amat yakin bahwa yang membaca tulisan ini pernah mendengar suara Ayam Jantan Berkokok, atau dalam bahasa Jawa swarane Jago Kluruk. Mengapa saya begitu yakin?
Karena memang sampai saat ini, suara Ayam jantan Berkokok atau Jago Kluruk itu masih merupakan barang murah, yang bisa didapatkan atau di dengar kapanpun dan di manapun. Tidak perlu membayar dengan harga mahal untuk bisa mendengar dan menikmati suara Kokok ayam jantan. Jika diantara pembaca masih ada yang merasa kesulitan mendengar suara kokok ayam jantan, segeralah berkunjung ke desa-desa atau dusun-dusun di seantero nusantara ini, yakinlah kalian akan segera mendengarkan merdunya ayam jantan berkokok.
Hampir setiap saat manusia bisa mendengar Kokok Ayam Jantan, namun Kokok Ayam Jantan itu bisa dimaknai sesuai dengan waktu berbunyi. Jika mereka (si Ayam-Ayam Jantan itu) berkokok di siang hari, pastilah kurang memberi arti bagi manusia, karena mungkin memang para Ayam Jantan itu hanya ingin menarik perhatian para “gadis ayam” dan kemudian masuk perangkap atau jebakan cinta mereka.
Namun demikian, jika Ayam Jantan itu berkokok saat tengah malam, pasti manusia akan memberi makna tertentu atau akan ditangkap sebagai tanda bahwa telah atau kan terjadi sesuatu yang unik dan –kadang- melawan hukum alam. Soal percaya atau tidak, kembali ke konteks kehidupan.

ANTI KOLESTEROL

Jika siang hari kokok Ayam Jantan kurang mendapati makna, dibandingkan dengan saat malam hari, maka kokok Ayam Jantan akan bermakna ketika suara itu berkumandang di pagi hari. Bagi masyarakat desa atau dusun, suara kokok Ayam Jantan itu laksana “Panggilan Illahi” untuk segera beranjak dari nyenyaknya tidur. Suara Ayam Jantan berkokok saat dini hari seolah menjadi penanda bahwa waktu istirahat sudah sampai pada batas akhir, dan karena itu seletih apapun harus segera beranjak.
Orang-orang jaman dulu menggunakan “Jago Kluruk” sebagai penanda alur dan ritme waktu kehidupan. Jago Kluruk pertama yang berbunyi di sekitaran jam 02.30 akan menjadi alarm awal, bahwa saat istirahat akan segera menyentuh finisnya. Di waktu ini, Kluruk Sepisan, bisa jadi belum banyak yang terjaga dan kemudian terbangun. Namun ketika sudah masuk ke “Jago Kluruk Pindho”, biasanya sekitar 20-30 menit setelah Kluruk sepisan, maka suara itu akan menjadi seperti dentuman meriam yang memekakakan telinga, yang menjadikan yang mendengarkannya akan segera terjaga dan kemudian terbangun untuk segera bekerja. Kaum perempuan yang memiliki kepekaan jauh lebih hebat dibandingkan kaum lelaki, yang biasanya cenderung lebih malas.
Suara Jago Kluruk semakin ke sini semakin kehilangan makna. Kehidupan sudah berubah, berevolosi dan dengannya teknologi semakin mendesak bahasa-bahasa semesta,juga untuk Suara Jago Kluruk. Namun demikian, si Jago tetap saja Kluruk. Itu adalah panggilan alamiahnya sebagai ayam, bahwa didengarkanatau tidak, ia bertugas untuk Kluruk setiap saat, khususnya saat pagi, saat hari menjelang siang. Si Ayam Jago (nampaknya) tidak pernah mutung atau komplain kepada Sang Pencipta ketika “Tugasnya” sudah kurang dipedulikan oleh manusia, toh para Ayam pasti sudah sadar bahwa manusia itu memang makluk teraneh, tersombong, termunafik dan ter..ter yang lain. Dengan demikian si Ayam Jago tidak pernah demo untuk tidak berkokok di pagi hari, meskipun tiada diapresiasi lagi.
Di dengar atau tidak, dirasa bermanfaat atau tidak pekerjaannya, si Ayam jago tetap setia. Ia menjalankan “Tugas Panggilan Illahi-nya” dengan sederhana, bersuara dan itu kemudian diberi makna oleh yang mau memberi makna. Andai saja manusia mau meneladan watak ayam Jago, betapa indahnya kehidupan dunia ini. semua setia menjalankan tugasnya, entah itu dihargai atau tidak. Yang (sering?) terjadi adalah, manusia melakukan tindakan bukan karena senang, melainkan karena ingin mendapatkan sesuatu, dan ketika sesuatu itu takjua didapatkannya, maka mutunglah dia.
Ini ceritaku pagi ini soal Suara Jago Kluruk. Dan ternyata darinya manusia bisa belajar tentang kehidupan. Dari Jago Kluruk manusia bisa belajar tentang kesetiaan, tentang ketulusan, tentang kedisiplinan dan seagainya. Maka jangan pernah menyia-nyiakan sesuatu yang sering dianggap remeh.
Salam Jago Kluruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH