Salam Sejahtera Pak Basuki..
Kiranya Damai Sejahtera dan Kasih
sang Khaliq selallu menyertai bapak dan keluarga serta seluruh keluarga besar
Ahok Djarot di manapun berada
Menabung Dan Mendapat Gaji..KLIK INI Kemudian Kontak via WA 081328273206
Pak Basuki, ijinkan saya memanggil dengan nama
ini, karena nama ini sangat bermakna bagi saya yang terlahir dalam bungkus
budaya Jawa. Jujur Pak, saya tidak tahu arti nama panggilan bapak, yaitu Ahok. Mungkin
jika nanti bapak membaca surat terbuka saya ini, kemudian bapak berkenan menjelaskan ke saya makna “Ahok”
itu, biar saya paham. Kalau Basuki saya sudah ngerti Pak, itu maknanya
kebahagiaan, kesejahteraan kenyamanan dan lain sebagainya . Di bahasa kami ada
istilah “Jer Basuki Mawa Bea”, bahwa kebahagiaan atau kesejahteraan itu
memerlukan biaya atau harga yang mesti dibayar.
Pak Basuki, selamat ya sudah menyelesaikan sebuah periode
hidup yang sangat terjal dan berliku, yang penuh onak duri rintangan dan
tantangan. Dan di atas semuanya, bapak lolos dan berhasil melewati rintangan
itu. Bapak sudah mengalami “Paskah” yang sesungguhnya, karena paskah sesungguh berarti "yang dilalui atau telah melewati", bukankah pilkada di
sekitar paskah yang merupakan ritual relegius agama yang bapak Imani dan jalani?
Sekali lagi, selamat ya pak…Bapak sudah sukses besar, itu menurut saya. Lho,
kalah kok sukses bagaimana nalarnya? Karena ketika suara pemilih bapak kalah
dari suara rival bapak maka saya simpulkan bapak tidak terpilih, dan saat
menghadapi yang demikian bapak tidak menyalahkan masyarakat, tidak menuduh ada
kecurangan, ada manipulasi,ada kongkalingkong, ada persepakatan dan semua yang tidak baik untuk mengalahkan
bapak dan pakde Djarot. Itu sungguh keajaiban di negeri ini.
Di TEMPAT INI anda akan sehat dan juga kaya..
Saya sungguh tidak bisa membayangkan jika suara bapak
lebih besar, maka sebelah akan menuduh kongkalingkong, manipulasi dan kemudian
akan menuntut ke Mahkamah Konstitusi. Namun bapak dan keluarga besar
Ahok-Djarot tidak melakukan yang demikian, ini sungguh “kuliah politik” yang
ajaib lho pak di negeri kita saat ini. Sekali lagi sungguh ajaib lho pak..
Benar bahwa bapak gagal meraih suara terbanyak, namun
saya tidak menyebutnya sebagai sebuah kegagalan. Bapak malah justru yang
berhasil meraih kemenangan atau pemenang yang sesungguhnya. Bapak berhasil
menaklukan semua dorongan diri untuk bertindak membalas semua
fitnahan,tuduhan,makian, umpatan serta ancaman yang selama ini menyerang bapak.
Selain mengalahkan hasrat dendam diri, bapak juga sanggup menahan gejolak
kekecewaan keluarga besar bapak untuk menahan diri dan ihklas.
Bahkan bapak dengan iklas, dengan legawa malah
mendorong pemilih bapak untuk segera berbenah menata hidup selajutnya atau
istilah populernya moveon.
Bapak dengan senyum yang tulus memberikan ucapan selamat
kepada rival politik bapak, Pak Anies dan Mas Sandi. Saya melihat, bapak
menempatkan mereka rival hanya di ruang politik namun di lingkup kemanusiaan,
semua (termasuk Pak Anies dan Mas Sandi) adalah saudara bapak.
Pak Basuki, terima kasih untuk keteladanan yang sudah
bapak berikan. Bapak mengajari kami apa itu nasionalisme sejati, dengan cara
mengabdi tanpa pamrih untuk masyarakat. Bapak mengajari kami mengalahkan diri dari
dorongan membalas dendam dengan cara bertindak positif. Bapak mengajari kami taat
terhadap hukum dan menyerahkan semua kebijakan hukum dengan iklas dan jujur.
Bapak mengajari serta meneladani kami apa itu keterbukaan, apa itu perhatian
dan apa itu ketegasan. Bpak tegas dan cenderung keras untuk ketidakbenaran
namun bapak lembut untuk kelemahan dan
keterbatasan. Bapak iklas merangkul semua tanpa memandang suku,ras dan agama
demi cita rasa kemanusiawian.
Pak Basuki, dengan tidak terpilihnya bapak melanjutkan
tugas sebagai gubernur Jakarta, pastilah ada kehendak Tuhan yang sedang
tertenun untuk bapak. Saya yakin bapak melakukan refleksi teologis dengan
bertanya pada Tuhan, “Tuhan apa kehendakMu dengan semua yang Kau ijinkan
terjadi ini?” Karena dengan cara berefleksi ini, bapak pasrah seutuhnya kepada
kehendak Tuhan. Dengan tidak terpilih berarti bapak memiliki waktu lebih
longgar untuk keluarga bapak. Mereka selama
ini mengorbankan waktu dan harapan mereka kepada masyarakat Jakarta, namun
kurang dimengerti oleh semua.
Pak Basuki,waktu juga yang akan memberi penilaian akan
seperti apa Jakarta esok hari. Akan semakin baikkah atau malah kembali ke
Jakarta tempo dulu? Saya yakin bapak mencintai Jakarta di atas semua ambisi
pribadi dan dengan demikian bapak akan dengan ihklas dan tulus membantu
Gubernur dan wakilnya yang baru (jika
dibutuhkan) untuk melanjutkan pembangunan Jakarta agar lebih berartabat. Di surat
saya sebelumnya, saya menulis surat ke mas Sandi dan pak Anies, meskipun saya
kurang yakin dibaca mereka. Untuk pakde Djarot, lain waktu saya juga akan
bersurat.
Akhirnya, kami sekarang akan mengawal bapak dan pakde
Djarot menghabiskan masa bakti untuk Jakarta enam bulan ke depan. Inipun kesempatan
menunjukkan profesioanalitas serta loyalitas bapak dan saya yakin bapak sangat
mumpuni dalam hal ini. Juga masih perlu diingat pak, mereka yang selama ini
terus menyerbu bapak dengan amunisi kebencian pasti masih akan menyerang bapak,
meski kuantitas dan kualitas serangan mereka sudah berkurang. Di luaran sana
banyak yang berharap bapak akan segera menduduki posisi pelayan public yang
lain, namun biarlah semua Tuhan turut campur.
Titip salam buat ibu ya pak, juga buat anak-anak..serta
semua relawan yang sudah dengan setia mendukung bapak dengan sangat dewasa dan
bermartabat.
Berkat Dari Tuhan Sang Pencipta Semesta Menaungi Kita Semua
dari yang mengagumimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar