Rabu, 19 April 2017

Surat Cinta Untuk Pak Anies dan Mas Sandi



Dari lubuk hati yang terdalam, kusampaikan selamat untuk Pak Anies Baswedan dan Mas Sandiaga Uno beserta tim yang sudah meraih suara terbanyak di pilkada Jakarta. Saya menuliskan ini dengan segala hormat dan kejujuran, tanpa tendensi kurang sehat.

Ingin Nabung Dapat Gaji? Klik INIII....

Selamat karena akhirnya, dengan berbagai proses tentunya, penduduk Jakarta memilih kalian berdua. Senang boleh namun euforan ini semoga menjadi tambahan energi untuk mengarungi 5 tahun PENGABDIAN kalian berdua untuk Indonesia melalui Jakarta. Ingatlah bahwa konsep Bonum Publicum itu harus kalian pegang erat.

Pak Anies dan Mas Sandi, suara terbanyak yang memilih kalian harus kalian yakini sebagai “cara Tuhan” menolong kalian mewujutkan janji-janji selama kampanye. Jangan melupakan janji-janji itu dan jangan pula melupakan masyarakat. Ingat, kalian terpilih oleh mereka, bukan sekedar memilih diri sendiri, meskipun saya yakin kalian pastilah mencoblos diri sendiri, seperti juga tentunya Pak Basuki dan Pakde Djarot.

Jalan pengabdian terjal sudah menunggu di depan kalian yang di dalamnya ada banyak jalur licin yang bisa menjatuhkan kepercayaan masyarakat kepada kalian. Jalur licin itu bisa berwujut tawaran korupsi, tagihan dari orang-orang atau kelompok orang yang mendukungmu, namun tidak tulus karena sudah punya agenda lain yang (mungkin) tidak kalian sadari.

Ingatlah, jabatan gubernur itu amanah, atau dalam pemahaman bahasa saya mandate. Kalian berdua diberi mandate untuk menjalankan kepentingan bersama, bukan menjalankan ambisi pribadi. Aku yakin, khususnya Pak Anies pasti paham tentang reason d’etree Negara kita, atau alasan berdirinya atau beradanya Negara kita, yaitu untuk bahagia dan sejahtera bersama.

Pak Anies dan Mas Sandi, Jakarta itu ibarat rimba belantara yang penuh misteri. Banyak belukar dan ilalang di sana yang terkadang nampak hijau dan menarik namun di dalamnya ada duri lembut nan tajam. Itu bisa berwujut orang-orang disekitarmu. Awas, tidak semua senyum itu tulus, justru di balik “jubbah” senyum itu terselip belati bermata dua nan tajam dan berbisa. Sekali lagi, hati-hatilah.

Ingin Usaha Reservasi Online?

Pak Anies dan Mas Sandi, berlakulah arif serta bijak memanggul kepentingan masyarakat Jakarta. Selama lima tahun, bertahanlah dengan senyuman dan perhatian seperti saat kalian kampanye, jangan berubah, janganabaikan masyarakat. Tidak usah  malu meniru gaya Pak Ahok yang rela menyediakan waktu di balai kota untuk mengajak rakyat berdialog. Seperti janjimu sore tadi, sekarang waktunya berkoalisi bukan berkompetisi.
Aku menunggu gebrakanmu merangkul Pak Ahok dan Pakde Djarot, karena kalian tidak bisa memungkiri bahwa beliau berdua lebih dahulu “mengenal” sistem pemerintahan dan rakyat Jakarta dibandingkan kalian. Jangan ragu untuk merangkul mereka dan sungguh, kutunggu kunjunganmu berdua menyapa Pak Ahok dan Pakde Djarot. Kalau perlu, undang wartawan seperti saat kalian kampanye, buktikan kalian bisa menerima mereka seperti mereka menerima kekalahan itu.

Pak Anies dan Mas Sandi, ingatlah bahwa amanah kalian untuk seluruh warga Jakarta, bukan untuk segelintir warga saja. Hati-hati dengan mereka-mereka yang ingin Jakarta kacau, karena dengan kekacauan mereka mendapatkan keuntungan. Tanah Abang menantimu, Banjir serta taman butuh sentuhan manismu semanis retorika debatmu dulu. Dan untuk menata serta mempertahan “warisan” Pak Ahok dan Pakde Djarot, bukanlah perkara mudah.

Yang terakhir, jangan berpikir untuk kepuasan diri pribadimu namun berpikirlah bagaimana rakyat Jakarta sejahtera dan puas, dan ingat, kepuaan rakyat seringkali berseberangan dengan keinginanmu yang mungkin ingin selalu dipuaskan. Ingat yak Pak Anies dan Mas Sandi, Jakarta itu katanya kejam. Kejamnya bisa diluar dugaan, dari yang mendukung dan menyuarakan yel-yel untukmu dalam hitungan detik bisa berubah beringas dan buas dengan taring-taring berdarah yang siap menerkam kalian. Dan buat Mas Sandi, jangan berpikir “investasi “ yang katanya 60 milyar itu akan pulih lho ya, ingat, kamu investasi untuk mengabdi. Rakyat Jakarta akan selalu nanar mengawasi kinerjamu, dan sekali saja kau terpeleset, kau seperti sedang memanjat pohon kelapa,langsung menghantam bumi.

Pak Anies dan Mas Sandi, sedikit yang membuatku gundah, menjadi gubernur dan wakil itu pengabdian, menghamba maka jika ada orang yang berpesta saat menjadi hamba, itu aneh menurutku. Tapi tidak mengapa, mungkin bagimu menghamba itu sebuah kepuasan. Meskipun aku bukan orang Jakarta, aku tetap akan memberimu support, meski terkadang support itu berwujut kritkan-kritikan, sekian dulu suratku ini, karena aku juga akan bersurat kepada Pak Ahok dan Pakde Djarot.

Salam Kerja Demi Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH