Dari lubuk hati yang terdalam, kusampaikan selamat untuk
Pak Anies Baswedan dan Mas Sandiaga Uno beserta tim yang sudah meraih suara
terbanyak di pilkada Jakarta. Saya menuliskan ini dengan segala hormat dan
kejujuran, tanpa tendensi kurang sehat.
Ingin Nabung Dapat Gaji? Klik INIII....
Selamat karena akhirnya, dengan berbagai proses tentunya,
penduduk Jakarta memilih kalian berdua. Senang boleh namun euforan ini semoga
menjadi tambahan energi untuk mengarungi 5 tahun PENGABDIAN kalian berdua untuk
Indonesia melalui Jakarta. Ingatlah bahwa konsep Bonum Publicum itu harus
kalian pegang erat.
Pak Anies dan Mas Sandi, suara terbanyak yang memilih
kalian harus kalian yakini sebagai “cara Tuhan” menolong kalian mewujutkan
janji-janji selama kampanye. Jangan melupakan janji-janji itu dan jangan pula
melupakan masyarakat. Ingat, kalian terpilih oleh mereka, bukan sekedar memilih
diri sendiri, meskipun saya yakin kalian pastilah mencoblos diri sendiri,
seperti juga tentunya Pak Basuki dan Pakde Djarot.
Jalan pengabdian terjal sudah menunggu di depan kalian
yang di dalamnya ada banyak jalur licin yang bisa menjatuhkan kepercayaan
masyarakat kepada kalian. Jalur licin itu bisa berwujut tawaran korupsi,
tagihan dari orang-orang atau kelompok orang yang mendukungmu, namun tidak
tulus karena sudah punya agenda lain yang (mungkin) tidak kalian sadari.
Ingatlah, jabatan gubernur itu amanah, atau dalam
pemahaman bahasa saya mandate. Kalian berdua diberi mandate untuk menjalankan
kepentingan bersama, bukan menjalankan ambisi pribadi. Aku yakin, khususnya Pak
Anies pasti paham tentang reason d’etree Negara kita, atau alasan berdirinya
atau beradanya Negara kita, yaitu untuk bahagia dan sejahtera bersama.
Pak Anies dan Mas Sandi, Jakarta itu ibarat rimba
belantara yang penuh misteri. Banyak belukar dan ilalang di sana yang terkadang
nampak hijau dan menarik namun di dalamnya ada duri lembut nan tajam. Itu bisa
berwujut orang-orang disekitarmu. Awas, tidak semua senyum itu tulus, justru di
balik “jubbah” senyum itu terselip belati bermata dua nan tajam dan berbisa. Sekali
lagi, hati-hatilah.
Ingin Usaha Reservasi Online?
Pak Anies dan Mas Sandi, berlakulah arif serta bijak
memanggul kepentingan masyarakat Jakarta. Selama lima tahun, bertahanlah dengan
senyuman dan perhatian seperti saat kalian kampanye, jangan berubah,
janganabaikan masyarakat. Tidak usah
malu meniru gaya Pak Ahok yang rela menyediakan waktu di balai kota
untuk mengajak rakyat berdialog. Seperti janjimu sore tadi, sekarang waktunya
berkoalisi bukan berkompetisi.
Aku menunggu gebrakanmu merangkul Pak Ahok dan Pakde
Djarot, karena kalian tidak bisa memungkiri bahwa beliau berdua lebih dahulu “mengenal”
sistem pemerintahan dan rakyat Jakarta dibandingkan kalian. Jangan ragu untuk
merangkul mereka dan sungguh, kutunggu kunjunganmu berdua menyapa Pak Ahok dan
Pakde Djarot. Kalau perlu, undang wartawan seperti saat kalian kampanye,
buktikan kalian bisa menerima mereka seperti mereka menerima kekalahan itu.
Pak Anies dan Mas Sandi, ingatlah bahwa amanah kalian
untuk seluruh warga Jakarta, bukan untuk segelintir warga saja. Hati-hati
dengan mereka-mereka yang ingin Jakarta kacau, karena dengan kekacauan mereka
mendapatkan keuntungan. Tanah Abang menantimu, Banjir serta taman butuh
sentuhan manismu semanis retorika debatmu dulu. Dan untuk menata serta
mempertahan “warisan” Pak Ahok dan Pakde Djarot, bukanlah perkara mudah.
Yang terakhir, jangan berpikir untuk kepuasan diri
pribadimu namun berpikirlah bagaimana rakyat Jakarta sejahtera dan puas, dan
ingat, kepuaan rakyat seringkali berseberangan dengan keinginanmu yang mungkin
ingin selalu dipuaskan. Ingat yak Pak Anies dan Mas Sandi, Jakarta itu katanya
kejam. Kejamnya bisa diluar dugaan, dari yang mendukung dan menyuarakan yel-yel
untukmu dalam hitungan detik bisa berubah beringas dan buas dengan
taring-taring berdarah yang siap menerkam kalian. Dan buat Mas Sandi, jangan
berpikir “investasi “ yang katanya 60 milyar itu akan pulih lho ya, ingat, kamu
investasi untuk mengabdi. Rakyat Jakarta akan selalu nanar mengawasi kinerjamu,
dan sekali saja kau terpeleset, kau seperti sedang memanjat pohon
kelapa,langsung menghantam bumi.
Pak Anies dan Mas Sandi, sedikit yang membuatku gundah,
menjadi gubernur dan wakil itu pengabdian, menghamba maka jika ada orang yang
berpesta saat menjadi hamba, itu aneh menurutku. Tapi tidak mengapa, mungkin
bagimu menghamba itu sebuah kepuasan. Meskipun aku bukan orang Jakarta, aku
tetap akan memberimu support, meski terkadang support itu berwujut
kritkan-kritikan, sekian dulu suratku ini, karena aku juga akan bersurat kepada
Pak Ahok dan Pakde Djarot.
Salam Kerja Demi Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar