Kamis, 13 April 2017

MENJELANG PERJAMUAN TERAKHIR



Suasana ruangan atas rumah itu masih sepi. Gelap sudah mulai menyelimuti alam semesta. Aku tahu, ruangan itu sudah dipesan oleh seseorang dengan 12 rombongannya. Entah siapa Dia, hanya yang aku dengar tentangNya adalah orang yang ajaib. Dia bisa menyembuhkan orang buta, orang lumpuh dan bahkan orang yang sudah meninggal bisa dibangkitkannya.
Seperti pesan yang diberikan pemilik penginapan itu, aku menyediakan apa saja yang dibutuhkan oleh penyewa yang akan datang hari ini. Roti tidak beragi, kain penyeka, tempat air dan juga anggur yang merupakan hidangan khas kami berserta roti. Malam nanti adalah peringatan hari taya agama kami yangt di dalamnya ada ritus makan roti yang tanpa ragi. Semua sudah kusiapkan dengan baik, kini tinggal menunggu kedatangan tamu-tamu itu.
Panas hari ini sangat menyengat, hingga menjelang sore ini, panas itu masih terasa kuat menyengat suasana. Matahari sudah condong kea rah barat, pertanda senja akan segera datang. Tamu yang kutunggu belum juga nampak akan datang. Di jalanan kulihat banyak orang lalu lalang dan beberapa tidak aku kenal, mungkin mereka pendatang yang sedang ingin merayakan hari raya agama kami. Beberapa anak-anak bermain kejar-kejaran mengisi suasana hari.

Semilir angina sedikit mengurangi panas hari ini namun juga diikuti oleh debu-debu yang beterbangan. Beberapa kereta dengan keledai sebagai penariknya melintas, mereka menahan beban yang nampak sangat berat. Dalam ketermenunganku, tiba-tiba ada serombongan orang muncul dari sebuah tikungan di ujung rumah yang nampak paling besar.
Rombonggan lelaki semua. Nampak yang paling depan, wajahnya tenang dan sangat nampak datar. Berjalan dalam ketenagan yang luar biasa. Sementara di belakangNya anggota rombongannya mengikuti dengan tertib. Pikirku yakin bahwa ini yang akan menyewa penginapan ini. Dan benar saja, mereka menuju kea rah aku menjaga penginapan ini, segera masuk dan menyapaku.

“Salam sejahtera sahabat, ini kami yang tempo hari melalui seorang saudara kami memesan penginapan ini. Sekarang ijinkan kami memasuki tempatnya”, Sapa orang yang nampak anggun dan sangat berwibawa itu. Sementara rombongan yang lain diam dan tenang,meski kulihat ada guratan letih di wajah mereka dan juga sedikit nampak kekuatiran terpancar dari beberapa wajah mereka.

“Oiya, salam sejahtera juga sahabat. Ini kuncinya dan ijinkan saya mengantar kalian semua ke ruangan atas, karena disanalah sahabat-sahabat ini akan menginap”, Jawabku memberi keterangan. Dan kemudian aku mengantarkan mereka. Menaiki tanggta itu dengan sangat tenang, kemudian sesampainya di ruangan atas, kupersilahkan mereka memasukinya.
Orang yang nampak paling berwibawa itu memeriksa ruangan dan sesekali menanyakan beberapa kebutuhan yang dibutuhkan untuk malam nanti. Dengan senang hati aku memberikan keterangan dan juga bantuan. Setelah semua selesai, aku kembali turun dan sebelum turun, orang yang nampak paling berwibawa itu membisiki aku.

“Nanti malam, Aku mengijinkan kamu menyaksikan pesta kami. Silakan saksikan dan kamu tulis agar bisa menjadi referensi  manusia di sepanjang sejarah”, demikiian sapa orang yang nampak sangat berwibawa itu. Aku kaget dan sembari melangkah turun, menjadi penasaran tentang peristiwa apa yang akan terjadi malam nanti…

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH