Sabtu, 22 April 2017

Hanya Sekali Saja



Meskipun sudah memasuki bulan april, namun nampaknya hujan masih setia dengan alam ini. Seharian hujan dan karenanya dingin menusuk sampai ke tulang. Namun meski hujan, karena sudah menjadi pilihan hidup, maka dia kutembus bersama dengan gelap dan kabut. 

Dan memang benar, selalu ada keindahan dibalik apa saja. Pun begitu dengan hujan, dingin, gelap,licin,sepi dan kabut malam.

Dengan hujan aku jadi mengerti apa itu artinya panas dan kering. Dengan hujan aku menjadi sadar bahwa manusia perlu untuk berhenti sejenak, mengamati serta  mengerti. 

Dengan dingin, menusia bisa mengerti apa itu panas dan juga bisa mengerti serta memahami mereka yang menggantungkan hidup dari pembuatan jaket dan semua alat pemanas. 
Dengan gelap, manusia bisa menghargai terang, bisa menghargai jasa Thomas Alva Edison, yang meskipun tidak seagama dan mungkin dianggap kafir oleh kaum berdaster putih, namun toh mereka menggunakannya dengan tanpa perasaan terima kasih.

Dengan licin, manusia bisa mengerti betapa berharganya berhati-hati dan fokus pada sebuah kehidupan dan usaha serta upaya. Dengan kabut, manusia menjadi mengerti betapa kelembutan selalu dirindukan karena tidak ada yang mampu mengalahkan kelembutan kabut. 

Dan suatu malam di bulan april ini, mengajariku tentang semua, tentang sepi, tentang perjuangan, tentang fokus, tentang penghargaan.

Dan pada akhirnya aku sadar, aku hanya akan sekali saja melalui april 2017, karena esok dan lusa pasti akan berbeda. Namun demikian, aku menemukan makna sebuah waktu yang kejalani dan kujumpai, meski hanya sekali sepanjang usia ini.

Salam Bulan April..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH