Selasa, 04 April 2017

Nyanyian Kesunyian Angkasa



Sisa hujan sepanjang sore masih nampak jelas di sekitaran rumah tempat tinggal kami. Semua tentang hujan pastilah ada hal yang basah, juga dengan malam itu. Dingin tiada terkira, seolah panah salju yang dilemparkan langsung ke tulang sunsum.
Dengan kaki tertatih karena sedang  bermasalah, kubuka pintu belakang tempat tinggal kami. Di tangga  agak sulit aku turun, selain rasa sakit yang masih mesra memelukku, juga licin serta gelap. Namun akhirnya aku bisa sampai ke ruang terbuka. 

Ada gemelap bintang di angkasa, takterhitung jumlahnya. Sebuah keajaiban semesta. Dan malam itu sungguh sangat sempurna, cerah langit menanda semesta berbinar. Rembulan tanggal 6 bulan Rejeb bergulirke balik daun duren di halaman sebelah rumah tetangga, sebelah barat sebuah gedung gereja tua.
Kembali kutengadahkan wajah, menikmati sempurnanya langit. Kurasakan semua bintang itu tersenyum, meskipun alam pikirku sadar, bintang tiada bermuka. Namun rasa, siapa yang bisa menepiskan?Sungguh semua bintang di angkasa itu tersenyum. Mereka seolah mengajakku menikmati nyanyian angkasa, nyanyian alam ya yang sepanjang masa selalu bersenandung indah. 
Mereka tanpa beban apapun juga, mereka ingin menikmati hidup. Hujan dan panas bukan urusan mereka, juga siang dan malam karena bagi mereka, sesungguhnya tiada pembagian waktu. Yang ada hanyalah menikmati hidup.
Dan malam itu,aku diajari nyanyian indah dari kesunyian. Ternyata dalam kesunyian malam, bintang-bintang dan penghuni angkasa, penghuni semesta selalu bernyanyi indah. Nyanyian merdu yang hanya bisa di dengar mereka yang merindukan keheningan.mereka yang merindukan kekayaan bendawi, niscaya tidak akan sanggup mendengar nyanyian keheningan semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH