Senin, 24 April 2017

Meniti Proses Belajar Bersama Dalijo



“Bagaimana da di mana kamu mendapatkan ikan sebanyak itu Dal? Sudah banyak, besar-besar lagi”, Tanya Sareh, suatu sore kepada Dalijo. Memang sore itu Dalijo baru saja pulang dari memancing ikan di Dung Selur, sebuah cekungan sungai di dekat rumahnya.

Ingin Jalan Dalijo?Klik INI


“Haha..itu lho Reh, di Dung Selur. Kata swargi simbah, sejak dulu Dung Selur itu memang banyak Wader dan Lelenya. Namun kalau ke sana harus super hati-hati Karenna jalurnya licin dan banyak durinya”, Jawab Dalijo santai, sembari menenteng ikan-ikan di kanthetan dengan senyum kemenagan. 

“Reh, kalau kamu mau, besok aku ajak mancing. Aku ajari carane dan juga kusiapkan semua perlengkapanne”, Ungkap Dalijo, yang melihat Sareh tertarik dengan hasil memancingnya hari itu.

“Hmm..iya Dal, aku mau ikutan mancing, aku pengen mbok ajari dan pengen belajar, biar kalau butuh ikan aku segera bisa mencarinya sendiri. Aku ingin mengalami mendapatkan ikan Dal, tidak  hanya sekedar ikut senang melihatmu dan juga Kartolo mendapatkan ikan banyak”, Jawab Sareh berbinar-binar.

Esoknya, Dalijo sudah bersiap dengan segala perlengkapan mancing, ketika Sareh datang dengan perlengkapan yang sama. Kartolo tidak nampak hadir. Dan mereka berdua segera berangkat menuju Dung Selur.

“Awas reh, lunyu..”, Ingat Dalijo.
“Iya Dal, santai wae..paling juga jatuhnya ke air” Jawab Sareh pelan sembari meniti jalan bebatuan nan licin karena berlumut.

“Aooouwww…”, San sesaat kemudian..” Byurrr..” Sareh terpeleset. Dalijo membantu menariknya naik dan basahlah sebagian pakaian Sareh.

“Teles Dal..”Sapa Sareh. “Tidak mengapa, itulah bagian dari perjuangan”, Jawab Dalijo. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampailah mereka ke Dung Selur itu. Kemudian Dalijo menyiapkan semua perlengkapan mancing, Sareh memperhatikan dan sembari itu dia mencobanya. Kemudian Dalijo melemparkan pancing berumpan dengan kambang ke cekungan air yang sering dinamakan kedung dan di tempat  mereka mancing itu dinamakan Dung Selur.

Beberapa saat mereka fokus ke kambang amsing-masing. Setelah berjalan beberapa waktu, kambang Dalijo bergerak-gerak dan Dalijo  menariknya. Seekor Wader besar tertangkap. Sareh takjup dan kemudian mencoba menempatkan kailnya di tempat di mana Dalijo dapat. Namun lama tidak jua Saeh mendapatkan ikan.

Nyamu nyamuk  mulai mengganggu mereka dan nampak Sareh mulai kesal. Kesabarannya nampak mulai terganggu sedangkan Dalijo semakin asik dengan pancingnya yang semakin sering mendapatkan ikan.

“Dal, kok aku rungentuk balsss?”, Kesal Sareh bertanya Dalijo.
“Sabar, sareh,,,jangan buru-buru”, Jawab Dalijo enteng. 

“Jalani dan plelajari semua yang kulakukan Reh, kamu harus mengalami semua proses itu, biar nanti merasakan nikmat mendapatkan ikan-ikan banyak”, Lanjut Dalijo.

Suasana senyap, hanya gemericik air dari atas di mana ada air terjun setinggi 2 meter di atas dung Selur itu. Juga terkadang kicauan prenjak dan burung Ether-ether menemani mereka, Dalijo dan Sareh. Apakah Sareh akan bisa memancing dengan hebat seperti Dalijo?

Ingin usaha reservasi online?Klik INI

Semua bergantung bukan kepada Dalijo, namun kepada Sareh. Semua proses yang dulu dialami Dalijo sudah diajarkan ke Sareh dan Sareh sudah mengikutinya. Hanya titik kesabaran saja yang akan menentukan..
Usaha apapun pastilah akan menemui berbagai rintangan, namun bukan rintangan yang mesti disesali. Cara menaklukan rintanganlah yang perlu dialami dan diceriterakan ke semua orang.



Salam dari Temene Dalijo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH