“Bagaimana da di mana kamu mendapatkan ikan sebanyak itu
Dal? Sudah banyak, besar-besar lagi”, Tanya Sareh, suatu sore kepada Dalijo.
Memang sore itu Dalijo baru saja pulang dari memancing ikan di Dung Selur,
sebuah cekungan sungai di dekat rumahnya.
Ingin Jalan Dalijo?Klik INI
“Haha..itu lho Reh, di Dung Selur. Kata swargi simbah,
sejak dulu Dung Selur itu memang banyak Wader dan Lelenya. Namun kalau ke sana
harus super hati-hati Karenna jalurnya licin dan banyak durinya”, Jawab Dalijo
santai, sembari menenteng ikan-ikan di kanthetan dengan senyum kemenagan.
“Reh, kalau kamu mau, besok aku ajak mancing. Aku ajari
carane dan juga kusiapkan semua perlengkapanne”, Ungkap Dalijo, yang melihat
Sareh tertarik dengan hasil memancingnya hari itu.
“Hmm..iya Dal, aku mau ikutan mancing, aku pengen mbok
ajari dan pengen belajar, biar kalau butuh ikan aku segera bisa mencarinya
sendiri. Aku ingin mengalami mendapatkan ikan Dal, tidak hanya sekedar ikut senang melihatmu dan juga
Kartolo mendapatkan ikan banyak”, Jawab Sareh berbinar-binar.
Esoknya, Dalijo sudah bersiap dengan segala perlengkapan
mancing, ketika Sareh datang dengan perlengkapan yang sama. Kartolo tidak
nampak hadir. Dan mereka berdua segera berangkat menuju Dung Selur.
“Awas reh, lunyu..”, Ingat Dalijo.
“Iya Dal, santai wae..paling juga jatuhnya ke air” Jawab
Sareh pelan sembari meniti jalan bebatuan nan licin karena berlumut.
“Aooouwww…”, San sesaat kemudian..” Byurrr..” Sareh
terpeleset. Dalijo membantu menariknya naik dan basahlah sebagian pakaian
Sareh.
“Teles Dal..”Sapa Sareh. “Tidak mengapa, itulah bagian
dari perjuangan”, Jawab Dalijo. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dan
akhirnya sampailah mereka ke Dung Selur itu. Kemudian Dalijo menyiapkan semua
perlengkapan mancing, Sareh memperhatikan dan sembari itu dia mencobanya. Kemudian
Dalijo melemparkan pancing berumpan dengan kambang ke cekungan air yang sering
dinamakan kedung dan di tempat mereka
mancing itu dinamakan Dung Selur.
Beberapa saat mereka fokus ke kambang amsing-masing. Setelah
berjalan beberapa waktu, kambang Dalijo bergerak-gerak dan Dalijo menariknya. Seekor Wader besar tertangkap. Sareh
takjup dan kemudian mencoba menempatkan kailnya di tempat di mana Dalijo dapat.
Namun lama tidak jua Saeh mendapatkan ikan.
Nyamu nyamuk mulai mengganggu mereka dan nampak Sareh mulai
kesal. Kesabarannya nampak mulai terganggu sedangkan Dalijo semakin asik dengan
pancingnya yang semakin sering mendapatkan ikan.
“Dal, kok aku rungentuk balsss?”, Kesal Sareh bertanya Dalijo.
“Sabar, sareh,,,jangan buru-buru”, Jawab Dalijo enteng.
“Jalani dan plelajari semua yang kulakukan Reh, kamu
harus mengalami semua proses itu, biar nanti merasakan nikmat mendapatkan
ikan-ikan banyak”, Lanjut Dalijo.
Suasana senyap, hanya gemericik air dari atas di mana ada
air terjun setinggi 2 meter di atas dung Selur itu. Juga terkadang kicauan
prenjak dan burung Ether-ether menemani mereka, Dalijo dan Sareh. Apakah Sareh
akan bisa memancing dengan hebat seperti Dalijo?
Ingin usaha reservasi online?Klik INI
Semua bergantung bukan kepada Dalijo, namun kepada Sareh.
Semua proses yang dulu dialami Dalijo sudah diajarkan ke Sareh dan Sareh sudah
mengikutinya. Hanya titik kesabaran saja yang akan menentukan..
Usaha apapun pastilah akan menemui berbagai rintangan,
namun bukan rintangan yang mesti disesali. Cara menaklukan rintanganlah yang
perlu dialami dan diceriterakan ke semua orang.
Salam dari Temene Dalijo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar