“Dal, kamu ke mana saja kok luamuuua sekali tidak
nongol?, Sapa sareh yang memang merasakan Dalijo, sahabatnya sudah sekitar
setengah tahun tidak nongol.
“Haha..aku bertapa, tapabrata Reh. Itu weling dari
swargi simbahku, agar aku menjadi orang yang sabar dan kaya kamu, sareh”, Jawab
Dalijo, sembari mengambil sebatang rokok kesukaannya.
“Lho, Dal, jik doyan udud ya?Lha selama kamu ngumpet itu
kamu ngrokok gak? Tanya Sareh seolah penasaran ingin tahu.
“Ya enggaklah, masa ya iya dong..hehe.. Ora Reh, aku kuat
menahan diri tidak merokok selama menepikan diri. Dan ternyata aku kuat”,Jawab
Dalijo, alim sok bijak.
Kedua orang itu kemudian duduk dilincak sederhana, di
bawah pohon asem di depan rumah Dalijo. Asem yang sudah ada sejak dia kecil,
sejak masih bersama bapak dan simboknya. Pohon
Asem yang bersejarah, karena di bawah pohon Asem itu Daljio kepleset dan
hampir jatuh, namun dengan itu, cewek
yang ditaksirnya menjadi mau menjadi pacarnya..
“Piye perkembangan pilkadal, eits..pilkada Jakarta Reh?”,
Dalijo mencoba membuka obrolan, nampaknya meskipun lama menghilang demi
pertapaannya, Daljio masih peduli pilkada.
“Mlebu putaran dua Dal, makin parah” Jawab Sareh ketus.
“Lha emange ada apa kok makin parah, apa masih suka
nyerang Ahok pakai agama?Lha emang agama itu peluru yak ok dipakai menyerang?”,
Kejar Dalijo ingin tahu.
“
Embuhlah Dal, lha sekarang makin aneh, katanya kalau
pilih Ahok bisa masuk neraka. Lha neraka
itu miliknya sapa sehh?Milik Anies karo Sandi po miliknya FPI?KOk gara-gara
milih Ahok jadi ga boleh ke surge ya?Dal aku kemarin jane mau nyusul kamu nitip
doa, agar Neraka di gusur saja”, Ujar Sareh dengan nada penuh kekecewaan.
“Sekarang semua dicurigai, orang mau kasih sembako
dilarang, dilaporkan,orang, orang menengok yang sakit, juga dilarang. Semuanya,
kabeh serga dilarang”, Lanjut Sareh dengan nada semakin nampak gundah.
INGIN MERASAKAN SURGA? KLIK INI
“Itulah Reh kalau orang belum dewasa, orang tidak mau
dewasa. Umur boleh tambah, pendidikan boleh tinggi kaya kui lho, mantan menteri
sing dipecat. Tapi kedewasaan tidak bergantung dari usia dan tingkat
pendidikan. Kedewasaan bergantung dari sejauh mana manusia bisa mengolah rasa. Jika
mampu mengolah rasa dengan baik, dia kemudian berdialog dengan iman atau agama
yang di dalamnya ada etika dan tuntunan baik, maka manusia akan menjadi makluk
dewasa yang selalu menyenangkan”, demikian Dalijo berkotbah, seolah sudah
menjadi resi karena baru saja pulang dari bertapa.
“Wah, sekarang kamu makin hebat Dal, aku kagum. Kamu lebih
layak jadi menteri pendidikan atau agama, bicaramu lebih santun. Nanti aku tak
usul ke pakde Jokowi biar kamu dijadikan metri”, Kata Sareh penuh canda.
“Reh, aku tergelitik usulmu tadi, itu lho tentang Neraka
yang digusur. Sepertinya baik juga itu. Agama tidak harus diajari tentang surga dan neraka, itu urusan anti. Sekarang ya
baiknya menghadirkan nuansa surge yang penuh damai dan indah di dunia nyata ini”,
Ungkap Dalijo.
Siang makin beranjak, kemudian dua sahabat itu bergegas
menuju kali, nampaknya mereka hendak mandi. Mandi di kampung yang masih penuh
nuansa alami, mandi di kali..
Cerita Daljo masih akan berlanjut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar