Pagi-pagi,
Dalijo sudah di kebun. Dia diminta bapaknya memetik buah papaya di kebun. Menurut
bapaknya, papaya di pinggir kali, dekat pohon nangka di sebelah batu besar itu
sudah masak. Maka, jam 5 pagi Dalijo bangun, bergegas dengan semangat membara. Namun
sesampainya di kebun, Dalijo tidak melihat dan menemukan buah papaya yang siap
di petik. Setelah di dekati, ternyata buah itu kelihatannya baru saja dipetik,
namun Dalijo tidak tahu siapa yang memetiknya.
Dalijo
bingung, namun segera bergegas pulang, karena
pagi ini harus rewang di rumah Pakde Sura. Sesampainya
di rumah, Dalijo segera lapor Bapaknya.
“Pak, Pepayane
sudah tidak ada. tidak mungkin dipangan
Codot. Aku tidak tahu juga, siapa yang mengambilnya”, Lapor Dalijo Polos.
“Jangan
sembarang tuduh Cah Bagus, tidak baik itu. Siapa tahu jatuh
dan kamu tidak bisa menemukannya”, Jawab bapaknya.
“Tidak
mungkin kalau jatuh Pak, lha wong sekitare
padang njingglang. Mosok papaya bisa
lari?”, Jawab Dalijo penuh argument. “Pasti dimaling
orang pak”, Lanjut Dalijo. Bapaknya tersenyum, meletakkan kampak yang sedari
tadi dipakai untuk membelah kayu. Kemudian mendekati Dalijo,anaknya itu.
“Dalijo,anakku
sing bagus dewe, jika benar papaya
itu diambil orang, jangan kamu katakana dicuri. Mungkin diasedang sangat butuh,
sedang tidak punya uang untuk membeli. Makanya mengambil papaya kita, mungkin
juga tidak sempat meminta kepada kita. Dan seharusnya kita bersyukur lho nang,
kita tidak usah repot-repot mengantarkannya ke rumahnya, dia sudah mandiri,
mengambilnya sendiri”, Urai bapaknya dengan gambling.
Dalijo manggut-manggut,
entah paham atau tidak, namun setidaknya, bapaknya sudah memberinya pelajaran
tentang keiklasan. Saat kita iklas terhadap segala milik kita, dan tidak merasa
memilikinya, maka disitulah kedamaian itu terwujud. Namun saat kita merasa
memiliki, dan yang kita rasa sebagai milik itu diambil orang atau pihak lain,
ada kmarahan yang muncul. Kemarahan itu bisa mendorong kita melakukan apa saja.
Dendam,kecewa,sakit hati,adalah benih-benih tindakan jahat. Maka, iklaskan
semuanya.
nantikan kisah Dalijo berikutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar