Senin, 24 Oktober 2016

PAHLAWAN KECIL




Sepertinya tidak ada,atau sangat jarang orang menyukai binatang ini. Bahkan,baru-baru ini,pemerintah DKI Jakarta mengadakan gerakan untuk menangkap hewan ini, meskipun di dalamnya ada semacam pesan moral untuk kelompok tertentu.
Tikus, itulah binatang yang saya maksutkan. Hewan ini termasuk hewan pemangsa,yang selalu membuat kerugian untuk manusia (khususnya yang serakah lho ya). Dia akan memakan apa saja yang dia suka tanpa pernah permisi dan peduli. Dia termasuk ke dalam golongan hewan jorok karena bisa hidup di tempat yang sangat kotor sekali. 

Banyak orang membenci hewa ini dan selalu berupaya menyinglkirkannya dari kehidupan. Di setiap rumah, jika muncul hewan ini,maka akan dicoba diusir dengan berbagai cara. Sangat jarang orang berterima kasih atas kehadiran hewan ini,meskipun bisa memberi keuntungan besar. Tanya kepada pemilik perusahaan obat pembasmi tikus,berapa keuntungan mereka setiap hari?

Namun sekali lagi,meskipun memberi keuntungan besar,sepertinya tidak mungkin si pemilik parik racun tikus itu akan memelihara tikus dalam kandang mewah dan diletakkannya di ruang tamu mewahnya. Pasti akan jijik dan menyebalkan. Dari yang sedikit atau bahkan tidak ada orang yang diberi keuntungan akan hadirnya hewan ini,saya akan bercerita tentang “Jasa Kepahlawanan” hewan ini, terkhusus untuk saya, paling tidak dalam sebuah pagi.
Pagi itu,hari minggu. Hujan semenjak sore demikian mesra mencumbui bumi. Dingin menjadikan tidur sebagai pekerjaan yang paling menyenangkan, tidak peduli esok masih banyak pekerjaan lain menunggu. Maka,tidur nyenyaklah saya, ditemani hujan dan dingin malam. Saking nyenyaknya, hingga pagi menjelang sulit untuk beranjak dari dipan tempat tidurku yang sederhana. Suara ayam jantan berkokok,deru kendaraan melaju di jalan desa yang meraung,tidak bisa memanggilku dari tidur nyenyak saat itu. 
Hingga dalam sebuah kesempatan, masih dalam tidur,selah-olah ada benda bergerak di dekat punggng saya. Masih tidak peduli, saya tetap tidur. Kemudian saat benda hangat itu seolah bergerak-gerak,saya mencoba membalikan tubuh,benda itu terasa sangat dekat di depan hidung  saya. Ada desah nafas lembut dan juga bau asing yang mampir dalam indera penciuman saya. Penasaran,saya mencoba mendekatkan indera penciuman kea rah obyek yang menyalurkan desah nafas lembut itu. Semakin kuat aroma aneh,tidak sedap itu. Dan saat semakin penasaran,semakin dekat saya membuka mata.

“Arrrkkhhhh………………!” Ternyata seekor tikus kecil,ikut tidur di dalam selimut. Kaget hebat membuat saya melonjak,terbnagun dan sambil marah mencoba mengejar tikus yang keburu kabur menyelamatkan diri. Saya terbangun,melihat jam dan ternyata sudah menunjukan jam 05.15.  bersyukur tidak bangun terlalu siang,karena sejam kemudian mesti mengerjakan bagian dari tugas kehidupan. Ternyata tikus itu telah menolong saya terbangun dari nyenyaknya tidur. 
Terima kasih tikus atas jasamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH