“SETELAH
KENCING/BUANG AIR KECIL HARAP DISIRAM!”
Tulisan yang demikian
hampir ada di setiap kamar mandi atau WC umum. Tujuannya jelas, agar
pengguna,setelah menggunakan kamar mandi atau WC segera mengguyurnya dengan
air,supaya tidak berkembang biak bau yang tidak senonoh di dalam dan sekitar
kamar mandi atau WC tersebut.
Persoalannya adalah, apakah setiap yang orang
yang masuk ke dalam kamar mandi atau WC tersebut disiplin melakukannya?Atau
apakah jika semua melakukannya karena tedapat tulisan himbauan itu kemudian
jika tidak ada himbauan tidak melakukannya?Atau malah terjadi yang begini,
tidak menyiram atau mengguyurnya karena bukan miliknya dan sudah merasa
membayar?
Bagi siapa saja yang
membaca tulisan ini,mungkin malah pernah melakukan ketiga hal yang saya ungkap
di atas. Sering tidak disiplin menyiram
dengan air,minimal tiga gayung demi menjaga kebersihan dan kenyamanan. Tidak menyiram
dikarenakan merasa bukan miliknya dan merasa sudah membayar. Tidak menyiram karena
memang tidak peduli dengan yang lain. Mungkin juga terjadi yang
demikian,marah-marah atau ngamuk-ngamuk saat masuk karena kotor dan bau, namun kemudian
juga tidak membersihkannya malah ikut-ikutan melakukan tindakan yang sama,
setelah menggunakannya,juga tidak membersihkan.
Jika kita melakukan
tindakan kebersihan atau tindakan apa saja hanya berdasarkan petunjuk atau
perintah,berarti sifat kemanusiawian kita masih sangat rendah, masih seperti
balita yang semua-muanya minta dan menunggu perintah, karena jika tidak ada
petunjuk dan perintah kita tidak akan melakukannya,meski ada hati nurani yang
mendorong melakukan tindakan baik itu. Mengapa
saya mengatakan demikian? Karena sejatinya manusia itu makhkluk bernalar serta
memiliki perasaan. Jika bisa mempergunakan akal dan rasanya, maka meskipun
tidak ada tulisan yang mengharapkan melakukan sesuatu, ia (manusia itu, bagi
yang bukan manusia aman) akan melakukannya.
Sebenarnya, dari
tindakan di WC umum atau kamar mandi umum,kita bisa menilai kualitas
kemanusiawian kita sebagai manusia (sekali lagi yang membaca tulisan ini,dan
merasa bukan manusia tidak boleh marah dan ngamuk). Jika kita masih ingin
dikatakan sebagai manusia yang beradab,berakal budi dan memiliki rasa
kemanusiawian,maka mestinya kita bisa saling menjaga. Namun kenyataannya,di
negeri ini, yang namanya kamar mandi umum atau WC umum,kecenderungannya berbau
dan kotor. Ini mencerminkan sifat dan kualitas kemanusiawian kita. Bahkan,
seingat saya,Indonesia pernah menjadi juara satu kontes Toilet terkotor
seduni,waow…kerennn..
Dari Toilet, kita
bisa mengukur kualitas kemunusiawian
kita. Jika kita masih menjumpai toilet umum di negeri ini kotor dan
sangat berbau tidak sedap dan tidak senonoh ,maka itulah atau seperti itulah kualitas
kemanusiawian kita, orang Indonesia yang katanya bangsa yang paling agamis.
Maka, kembali ke kita semua (sekali lagi yang membaca
tulisan ini,yang tidak membaca kan tidak mungkin tahu), apakah kita akan
mempertahankan keadaan yang tidak baik itu,atau akan memulai memperbaiki citra
kemanusiawian kita?
Silakan memilih dan
jangan ikutan Om Ebiet G Ade,malah bertanya pada rumput yang bergoyang..
Salam Semesta dan
Selamat Berkarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar