Rabu, 26 Oktober 2016

CERMIN KUALITAS MANUSIA DARI TINDAKAN DI TOILET


 
“SETELAH KENCING/BUANG AIR KECIL HARAP DISIRAM!”
Tulisan yang demikian hampir ada di setiap kamar mandi atau WC umum. Tujuannya jelas, agar pengguna,setelah menggunakan kamar mandi atau WC segera mengguyurnya dengan air,supaya tidak berkembang biak bau yang tidak senonoh di dalam dan sekitar kamar mandi atau WC tersebut. 
Persoalannya adalah, apakah setiap yang orang yang masuk ke dalam kamar mandi atau WC tersebut disiplin melakukannya?Atau apakah jika semua melakukannya karena tedapat tulisan himbauan itu kemudian jika tidak ada himbauan tidak melakukannya?Atau malah terjadi yang begini, tidak menyiram atau mengguyurnya karena bukan miliknya dan sudah merasa membayar?

Bagi siapa saja yang membaca tulisan ini,mungkin malah pernah melakukan ketiga hal yang saya ungkap di atas.  Sering tidak disiplin menyiram dengan air,minimal tiga gayung demi menjaga kebersihan dan kenyamanan. Tidak menyiram dikarenakan merasa bukan miliknya dan merasa sudah membayar. Tidak menyiram karena memang tidak peduli dengan yang lain. Mungkin juga terjadi yang demikian,marah-marah atau ngamuk-ngamuk saat masuk karena kotor dan bau, namun kemudian juga tidak membersihkannya malah ikut-ikutan melakukan tindakan yang sama, setelah menggunakannya,juga tidak membersihkan.

Jika kita melakukan tindakan kebersihan atau tindakan apa saja hanya berdasarkan petunjuk atau perintah,berarti sifat kemanusiawian kita masih sangat rendah, masih seperti balita yang semua-muanya minta dan menunggu perintah, karena jika tidak ada petunjuk dan perintah kita tidak akan melakukannya,meski ada hati nurani yang mendorong melakukan tindakan baik itu.  Mengapa saya mengatakan demikian? Karena sejatinya manusia itu makhkluk bernalar serta memiliki perasaan. Jika bisa mempergunakan akal dan rasanya, maka meskipun tidak ada tulisan yang mengharapkan melakukan sesuatu, ia (manusia itu, bagi yang bukan manusia aman) akan melakukannya.

Sebenarnya, dari tindakan di WC umum atau kamar mandi umum,kita bisa menilai kualitas kemanusiawian kita sebagai manusia (sekali lagi yang membaca tulisan ini,dan merasa bukan manusia tidak boleh marah dan ngamuk). Jika kita masih ingin dikatakan sebagai manusia yang beradab,berakal budi dan memiliki rasa kemanusiawian,maka mestinya kita bisa saling menjaga. Namun kenyataannya,di negeri ini, yang namanya kamar mandi umum atau WC umum,kecenderungannya berbau dan kotor. Ini mencerminkan sifat dan kualitas kemanusiawian kita. Bahkan, seingat saya,Indonesia pernah menjadi juara satu kontes Toilet terkotor seduni,waow…kerennn..

Dari Toilet, kita bisa mengukur kualitas  kemunusiawian kita. Jika kita masih menjumpai toilet umum di negeri ini kotor dan sangat berbau tidak sedap dan tidak senonoh ,maka itulah atau seperti itulah kualitas kemanusiawian kita, orang Indonesia yang katanya bangsa yang paling agamis. 
Maka, kembali ke kita semua (sekali lagi yang membaca tulisan ini,yang tidak membaca kan tidak mungkin tahu), apakah kita akan mempertahankan keadaan yang tidak baik itu,atau akan memulai memperbaiki citra kemanusiawian kita?
Silakan memilih dan jangan ikutan Om Ebiet G Ade,malah bertanya pada rumput yang bergoyang..
Salam Semesta dan Selamat Berkarya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH