Kamis, 27 Oktober 2016

TAK BISA MELAWAN KESEIMBANGAN SEMESTA


“Kau kupu-kupu, kau harus sadar akan posisimu. Bahwa tugasmu dalam membantu pohon buah hanya menjadi perantara,bukan menjadi penikmat,apalagi pemilik buah”, Demikian Jawaban Malaekat ketika  seekor kupu-kupu mengungkapkan keinginannya, tidak sekedar menjadi pembantu penyerbukan,namun ingin menikmati buahnya.

Meskipun sudah ditolak serta disadarkan oleh Malaekat mengenai tugas dan kewajibannya sebagai kupu-kupu, yang hanya bertugas menjadi perantara penyerbukan, namun kupu-kupu tetap nekad. Ia enggan hanya sekedar menjadi perantara penyerbukan,ia ingin lebih tinggi lagi,menjadi penikmat buah dari penyerbukannya.

Begitulah kemudian, banyak pekerjaan kupu-kupu yang terbengkalai,semua karena keengganan si kupu-kupu melakukan tugas dan kewajibanya. Sempat ada hewan lain yang protes,semisal luak dan codot, karena kemudian tidak ada yang bisa mereka makan. Namun karena bentuk fisik Luak dan Codot yang kalah jauh dengan Kupu-kupu, maka suara mereka tidak di dengar oleh Malaekat. Dan ternyata pula, Malaekat itu bisa pilih kasih juga..

Waktu berganti dengan santainya. Kupu-kupu masih setia dengan keinginannya,ingin juga menjadi penikmat buah,meski  secara alami dia bukanlah yang demikian. Karena kedekatannya dengan Malaekat,ia bisa melakukan itu. Namun ia tidak  sadar,bahwa dia tercipta juga sebagai bentuk kesempurnaan dan keseimbangan Alam Semesta. Maka ketika keseimbangan semesta terganggu, maka yang lain juga merasakan harmoni yang terganggu.

Saat semesta terganggu,barulah semua merasakan ketidakberesan. Itu semua terjadi hanya karena hasrat Kupu-Kupu yang menolak jati diri sebagai perantara penyerbukan buah dan menginginkan menjadi penikmat buah. Sesuatu yang tidak salah sebagai sebuah hak untuk memilih, namun tidak sadar akan jati diri panggilan hakikinya.

Begitupun manusia, jika gagal memainkan perannya dengan benar,maka keseimbangan semuanya akan terganggu. Maka,jalan sederhana yang mesti dilakukan, kerjakan apa yang menjadi bagianmu,jangan melampaui dan jangan mengurangi. Jika  kalian adalah petani, lakukan tugas ke-petan-an dengan baik dan benar, jika kalian pedagang, lakukan tugas dagang dengan baik dan benar, jika kalian tukang bangunan, lakukan dengan tepat, jika kenek bangunan,juga lakukan dengan tepat. Jangan melakkan tugas sopir jika kalian adalah petani, jangan melakukan tugas berjaga jika kalian adalah akuntan. Jaga keseimbangan dengan baik.

Kembalilah kepada hakekat kehidupanmu dan juga tugas dan tanggung jawab aslimu
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH