“Kau kupu-kupu, kau harus sadar akan posisimu. Bahwa tugasmu dalam membantu pohon buah hanya menjadi perantara,bukan menjadi penikmat,apalagi pemilik buah”, Demikian Jawaban Malaekat ketika seekor kupu-kupu mengungkapkan keinginannya, tidak sekedar menjadi pembantu penyerbukan,namun ingin menikmati buahnya.
Meskipun sudah ditolak serta disadarkan oleh
Malaekat mengenai tugas dan kewajibannya sebagai kupu-kupu, yang hanya bertugas
menjadi perantara penyerbukan, namun kupu-kupu tetap nekad. Ia enggan hanya
sekedar menjadi perantara penyerbukan,ia ingin lebih tinggi lagi,menjadi
penikmat buah dari penyerbukannya.
Begitulah kemudian, banyak pekerjaan kupu-kupu
yang terbengkalai,semua karena keengganan si kupu-kupu melakukan tugas dan
kewajibanya. Sempat ada hewan lain yang protes,semisal luak dan codot, karena
kemudian tidak ada yang bisa mereka makan. Namun karena bentuk fisik Luak dan
Codot yang kalah jauh dengan Kupu-kupu, maka suara mereka tidak di dengar oleh
Malaekat. Dan ternyata pula, Malaekat itu bisa pilih kasih juga..
Waktu berganti dengan santainya. Kupu-kupu masih
setia dengan keinginannya,ingin juga menjadi penikmat buah,meski secara alami dia bukanlah yang demikian. Karena
kedekatannya dengan Malaekat,ia bisa melakukan itu. Namun ia tidak sadar,bahwa dia tercipta juga sebagai bentuk
kesempurnaan dan keseimbangan Alam Semesta. Maka ketika keseimbangan semesta
terganggu, maka yang lain juga merasakan harmoni yang terganggu.
Saat semesta terganggu,barulah semua merasakan
ketidakberesan. Itu semua terjadi hanya karena hasrat Kupu-Kupu yang menolak
jati diri sebagai perantara penyerbukan buah dan menginginkan menjadi penikmat
buah. Sesuatu yang tidak salah sebagai sebuah hak untuk memilih, namun tidak
sadar akan jati diri panggilan hakikinya.
Begitupun manusia, jika gagal memainkan perannya
dengan benar,maka keseimbangan semuanya akan terganggu. Maka,jalan sederhana
yang mesti dilakukan, kerjakan apa yang menjadi bagianmu,jangan melampaui dan
jangan mengurangi. Jika kalian adalah
petani, lakukan tugas ke-petan-an dengan baik dan benar, jika kalian pedagang,
lakukan tugas dagang dengan baik dan benar, jika kalian tukang bangunan,
lakukan dengan tepat, jika kenek bangunan,juga lakukan dengan tepat. Jangan melakkan
tugas sopir jika kalian adalah petani, jangan melakukan tugas berjaga jika kalian
adalah akuntan. Jaga keseimbangan dengan baik.
Kembalilah kepada hakekat kehidupanmu dan juga tugas dan tanggung jawab aslimu
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar