Senin, 03 Oktober 2016

DALIJO dan Batu Ajaib



Dalijo merasa bahwa hidupnya teramat miskin. Namun walaupun Dalijo tidak patah semangat, juga tidak mau dikasihani. Meskipun  miskin Dalijo tetap rajin membaca dan sekaligus bekerja, sesuai dengan kemampuannya. Suatu hari secara tak sengaja Dalijo yang sedang sendiri, membongkar-bongkar ruangan yang penuh dengan buku berserakan. Dalijo tertarik dengan judul sebuah buku, maka diambilnya buku itu. Dalijo membaca buku itu, yang ternyata adalah kuno.
Di dalam buku itu, isinya mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas.
Setelah membaca dan  mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu t ersebut, Dalijo pun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu. Ada secercah Asa dalam wajahnya yang termasuk kategori pas-pasan itu. Namun demikian, tidak membuat Dalijo berkecil hati.
Dalijo mengerti maksut dari tulisan di buku itu, bahwa batu ajaib itu agak hangat bila disebut, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya. Sesampainya di laut, Dalijo segera menemukan batu seperti yang ditunjukan dalam buku kuno yang dibacanya. Namun tidak juga Dalijo merasakan hangatnya batu, seperti yang ditulis dalam buku itu.
Setiap hari Dalijo memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja. Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut. Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun Dalijo berada di pantai itu.
Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya.
Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena Dalijo telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam. Dalijo melanjutkan 'permainannya' memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.
Bila hidup ini cuman suatu rentetan perulangan yang membosankan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.
Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti.

Pada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH