Sabtu, 29 Oktober 2016

MUJUR ATAU MALANG?




Ada sebuah cerita kuno, tentang seorang laki-laki tua yang sikapnya dalam memandang kehidupan berbeda sama sekali dengan orang-orang lain di desanya. Keanehan itulah yang sering menjadikan orang-orang disekitarnya  menjadi bingung, dan sulit mengerti alam pikir si laki-laki tua tersebut.

Rupanya laki-laki tua ini hanya mempunyai seekor kuda, dan pada suatu hari kudanya kabur. Para tetangganya datang dan menaruh belas kasihan kepadanya, dengan mengatakan kepadanya betapa mereka ikut berbela rasa atau  sedih karena kemalangan yang menimpanya.
Namun jawaban dari laki-laki tua itu  membuat mereka, orang banyak itu, heran.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemalangan?" dia bertanya.
                                        
Beberapa hari kemudian kudanya  yang sempat dinyatakan hilang itu pulang, dan ikut bersamanya dua ekor kuda liar. Sekarang si laki-laki tua punya tiga ekor kuda. Kali ini, tetangga-tetangganya mengucapkan selamat atas kemujurannya.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemujuran?" dia menjawab.

Pada hari berikutnya, sementara sedang berusaha menjinakkan salah seekor kuda liar, anak laki-lakinya jatuh dan kakinya patah.
Sekali lagi, para tetangga datang, kali ini untuk menghibur si laki-laki tua karena kecelakaan yang menimpa anaknya.

"Tapi bagaimana kalian tahu itu kemalangan?" dia bertanya.

Kali ini, semua tetangganya menarik kesimpulan bahwa pikiran si tua kacau dan tidak ingin lagi berurusan dengannya.

Walaupun demikian, keesokan harinya penguasa perang datang ke desa dan mengambil semua laki-laki yang sehat untuk dibawa ke medan pertempuran. Tetapi anak si laki-laki tua tidak ikut diambil, sebab tubuhnya tidak sehat!

Kita semua akan menghayati kehidupan yang lebih tenang kalau kita tidak terlalu tergesa-gesa memberikan penilaian kepada peristiwa yang tejadi. Bahkan apa yang paling kita benci, dan yang masih menimbulkan reaksi negatif kalau terpikirkan oleh kita, mungkin memainkan peranan positif dalam hidup kita.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH