Sabtu, 10 Desember 2016

TERIMALAH, JANGAN KAU TOLAK



Sesuatu yang baru, apalagi di dalamnya pernah ada isyu dan (mungkin) pengalaman kurang menyenangkan, pastinya akan membuat orang ragu untuk menerimanya. Demikian pula dengan Dalijo. 
Ingin tahu ajakan Teman Dalijo?Klik saja INI
Ia awalnya ragu untuk menerima ajakan temannya untuk memulai usaha yang sudah dilakukan oleh temannya itu. Meskipun teman Dalijo sudah meyakinkan berulangkali, namun baru pada bulan ketiga, Dalijo ikut dalam uaha temannya tersebut.

Meskipun ikut, namun sejatinya Dalijo masih belum 100%, masih ada segumpal ragu menggelayuti benak dan perasannya. Namun, semua itu berlalu dan tidak lagi menjadi pikirannya. Hingga setelah satu bulan, Daljio diajak untuk mengecek hasil dari usaha yang mereka jalankan. Dan, betapa kagetnya Dalijo, saat ada hasil yang ia dapatkan, meskipun sedikit. Dari situ kemudian Dalijo bertekat terjun total untuk mengikuti usaha sahabatnya dan mengembangkannya.  Delapan bulan kemudian, Dalijo merasakan manfaat luar biasa dari usaha yang ditawarkan rekannya,yang sempat ditolaknya itu.

Keraguan, memang akan selalu menginap lama di dalam diri manusia, siapapun dia. Kisah dan cerita-cerita orang lain,pasti akan ikut menyuburkan keraguan seseorang terhadap sesuatu yang baru. Tidak hanya dalam ranah sekuler, bahkan di area rohanipun, keraguan apsti akan menyertai sepanjang manusia menghuni alam semesta ini.
Narasi Injil Matius di pasal 11 ayat 2-11, yang menjadi bacaan Injil minggu ketiga adven ini, sedikit banyak akan berkisah tentang hal tersebut. Dan darinya, serta pengalaman ilustrasi Dalijo di atas, bisa menjadi cermin yang (mungkin) bisa menolong siapa saja untuk mengalahkan keraguan yang senantiasa menginap di dalam diri manusia. Yohanes Pembabtis mendengar berita tentang sepak terjang pelayanan Yesus, namun tak segera ia yakin serta percaya. Ia masih menyisakan sedikit ragu tentang kisah Yesus yang bekerja dengan sangat luar biasa itu. Demi menetralisir keraguan itu, Yohanes Pembabtis, mengutus murid-muridnya mengklarifikasi (Tabbayun.hehe) keberadaan dan kebenaran Yesus dan pekerjaan pelayanannya.

Sebuah usaha yang sangat positif, tidak serta merta melabrak dan mendemo. Di sini, ada sebuah sisi kerendahatian Yohanes. Ia ingin melihat semua dengan jernih dan jelas,ingin mengetahuoi dengan terang, maka ia mengutus murid-muridnya, karena ia sedang ada di dalam penjara. Sesampainya para murid Yohanes di dekat Yesus, diceriterakanlah oleh Yesus apa yang telah dikerjakanNya.

Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin  diberitakan kabar baik. 11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.

Yesus memberikan jawaban yang sangat tajam dan cerdas. Yesus tidak marah atau balik mengkritik Yohanes, justru Yesus menunukan tindakan baik yang ditujukan bukan sekedar untuk diriNya, melainkan demi menolong sesame. Dan itulah yang membuat murid-murid Yohanes menjadi tersadar dan percaya. Narasi Matius tidak menceriterakan apakah muird Yohanes kembali dan menceriterakan apa yang ia dengan dari Yesus atau tidak,namun justru cerita diarahkan ke orang banyak. Arah cerita Yesus, bukan merendahkan Yohanes, justru malah memberikan pujian istimewa kepada sosok atau tokoh Yohanes. 

Ini contoh,teladan kepemimpinan yang sejati, saling memberi keagungan kepada yang lain.
Untuk refleksi di Advend ketiga ini, ayat 6 menjadi sentral,yaitu tentang sikap orang yang menerima Yesus. Siapa saja yang menerima Yesus dikatakan akan mendapatkan kebhagiaan. Ini sangat penting, yang menerima Yesus akan menerima kebahagiaan, buka jabatan,kekayaan,pangkat atau yang lain. Semua itu kalah dengan kebahagiaan. Orang bisa bahagia namun tidak kaya, sedangkan belum tentu orang kaya bisa bahagia. Jadi, menerima Yesus adalah kunci kebahagiaan.

Persoalan akan seperti apa kebahagiaan itu, semua kembali ke dalam masing-masing pribadi. Karena bahagia itu urusan hati, bukan urusan harta, pangkat,jabatan dan popularitas. Ingat, Yesus dan Yohanes, saling melepas popularitas, mereka tidak saling berebut,hingga mereka bisa memberi teladan sempurna intuk para pengikutnya.
Untuk kita?Bagaimana sikap kita, apakah akan menerima kabar baik itu atau menolaknya?Silakan anda yang memilih sendiri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH