Rabu, 07 Desember 2016

NARASI WAKTU YANG TELAH BERLALU



Jarak bisa dipangkas dengan teknologi komunikasi. Kisah yang telah berserakan dan telah menjadi seperti kepingan-kepangan kembali,seolah punya ilmu rawarontek, yang dengan sekali mantra bisa terkumpul kembali. Semua itu terjadi karena kemajuan teknologi. Dengan media social yang merupakan “buah” pikiran dari anak-anak manusia cerdas, maka relasi dan komunikasi terajut kembali.

Ingin kerja dengan merdeka?Klik ini INI

Pun demikian dengan pengalamanku. Karena teknologi,kemudian terjadi komunikasi dan dari situ berkumpul kembali dengan sejarah masa lalu. Teman-teman semenjak SLTA yang sudah terpisah sekitar 21 tahun (kami lulus 1995), tersambung kembali, meski cuma sekedar komunikasi. Ada sesuatu yang aneh memang, saling terlupa,tidak percaya,meski kemudian semua terhempas manakala kenanngan-kenangan jadul itu sama-sama kami ingat, dan derai tawa mengalir laksana air gunung lawu,menuruni lerengnya di celah-celam lembah.

Saling melihat gambar, yang sekarang sedemikianmudah terbagi,sekali lagi dengan pertolongan media sosialm baik WA,BB maupun Line. Saling berbagi kisah,cerita,dalam narasi indah,jauh jarak namun sangat dekat nuansanya. Sembari saling berkabar, baik via grup maupun japri, disitu seolah terpanggil kembali kenangan-kenangan masa SLTA. Saat Nggabrul, jajan tidak membayar, teringat guru yang culun, namun sekarang menjadi kepala sekolah (Buat Pak Ngadimin, Guru PMP kami, meski PMP sudah terkubur danmenjadi disiplin ilmu bernama PPKn), salam dan sujut sungkembapak (jika membaca tulisan ini). Ahai..semua terasa kembali ke waktu di penghujung abad XX.

Tertarik usaha Reservasi Online?klik ini INI

Juga ada kisah, kesuksesan teman-teman,perjuangan teman-teman, keluh dan juga kesah di sana-sini. Semua itu adalah keindahan,adalah Zimfoni masa lalu yang terdendangkan kembali. Juga saat ada yang berulangkali bertanya, ini siapa ya?Kelas apa?Kok aku lupa, dan saat foto terkirim,ada derai tawa sembari menulis berita, “Aku ingat kawan..”. betapa di dalam sebuah “Perjumpaan”, seberapapun bentuknya dan modelnya, ada nyanyian indah, ada gita merdu tersenandung damai.

Perjumpaan yang melagukan kisah masa lalu, juga membuat letih tertahan,kantuk terbendung, hingga waktu seolah berputar cepat. Lewat tengah malampun terasa  baru saja meninggalkan senja, dan letih mata melihat layar monitor HP androit dengan resolusi tinggipun tiada terasa. Namun, pada akhirnya, raga ini sulit bertahan dari terjangan letih dan kantuk. Satu-persatu kawan berguguran memeluk malam dalam buaian mimpi. Dan percakapan akhirnya terhenti, namun justru di situlah aku bisa menuliskan kisah sederhana ini, semoga bisa memanggil semua untuk merasa, betapa ada  mutiara di setiap peristiwa.

Harapku, pagi ini saat mata terbuka dan kesadaran mulai menguasai, aku bisa mengirim tulisan ini,dengan berbagai cara. Kemudian mereka membaca, sembari tersenyum senyum sendiri,namun semua diterima dan disadari sebagai kepingan kisah di sebuah masa yang telah terlewati.
Salam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH