Jarak bisa dipangkas dengan teknologi komunikasi. Kisah yang
telah berserakan dan telah menjadi seperti kepingan-kepangan kembali,seolah
punya ilmu rawarontek, yang dengan sekali mantra bisa terkumpul kembali. Semua itu terjadi karena kemajuan
teknologi. Dengan media social yang merupakan “buah” pikiran dari anak-anak
manusia cerdas, maka relasi dan komunikasi terajut kembali.
Ingin kerja dengan merdeka?Klik ini INI
Pun demikian dengan pengalamanku. Karena teknologi,kemudian
terjadi komunikasi dan dari situ berkumpul kembali dengan sejarah masa lalu. Teman-teman
semenjak SLTA yang sudah terpisah sekitar 21 tahun (kami lulus 1995),
tersambung kembali, meski cuma sekedar komunikasi. Ada sesuatu yang aneh memang,
saling terlupa,tidak percaya,meski kemudian semua terhempas manakala
kenanngan-kenangan jadul itu sama-sama kami ingat, dan derai tawa mengalir
laksana air gunung lawu,menuruni lerengnya di celah-celam lembah.
Saling melihat gambar, yang sekarang sedemikianmudah
terbagi,sekali lagi dengan pertolongan media sosialm baik WA,BB maupun Line. Saling
berbagi kisah,cerita,dalam narasi indah,jauh jarak namun sangat dekat
nuansanya. Sembari saling berkabar, baik via grup maupun japri, disitu seolah
terpanggil kembali kenangan-kenangan masa SLTA. Saat Nggabrul, jajan tidak membayar,
teringat guru yang culun, namun sekarang menjadi kepala sekolah (Buat Pak
Ngadimin, Guru PMP kami, meski PMP sudah terkubur danmenjadi disiplin ilmu
bernama PPKn), salam dan sujut sungkembapak (jika membaca tulisan ini). Ahai..semua
terasa kembali ke waktu di penghujung abad XX.
Tertarik usaha Reservasi Online?klik ini INI
Juga ada kisah, kesuksesan teman-teman,perjuangan
teman-teman, keluh dan juga kesah di sana-sini. Semua itu adalah keindahan,adalah
Zimfoni masa lalu yang terdendangkan kembali. Juga saat ada yang berulangkali
bertanya, ini siapa ya?Kelas apa?Kok aku lupa, dan saat foto terkirim,ada derai
tawa sembari menulis berita, “Aku ingat kawan..”. betapa di dalam sebuah “Perjumpaan”,
seberapapun bentuknya dan modelnya, ada nyanyian indah, ada gita merdu
tersenandung damai.
Perjumpaan yang melagukan kisah masa lalu, juga membuat
letih tertahan,kantuk terbendung, hingga waktu seolah berputar cepat. Lewat tengah
malampun terasa baru saja meninggalkan
senja, dan letih mata melihat layar monitor HP androit dengan resolusi
tinggipun tiada terasa. Namun, pada akhirnya, raga ini sulit bertahan dari
terjangan letih dan kantuk. Satu-persatu kawan berguguran memeluk malam dalam
buaian mimpi. Dan percakapan akhirnya terhenti, namun justru di situlah aku
bisa menuliskan kisah sederhana ini, semoga bisa memanggil semua untuk merasa, betapa ada mutiara di setiap peristiwa.
Harapku, pagi ini saat mata terbuka dan kesadaran mulai
menguasai, aku bisa mengirim tulisan ini,dengan berbagai cara. Kemudian mereka
membaca, sembari tersenyum senyum sendiri,namun semua diterima dan disadari
sebagai kepingan kisah di sebuah masa yang telah terlewati.
Salam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar