Selasa, 06 Desember 2016

INVESTASI KEHIDUPAN UNTUK SEMESTA



Senja yang indah. Hujan tidak jadi berkunjung sampai sore ini. Langit berhiaskan mendung agak putih dan saat semakin sore, ada warna lembayung menghiasinya. Burung-burung pipit bermain di dahan-dahan pohon cengkeh dan pohon manga, sementara burung sriti berlomba menghias senja. Jauh di ujung barat daya, di atas bukit, meski nampak kecil,dua ekor elang terbang santai, mungkin sedang mengintai mangsa di ujung hari, sebagai bekal istirahat malamnya.
Sawah menghijau,terbentang bak karpet  purba membentang sejauh mata memandang. Gemericik air di parit-parit sawah menambah nuansa senja yang meriah. Di pertigaan jalan dusun, anak-anak bermain tanpa curiga, sungguh nuansa surge sangat kental terasa.
Dari sudut sebuah  jalan dusun, dari sebuah rumah limasan sederhana, muncul seorang usia paruh baya, memanggunl sebuah bibit tanaman. Usianya sekitar 70an tahun. Bahu yang legam terlihat karena hanya menggunakan kaos buntung nan kumal,wajah nampak keras namun ramah penuh senyuman. Dengan santai, sembari menghisap cerutu bikinan sendiri,menuju ujung sawah. Aku mengikutinya, karena aku mengenalalnya,dan sembari berjalan kami bercakap.

Bapak itu, Sagimin, begitu dia diberi nama orang tuanya,yang sudah kembali ke dalam keabadian. Pak Sagimin hendak menamanm dua batang cikal, bibit tanaman kelapa. Dan saat aku Tanya, mengapa harus menanam pohon kelapa yang panennya masih bertahun kemudina, Pak Sagimin menjawab, bahwa tujuannya bukanlah memanen untuk dirinya. Tujuannya adalah menanam, entah kapan dan siapa yang akan menuai,Pak Sagimin tidak begitu peduli.
Ingin usaha reservasi online?Klik ini INI
“ingkang Baken kula nanem Pak, perkawis kapan lan sinten ingkang samangke bade undhuh, pun kersane ingkang ngecet Lombok”, Demikian ungkap Pak Sagimin.  Arti dari ungkapan di atas adalah, yang penting menanam, masalah kapan dan siapa yang memanen,itu urusan Sang Pencipta. Sungguh sebuah pelajaran hidup yang sangat bermakna, sebuah teladan etos kerja yang agung, yang sedang tergerus di kalangan anak-anak muda negeri ini.
Pak Sagimin bukan ahli ekonomi, namun mengerti investasi, Pak Sagimin bukan ahli ekologi, namun peduli keberlangsungan alam dengan menanam dan menanam. Sore ini, langit dan cerahnya suasana juga menghadirkan kecerahan hidup untukku. Investasi dalam karya, etos kerja dalam cinta..
Terima Kasih Pak Sagimin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH