Awal bulan yang sangat berbeda. Tidak seperti
biasanya,saat gelap masih mencengkeram aku sudah bangun,namun pagi ini,saat
remangnya pagi menyeruak, aku baru terjaga. Sadar waktu berjalan berkeliling
menghirup sejuk udara pagi terbatas, aku
hanya berkeinginan mematikan lampu di pojokan gedung samping tempatku
tinggal.
Pintu kubuka, melangkah menuju ujung halaman. Lampu mati
saat saklar kupencet menuju titik off dari sebelumnya. Di sekitarku, karena sudah
terang, berkumpul banyak anak-anak ayam bersama dengan ibunya (kalau ayam aku
paham mana ibunya) sedangkan bapak-bapaknya tidak beserta mereka. Ibu ayam dan
anak-anaknya itu sedang asyik bekerja diselingi saling bermain, istilah
manusianya bercanda.
Mengais tanah dan rumpukan jerami kering,membuka sampah
kertas, mengejar serangga-serangga kebun yang kecil-lecil,serta terkadang
bermain perang-perangan. Maksut saya bermain duel satu lawan satu.
Sungguh menarik mengamati ayam dan aktifitasnya. Ada semangat
yang selalu membara setiap membuka hari, berkarya dan berkarya demi hidup
mereka. Mereka juga bergerombol,bukan untuk demo seperti berita di tipi-tipi,
akan demo tanggal 2 desember. Ayam-ayam itu bergerombol untuk bekerja,bekerja
dengan setia dan patuh . dalam kerja mereka diselingi dengan canda dan
tawa,senda gurau, sungguh sangat menyenangkan.
Sungguh berbeda dengan manusia,yang sering melakukan pekerjaan dan
tindakan namun hanya untuk sebuah kepuasan. Sering manusia bekerja dengan
saling melukai dan menyakiti sesamanya. Sering manusia saling merebut dan
merampas, ini berbeda dengan ayam-ayam itu. Benar mereka berebut, namun setelah
dimiliki oleh salah satu bagian dari mereka, tidak ada upaya sedikitpun untuk
merampasnya.
Ahaiii….pagi ini,dalam pengamaanku untuk ayam-ayam
itu,aku sangat terinspirasi. Dan kemudian membandingkan ayam-ayam itu dengan
golongan kami yang (katanya sihh) manusia. Betapa manusia sering merebut dan
merampas sesuatu yang sudah dimiliki oleh yang lain. Betapa demi merampas
itu,meski sudah sah dimiliki yang lain, rela membayar dengan harga mahal,rela
mengorbankan manusia yang lain, rela menjual segala sesuatu, bahkan (katanya)
ada yang menjual agama.
Sambil tersenyum sendiri,aku meninggalkan ayam-ayam
yang selalu ada dalam kedamaian itu, ingin segera menuliskannya. Dan saat aku
bagikan melalui blogku ini, jika ada yang membaca,silakan tersinggung. Kita,yang
merasa manusia ini,sering kalah kemanusiawiaanya dengan ayam-ayam sederhana
itu.
Mereka tidak saling merampas dan melukai,justru mereka
saling berbagi. Mereka tidak ingin dipuja-puji, mereka hanya ingin bekerja,demi
keberlangsungan hidup mereka. Mereka tidak
ingin melakukan tindakan demi sesuap makanan,mereka melakukan demi kehidupan..
Terima kasih ayam….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar