Kamis, 15 Desember 2016

GARUDA DI DADAKU



Malam yang sungguh sepi,meski baru saja hingar bingar masyarakat bersorak gembira merayakan kemenangan Timnas Indonesia. Ya memang, ada segumpal sukacita dari masyarakat Indonesia yang menyaksikan pertandingan final AFF Cup leg 1 antara Indonesia versus Thailand. Dalam ketercompang-campingan kereadaan, Timnas bisa membalikan semua prediksi. Kemenangan, tetaplah kemenangan, seberapapun bentuk dan wujudnya, maka haruslah tetap disyukuri.
Ingin cantik dan Kaya?Ini... INI
Reaksi pelatih timnas Thailand, Kiattisuk Sennamuang juga perlu diapresiasi,selain mengomentari kelengahan timnya, taklupa memberi apresiasi kepada  timnas Indonesia. Sebuah pembelajaran kehidupan yang sungguh indah, mengakui keberadaan,mengakui kekalahan dengan memberi sanjungan tulus kepada lawan main. Jika hal ini bisa dilakukan semua komponen masyarakat Indonesia, terutama di bagian politik, alangkah indahnya negeri ini.

Garuda di Dadaku, itulah salah satu lagu yang mampu membakar semangat masyarakat Indonesia, baik yang bermain maupun yang mendukung. Kobaran lagu itu hampir selalu muncul di iklan televisi dan juga membakar anak-anak kecil,juga anak penulis. Sebuah semburan semangat untuk menjaga serta menumbuhkan semangat kebhinekaan yang terganggu dengan kue politik yang –pada sisi tertentu- amat sangat menjijikan.
Entah apa yang ada di dalam benak para perusak kebhinekaan yang -sekali lagi maaf- mengatasnamakan kepercayaan tertentu itu. Tidakkah mereka melihat betapa peluh dan deru nafas anak-anak bangsa berpacu dengan detak jantung tanpa pernah mengenal letih dan takut itu mempermalukan mereka?Betapa mereka berbeda, baik suku,ras dan juga agama, namun sepakat bersatu, bahu membahu demi Nusantara tercinta?Apakah mereka juga sadar, berapa rupiah yang (akan) mereka terima, sepadankah dengan yang mereka keruk dari tingkah mereka yang tidak saja menyatukan negeri malah merusak?Sementara anak-anak bangsa itu, tanpa pernah terbesik mendapatkan rupiah, rela menyabung nyawa dan raga demi Indonesia tercinta?

Semoga, siapa saja yang hendak menghancurkan negeri tercinta ini, dengan apapun cara dan modelnya, melihat tayangan sepakbola semalam dan kemudian disadarkan bahwa tindakan mereka salah. Semoga masih ada setitik rasa malu di nurani mereka, sehingga kembali kepangkuan pertiwi.
Salam Persatuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH