Saat Datang Kiriman Buku..............
Sudah terhitung lama aku tak bersapa, karena memang beda.
Baik daerah,sejarah maupun trah. Juga “Aliran Iman” kamipun beda. Namun, saat
dunia dimanja dengan kemajuan dan teknologi semakin menimang kenikmatan hidup, serta kemudahannya, entah
kapan dan melalui apa,aku lupa, aku akhirnya bertemu.
Jadi ingat dahulu..dahulu sekali, sekitar 15 tahun silam,
saat ajaran baru datang,ada adik tingkat yang juga datang. Kasak-kasuk di kelas
kami,angkatan kami, terkhusus kaum lelaki…bahwa ada adik kelas yang sangat…(silakan
teruskan sendiri..) Namun berasal dari sebuah sinode yang mengerikan.. (lha
kalau berani menarik mahasiswanya keluar dari sinodenya, katanya mesti
mengganti biaya transfer,seperti pemain bola).. Makanya, ya…kami hanya sekedar
kasak kusuk…selain karena memang modal wajah kami pas-pasan semua..hahaha..(Jika ada temanku, UKDW 99 yang cowok, yang tersinggung, silakan demo...bawa ribuan orang juga gapapa...nanti terus doa bersama...)
Akh..itu cerita awal, sekedar mengenang sebuah waktu yang
telah berlalu..tulisan ini hendak mengungkap pengalaman saat menerima kiriman
buku..tentunya dari yang disebutkan di atas..
Buku yang bertema sangat membuat penasaran..”Pizza dari
Surga”. Awalnya aku enggan membaca, karena aku tidak suka Pizza, namun karena
ini sebuah prestasi adik angkatan saat kuliah (bukan karena cantik lho ya..itu
hanya pelengkap), maka aku memesan sekaligus tiga. Aku baru tiba dari wonogiri
saat kulihat di atas meja belajar anakku ada paketan, kutanya budhe yang momong
anak ragil kami. Katanya datang kemarin dan segera ku buka…ternyata buku yang
aku pesan.
Hal pertama yang kubaca adalah biodata penulis….hahaha…ternyata
adik kelasku ini sudah melesat bak meteor dalam hal prestasi kehidupan. Sungguh,
aku salut, karena aku masih berkubang pada sebuah lokalitas yang masih sangat
terbatas.. Tiak semua aku baca, eh,,,belum dink,,aku pilah dan pilih. Diantara waktu
baca, kuberkomunikasi, dan dimintanya membuat resensi..kujawab Siappp..
Dari 99 tema yang tersaji (jadi GR, itu angka khas angkatan kami 99), di nomor 67, Lihat Jejakmu. Sungguh
sangat menarik,bahwa jejak kehidupan itu selalu menjadi “arena” unik untuk
setiap manusia. Jika arena itu menyenangkan,maka ia akan selalu mengenang dan
menceriterakan dengan berapi-api. Namun sebaliknya, jika arena itu hitam dan
gelap,maka manusia akan mencoba semampunya menghapus dan memusnahkan jejak
gelap itu, meskipun sadar tidak mungkin terhapus.
Ada sedikit salah ketik, Pasti namun tertulis Pasati,
namun tidak mengurangi makna. Dalam setiap jejak kehidupan, apapun itu keadaan
dan bentuknya, jika manusia mampu merenungkannya, pasti ada jejak-jejak Sang
Illahi yang menemani. Tidak saja di arena terang menyenangkan, namun juga di
arena gelap menyeramkan. Dan melalui
tulisan Jejak di buku istimewa ini, semua manusia diajak untuk jujur mengakui
pengalaman kehidupannya.
Di pengalaman itu,pasti ada “sesuatunya”, yang darinya
ada Sang Maha Kekal itu. Seperti perjalananku sedari kemarin. Rute Salatiga-Solo-Sukoharjo-Wonogiri-Purwantoro,
menginap kemudian balik kembali,juga merasakan betapa selalu ada kemuliaan ,ada
karunia dalam setiap peristiwa. Saat dalam perjalanan, mampir Pom bensin,makan
di warung, saat hujan,sat berkabut, saat berjumpa saudara, saat bercengkerama,
saat anak-anak rewel..semua selalu ada makna..seperti Pizza, yang isinya
beraneka bahan makanan..
Dan, terima kasih untuk bukunya ya..Lanjutkkan terbangmu
memberi makna untuk sesame..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar