Jumat, 03 Agustus 2018

NOMER SIJI


03/08/19

SEBENING EMBUN
Keluaran 12 :43-13:2
Mazmur 78:23-29
1 Korintus 11:27-34


“…Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan Israel, baik pada manusia atau pada hewan. Akulah yang empunya mereka..” Keluaran 13:2

Hamper semua orang menginginkan dirinya menjadi nomor satu, khususnya untuk hal-hal yang benar dan menyenangkan. Selain menyenangkan, sesuatu yang membanggakan juga sering diperjuangkan manusia, agar bisa menjadi nomor satu. Apa saja yang membanggakan itu? Pengalaman,kekayaan,kepopuleran dan juga kekuasaan. Demi itu semua, manusia sering mempertaruhkan segalanya, baik pertemanan,persaudaraan dan juga hidupnya sendiri. Semua digadaikan demi yang nomer siji tersebut

Uniknya, tidak semua yang “NOMER SIJI” dalam bingkai pemikiran manusia itu sama dengan kehendak Sang Empunya Kehidupan.semisal, pekerjaan rohani dalam pelayanan keberimanan. Tidak semua orang berlomba menjadi nomer siji, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Nomer sijinya justru dalam sisi negative, berlomba untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan yang bersifat kerihanian atau kegerejaan. Bisa jadi karena pekerjaan ini (pelayanan) bukanmasuk ranah pekerjaan yang membanggakan atau membuat orang terkenal.

Perintah Tuhan dalam keluaran 13 ayat 2 tegas. Menomorsatukan Tuhan dengan gambaran agar umat Israel mempersembahkan anak sulungnya. Dalam bahasa metafora, anak sulung bisa dimaknai yang paling utama, artinya persembahkanlah apapun yang di dalam hidupmu adalah nomor satu. Bisa jadi masing-masing orang berbeda terkait “yang nomor satu” itu, tetapinasehat Alkitab jelas, semua yang utama dalam hidupmu, persembahkanlah kepada Tuhan. Titik .

Nah, pagi ini kita diajak untuk menomorsatukan Tuhan. Membaca renungan ini bisa menjadi sarana, namun bisa juga tidak. Hayo, yang hanya kasih jempol dalam grup WA, ingat,ini bukan sekedar itu tujuannya, namun benar-benar merenungkannya. Yang mau tersenyum boleh lho ya sembari membaca tulisan ini, yang marah juga boleh kok..tidak menjdi soal..

“Lho pak, kalau tidak baca renungan ini boleh ga?” Tanya Dalijo.
“Yoraopo, mosok ramaca isa ngerti Jo”, Jawab mbahe..


Sing penting, ayo kita menomorsatukan Tuhan dari yang nomer siji dalam hidup kita..

Salam
Mbahe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH