03/08/19
SEBENING EMBUN
Keluaran
12 :43-13:2
Mazmur
78:23-29
1
Korintus 11:27-34
“…Kuduskanlah
bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan Israel,
baik pada manusia atau pada hewan. Akulah yang empunya mereka..” Keluaran 13:2
Hamper
semua orang menginginkan dirinya menjadi nomor satu, khususnya untuk hal-hal
yang benar dan menyenangkan. Selain menyenangkan, sesuatu yang membanggakan
juga sering diperjuangkan manusia, agar bisa menjadi nomor satu. Apa saja yang
membanggakan itu? Pengalaman,kekayaan,kepopuleran dan juga kekuasaan. Demi itu
semua, manusia sering mempertaruhkan segalanya, baik pertemanan,persaudaraan
dan juga hidupnya sendiri. Semua digadaikan demi yang nomer siji tersebut
Uniknya,
tidak semua yang “NOMER SIJI” dalam bingkai pemikiran manusia itu sama dengan
kehendak Sang Empunya Kehidupan.semisal, pekerjaan rohani dalam pelayanan
keberimanan. Tidak semua orang berlomba menjadi nomer siji, justru yang terjadi
adalah sebaliknya. Nomer sijinya justru dalam sisi negative, berlomba untuk menghindari
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat kerihanian atau kegerejaan. Bisa jadi karena
pekerjaan ini (pelayanan) bukanmasuk ranah pekerjaan yang membanggakan atau
membuat orang terkenal.
Perintah
Tuhan dalam keluaran 13 ayat 2 tegas. Menomorsatukan Tuhan dengan gambaran agar
umat Israel mempersembahkan anak sulungnya. Dalam bahasa metafora, anak sulung
bisa dimaknai yang paling utama, artinya persembahkanlah apapun yang di dalam
hidupmu adalah nomor satu. Bisa jadi masing-masing orang berbeda terkait “yang
nomor satu” itu, tetapinasehat Alkitab jelas, semua yang utama dalam hidupmu,
persembahkanlah kepada Tuhan. Titik .
Nah,
pagi ini kita diajak untuk menomorsatukan Tuhan. Membaca renungan ini bisa
menjadi sarana, namun bisa juga tidak. Hayo, yang hanya kasih jempol dalam grup
WA, ingat,ini bukan sekedar itu tujuannya, namun benar-benar merenungkannya. Yang
mau tersenyum boleh lho ya sembari membaca tulisan ini, yang marah juga boleh
kok..tidak menjdi soal..
“Lho
pak, kalau tidak baca renungan ini boleh ga?” Tanya Dalijo.
“Yoraopo,
mosok ramaca isa ngerti Jo”, Jawab mbahe..
Sing
penting, ayo kita menomorsatukan Tuhan dari yang nomer siji dalam hidup kita..
Salam
Mbahe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar