Selasa, 04 Juni 2019

“Belajar dari Beningnya Embun”

BAHASA CINTA EMBUN



Tak ada yang menyangkal bahwa embun itu akan selalu bening. Embun itu akan selalu hadir dalam keteduhan dan kebersahajaan alami,keramahan purbakala yang menghadirkan romansa indah siapapun yang  “sempat” menikmatinya. Embun itu akan selalu hadir dalam ketenangan alami. Hadir dalam suasana damai dan santun, tanpa gejolak,tanpa hiruk-pikuk,tanpa kekerasan.

Embun yag bening itu tidak  selalu berasal dari sumber yang bening juga. Ia adalah internalisasi/kristalisasi dari uap air segala keadaan. Uap air yang juga beraneka macam. Baik air yang bening, air yang keruh, air yang bergejolak, air yang dingin, air yang penuh polusi, air yang belum tersentuh tangan-tangan jahil manusia. Semua menguap dan kemudian berproses menjadi embun. Melewati tingginya keadaan, mengarungi  badai, terhempas angin tanpa pernah mampu mengendalikan diri. Namun semua proses itu  adalah “Jalan” yang mesti ia tempuh demi hadir dalam bening yang elok dan rupawan. Bening yang kepadanya semua mata akan takjub memandangnya. Takjub tanpa pernah mau “belajar” dari kisah perjalanan embun yang berkelok dan berliku.

Hidup manusia adalah sebuah perjalanan panjang yang –kadang- belum terlihat ujungnya. Di setiap keadaan manusia selalu menghadapi aneka pergulatan dan pergumulan persoalan. Terkadang manusia hadir dalam wajah yang menggambarkan keramahan dewata, namun terkadang manusia hadir dalam wajah bengis bagai wajah Rahwana. Maka, belajar dari embun yang mampu mengolah diri dalam segala keadaan untuk mampu “Tampil dalam Panggung Publik” dengan bening adalah kemestian bagi kebersamaan hidup ini. Manusia semestinya mampu “mengolah” segala bahan dasar pengalaman hidup menjadi sebuah tampilan yang bening. Takpeduli ada beban yang menggantung, ada persoalan yang rumit,ada gejolak yang membara. Namun yang paling utama adalah kemampuan mengolah semuanya. Mengolah untuk kemudian menjadi menu siap saji tuk dinikmati yang bening laksana embun.


Selamat Mengolah segala demi hadir wajah kita yang bening.

JANGAN TAKUT DENGAN KOLESTEROL..NUTMEG SOLUSINYA



Catatan: Tulisan ini pernah di muat di satuharapan.com dengan penulis yang sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH