TULISAN DI ATAS PASIR
Semilir angin pantai
menerbangkan anak-anak rambut gadis manis itu. Rambutnya yang panjang, wajahnya
yang oval oriental semakin terlihat berkilau saat tamparan matahari senja juga
ikut membelai wajahnya. Dari lautan, ombak berbuih putih menggulung berkejaran
seolah tiada lelah
.
Di samping gadis itu juga berjalan seorang pemuda, berkulit
sawo matang,badan tegap dengan rambut agak ikal. Wajah lelaki muda itu nampak
keras meski ketengan juga mendominasi. Diantara terpaan angin dan tamparan
lembayung sinar matahari senja, justru keteduhan yang terlihat darinya.
Pada sebuah bentangan pasir
putih pantai itu,saat ombak nampak lama menjauh dari bibir pantai, kedua sejoli
itu berhenti. Tidak lagi mereka menghadap ke arah matahari, namun justru
menghadap ke arah datangnya ombak, menghadap ke arah laut. Jarak berdiri mereka
semakin mendekat dan nampak, tangan pemuda itu menggenggam jemari gadis
berambut panjang berwajah oval oriental itu.
Semilir angin dan deburan ombak
belum jenuh mencumbui pantai. Terlihat diantara buih putih ombak, burung-burung
Camar bermain dengan riang tanpa pernah gentar, kerena memang itu dunia mereka.
Saat ombak besar bergulung mendekat pantai, serentak kedua anak manusia itu menghindar,
berlari mundur menjahui serbuan ombak.
Mereka tampak sudah tidak
bergandengan tangan lagi, namun nampak menyaksikan bekas ombak yang airnya
kembali ke arah laut. Beberapa hewan tertinggal karena kalah cepat dari larinya
air. Bekas ombak yang menghempas pasir di pantai itu nampak seperti kanvas
alami yang polos dan siap tergores apa saja. Saat dua sejoli itu berjalan
mundur, nampak jejak-jejak kaki mereka jelas menghias pasir yang usai dicumbu
ombak.
“Jejak langkah kita berdua
nampak terlihat jelas, lebih jelas dari jejak makluk yang lain” Gadis itu
berucap sembari menunjuk ke arah jejak kaki mereka. Lelaki itu diam, namun
tersenyum, kemudian bersikap seperti orang yang hendak duduk. Sejurus kemudian,
ia menulis di atas pasir itu. Tulisan yang sangat jelas, rangkaian abjd-abjad
itu membentuk sebuah nama dan tersambung diantara sebuah gambar tanda ada nama
yang lain.
Inilah..PINTU MASUK KEMANDIRIAN KEUANGAN
Gadis itu tersenyum sumringah
saat melihat dan mebaca tulisan itu. Senyum yang terlihat bahagia. Kemudian lelaki
itu berdiri, menarik tangan gadis itu, menggenggamnya. Ombak masih berdebur
seolah takpeduli dengan sekitarnya, baginya, dunianya tidak bisa diganggu
seperti dia yang juga enggan mengganggu. Sementara, bola merah Alam Semesta,
sang mentari itu seolah sudah letih di kaki langit. Merahnya tak lagi membara,
namun merah yang lembut. Udara masih semilir dan alam semakin terasa romatis
saat lentingan suara camar ikut menghias suasana senja. Sepasang Anak manusia
yang sedang dilanda Suka Dewasa itu masih terlihat saling bergenggaman tangan,
seolah enggan diselingi nuansa semesta yang lain.
Saat kemudian ombak kembali
menggulung dan menyerbu pasir di pantai itu, baru kedua muda-mudi itu melepaskan genggaman mereka,
meloncat mereka menghindari terjangan air laut. Kembalinya air laut menggelitik
kaki-kaki mereka, dansaat semua kembali, terdengar jeritan tertahan dari gadis
itu.
“Tulisan itu ke mana????!!”
Sambil mencari-cari tulisan di pasir yang baru saja menjadi saksi romantisnya
senja untuk mereka berdua.
“Tulisan itu telah sirna
bersama air laut yang berpadu menjadi ombak. Biarlah tulisan itu hilang, namun
jangan sampai tekad kita hanya seperti tulisan yang di Pasir ini. Tulisan itu
memang lenyab, karena dia hanya tertulis di pasir laut yang selalu berubah
karena ombak dan juga jejak yang lain. Aku tidak menyesalinya, karena aku
sebenarnya ingin berkata kepadamu. Bahwa jangan kita hanya berpatokan pada
sesuatu yang nampak karena dia hanya sementara. Berpeganglah pada semangat
ombak itu,pada semilir angin itu, pada senja ini,dia akan abadi meski terkadang
pergi” Pemuda berwajah keras namun tegar itu berkata sembari mendekati Gadis
berambut panjang dan berwajah oval oriental itu.
Gadis itu mengangguk,
kemudian mereka menuju sebuah tempat. Di sana menunggu Motor tua nan sederhana
untuk mengantarkan mereka, entah mana tempat tinggal mereka. Senja semakin
beranjak sempurna, untuk digantikan Malam. Ombak masih berdebur,pasir dan
pantai masih setia di sana.. Sementara jejak-jejak dua muda-mudi itu sudah
tertelan gelap malam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar