KOSONGKAN DULU GELAS ITU
Liburan yang sangat ditunggu
oleh anak-anak. Pergi ke pantai adalah kegiatan favorit anak-anak kami, maka
saat liburan mulai kami segera meluncur ke pantai selatan, tempat yang dekat
dengan rumah leluhur kami. Sesampainya di pantai, anak-anak segera menuju ke
air, bermain sepuasnya sementara kami menjaga anak kami yang paling kecil. Niatnya
ingin seperti kakak-kakaknya, namun kondisi tubuhnya belum memungkinkan.
Sepanjang pagi menjelang
siang kami bermain air dan pasir. Kami melepas penat dan jenuhnya kehidupan
yang secara rutin menghinggapi kami. Dan pantai itu seolah menjadi ruang bebas
untuk melepas segalanya. Meski berkejaran, meski berlarian hampir tiga jam,
namun nampaknya letih itu tidak juga kami rasakan. Dan saat lapar mulai
menghampiri kami, kami menepi, menempatkan diri pada sebuah dangau sederhana di
bawah pohon Nyiur nan teduh.
Kami bersiap makan dan pada
saat itulah kisah ini menjadi kisah yang begitu mengispsirasi kami. Saat kami
hendak makan, ternyata gelas yang kami bawa terbatas, hanya dua. Dan kedua anak
kami ingin masing-masing satu. Saat yang paling kecil juga ingin minum,
terjadilah rebutan. Usai minum yang tidak sampai habis, anak terkecil kami
memberikan gelas kepada kakaknya yang pertama, keadaan gelas masih terisi,
bahkan masih terlihat hampir penuh. Saat si anak nomor satu jendak meminta
minum dan minta saya menuangkannya, dia tidak segera menghabiskan sisa adiknya,
maka tumpahlah air dari teko itu. Berulang kali hal demikian terjadi. Dan kami
baru sadar, bahwa sebelum gelas itu kosong atau di kosongkan, tidak mungkin
bisa diisi dengan air yang baru.
Pikiran dan konsep hidup
manusia juga sama seperti gelas yang berisi air itu. Sepanjang masih dipenuhi
dengan isi yang lama, pemikiran yang lama, konsep yang lama, maka seberapapun
diberi yang baru tidak akan masuk. Malah justru akan sia-sia, yang baru akan
tumpah dan menghilang entah ke mana. Pikiran kita juga demikian. Semua dikuasahi
paradigma lama, baik itu konsep agama, sosial kemasyarakatan, konsep ekonomi,
usaha, bisnis dan petanian, semua masih berkonsep lama. Jika demikian,
seberapapun ada konsep ataupun ide baru, tidak mungkin akan masuk dan membuat
perubahan.
Orang lebih suka mengambil
air dari sumber air dengan ember daripada membuatkan saluran air. Orang lebih
suka bekerja bertaruh waktu dan tenaga daripada membuat sistem yang kokoh,
lebih suka menjadi buruh pabrik daripada berusaha sendiri. Nah, bagaimana
dengan anda?
SALAM HANGAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar