Ladang lereng perbukitan itu
nampak menghijau. Aneka tanaman menghiasi tegalan model terasering yang memang
paling cocok di tempat itu. Sebuah daerah di gugusan pegunungan seribu, belahan
selatan Pulau Jawa, sebuah daerah pinggiran di Salah satu wilayah Propinsi Jawa
Tengah. Daerah itu tandus, namun kreatifitas petaninya sungguh sangat perlu
diapresiasi. Diantara celah-celah bebatan karang dan kapur, sedikit tanha bisa
dijadikan media untuk menanam apa saja.
“Pak, mengapa memilih menanam
Kelapa di pinggiran tegalan ini?Mengapa tidak ditanami ubi atau singkong saja?”,
Tanya Seorang Pemuda berkumis tebal dan berjenggot lebat,yang sore itu sedang
bersama dengan sebuah rombongan kelompok suatu agama tertentu,terlihat dari
simbol Salib di jaket beberapa peserta.
“Tidak mas, kalau ditanami Singkong
atau Ubi,repot. Selain hama yang selalu menyerang, juga karena mesti tiap tahun
menanami baru. Kalau saya tanami Kelapa, meski tidak bisa langsung setahun
panen namun saat mulai panen pasti akan bertahan lama”. Jawab Pak Tani itu dengan jelas, sembari
menyingkirkan dan mencabuti rerumputan di sekitar tegalannya.
Dalam perjalanan pulang, kami
terdiam,mungkin masing-masing letih. Hanya saya yang terdiam sembari merenung. Falsafah
bapak tani tadi sungguh menarik, menamam sekali namun berharap hasil
berkali-kali. Meski harus menanti dalam rentang waktu yang tidak sebentar.
JALAN SUKSES
Terkadang kita salah membangun kerangka berpikir. Menanam ubi atau sayur namun berharap akan selalu panen seperti Kelapa, atau sebaliknya, menanam Kelapa namun berharap akan segera dipetik seperti menanam sayur ataupun ubi. Salah berpikir ini bisa berakibat salah menjalani hidup dan kesalahan bisa berakibat sangat fatal. Apa akibatnya?Gagal menata kehidupan dan selalu sepanjang hidupnya terjerembab dalam kubangan persoalan-persoalan yang semestinya bisa diselesaikan dengan baik di waktu yang telah berlalu.
Terkadang kita salah membangun kerangka berpikir. Menanam ubi atau sayur namun berharap akan selalu panen seperti Kelapa, atau sebaliknya, menanam Kelapa namun berharap akan segera dipetik seperti menanam sayur ataupun ubi. Salah berpikir ini bisa berakibat salah menjalani hidup dan kesalahan bisa berakibat sangat fatal. Apa akibatnya?Gagal menata kehidupan dan selalu sepanjang hidupnya terjerembab dalam kubangan persoalan-persoalan yang semestinya bisa diselesaikan dengan baik di waktu yang telah berlalu.
Salam Hormat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar