Tiba-tiba aku mengingat kalian…yang sudah terlebih
dahulu pulang ke dalam keabadian.
Saat aku gagal memahami engkau, aku gagal
memaklumimu,memaklumi kalian…
Saat aku marah dan geram ketika engkau menjadi
seperti anak-anak. Aku saat itu lupa, betapa dahulu, dengan sangat sabar dan
telaten, kalian berdua memanduku,menopangku, membimbingku..
Saat pikun menyergapmu dalam erangan sakit dan
perihnya derita..aku baru sadar, betapa sabar kalian menolongku mengerti dunia
ini..
Saat aku agak malas memandikanmu..aku abru sadar
saat ini, saat engkau, saat kalian sudah tidak bersamaku, betapa dahlu kalian sabar
membujukmu mandi dalam segala kenakalanku..
Malam ini..dalam keheningan..dalam kesepian..dalam
kesdaran..aku teringat..betapa berat aku memapahmu menuju kamar mandi untuk
sekedar beritual jasmani… dan aku tersadar, betapa dahulu dengan tidak mengenal
letih, kau mangajariku berjalan, memapahku…menuntunku…
Bapak…Simbok..
Maafkan aku..yang terlambat sadar..terlambat
mengerti ingin dan harapmu..sementara selalu kalian mengerti aku..mengerti kami
anak-anakmu…
Kini..saat ruang dan waktu memisahkan..meski hati
dan rasa ini takmungkin terpisah..aku tersadar…
Betapa pengorbanan kalian tiada terbatas…
Kesunyian ini..memanggilku rinduku pada kalian..
memanggil kenangan maa silam..saat keindahan dalam perjuangan pekerjaan
menyatukan kita.. saat hujan dan panas mengurng kita…
Bapak.. Simbok…
Aku merindumu… ingin kau hadir dalam
mimpiku..ingin kau menyapaku kembali… meski harapku sulit terwujud..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar