Kamis, 29 September 2016

Berkebun dengan Sistem Hidroponik


Ingin Jadi agen Tiket?
KLIK DI SINI 
Berkebun secara hidroponik dapat memberikan beberapa keuntungan. Salah satunya adalah dapat memproduksi tanaman lebih tinggi dibanding media tanah biasa. Tanaman hidroponik juga tidak mudah terserang hama dan penyakit. Dari sisi pertumbuhan, tanaman hidroponik lebih cepat tumbuh. Apabila tanaman mati, dapat diganti dengan tanaman baru dengan mudah.

1. Media Tanam

Berdasarkan media tanamnya, hidroponik dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, kultur air. Pada media ini, tanaman ditanamkan di media yang mengandung larutan tertentu. Larutan tersebut mengandung hara makro dan mikro. Dalam proses pertumbuhannya, akar akan menyentuh larutan tersebut. Kedua, kultur agregat. Media yang digunakan dalam jenis ini adalah pasir, kerikil, sekam (padi), dan lain-lain. Sebelum dijadikan media tanam, media tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Ketiga, nutrient film technique. 

JENDELA KESUKSESAN 

Tanaman ditanam di media berupa selokan panjang dan sempit yang terbuat dari bahan lempengan logam tipis tahan karat. Setelah mengaliri media tersebut dengan larutan yang mengandung hara, akan tumbuh film (lapisan tipis) yang menjadi makanan tanaman.Media tanam tanaman hidroponik tidak sulit ditemui. Di toko pertanian sudah banyak yang menyediakan kebutuhan untuk menanam secara hidroponik. Tersedia pula nutrisi siap pakai yang ditujukan untuk berbagai tanaman seperti paprika, tomat, melon, dan mentimun.

2. Bahan-bahan yang Diperlukan

Media tanam pot ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot seperti tanaman sayur terong dan lain sebagainya. Selain itu, dapat juga berupa tanaman tahunan seperti jambu, kedondong, atau bisa juga bunga-bungaan. Sebaiknya, pot yang dipakai adalah pot beritngkat dan dilengkapi juga dengan wadah penampung air di bagian dasarnya.
Bahan pot bisa terbuat dari tanah liat atau dari plastik. Anda bebas memilih salah satunya, sebab keduanya mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pot yang terbuat dari tanah liat mempunyai kelebihan mampu menjaga stabilitas temperatur media, tetapi mudah rusak dan juga cepat berlumut. Sementara itu, pot yang terbuat dari plastik lebih awet, tetapi tak dapat melewatkan air dari dinding pot, sehingga stabilitas media menjadi tak stabil.
Seperti yang telah diulas sebelumnya, media tanam untuk sistem bertanam ini di antaranya adalah pasir, batu zeolit, batu apung putih, batu kali, pecahan batu bata, dan kawat kasa nilon. Untuk tetap menjaga sterilitas bahan, semua bahan sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum dijadikan media tanam. Sementara itu, tanamannya dipilih tanaman yang sudah tumbuh dalam polybag serta siap direplanting ke dalam pot.

3. Cara Penanaman

Jika seluruh bahan telah siap, langkah selanjutnya adalah mengambil kawat kasa nilon dan letakkan di bagian dasar pot. Setelah itu, masukkan pecahan batu bata selapis, lalu bagian atasnya diberi batu apung serta batu seolit sampai sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Kemudian, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke dalam pot. Caranya adalah dengan membersihkan akar tanaman yang telah tumbuh pada polybag tersebut, yaitu melarutkan media tanam berupa tanah ke dalam air.
Sesudah akar-akarnya terlihat bersih, coba amati kembali akar tersebut. Jika terdapat akar yang rusak atau terlalu panjang (sesuaikan dengan besar tanaman maskot serta pot), sebaiknya segera dipotong. Sama halnya dengan daun yang jika terlalu rimbun, sebaiknya dikurangi.  Selanjutnya, bibit ditanam di dalam pot yang telah terisi bahan sepertiga bagian dan lakukan kembali penambahan media tanam sampai dua pertiga bagian pot.
Langkah berikutnya yaitu mengisi pot bertingkat dengan nutrisi yang diperlukan. Untuk yang pertama kalinya, tanaman harus ditutupi dengan plastik transparan selama kurang lebih dua minggu dan simpan di tempat yang teduh.

4. Formulasi Kebutuhan Nutrisi

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, cobalah memberikan berbagai jenis pupuk khusus hidroponik dengan formulasi khusus yang sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Pada fase awal pertumbuhan, diperlukan perawatan secara rutin seperti di pagi haru tanaman harus terkena sinar matahari.
Selain itu, diperlukan juga pemupukan secara rutin setiap dua sampai lima hari sekali. Pakai pula pupuk NPK sebanyak satu sendok makan dan larutkan ke dalam sepuluh liter air. Lalu, masukkan larutan pupuk tersebut ke dalam pot dasar dan sesuaikan dengan ketersediaan air di dalam pot.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, dapat juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Pemenuhannya dapat melalui daun seperti disemprot dengan mamigro atau tambahan pupuk mirko dengan aplikasi satu minggu sekali. Sementara itu, untuk kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, berikut ini formula yang bisa dilakukan.
Kebutuhan unsur makro bisa dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgS04), dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat). Sementara unsur mirkonya bisa dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi. 0.02 asam molibdad, serta 7.5 gram Fechelat.
Lalu, cara untuk mengaplikasikannya adalah dengan pemakaian NPK, yaitu seluruh unsur, baik itu makro ataupun mikro dilarutkan ke dalam 10 liter air. Ini adalah salah satu jenis budidaya hidroponik yang bersifat besar-besaran dalam greenhouse.

5. Keuntungan

Untuk keperluan sebagai hiasan, pot serta tanaman akan tetap selalu dalam keadaan bersih sehingga penyimpanan tanaman di dalam ruangan akan bersifat lebih fleksibel. Dengan demikian, mendesain interior ruangan rumah dapat dilakukan lebih leluasa, termasuk ketika menempatkan pot-pot hidroponik. Jika tanaman yang dipakai adalah tanaman bunga, warna untuk bunga tertentu dapat diat
ur sesuai dengan yang diinginkan. Semuanya bergantung pada tingkat keasaman serta basa larutan yang digunakan dalam pelarut nutrisinya.
Pemanfaatan tanaman buah-buahan, misalnya  kedondong Bangkok, akan dapat menghasilkan terciptanya tanaman yang berbuah sepanjang waktu. Caranya yaitu dengan mengatur C/N ratio lewat pemotongan pada cabang, batang, serta daun yang tumbuh secara berlebih. Pemangkasan pun akan menstimulus pembungaan serta pembuahan.

6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan

Meski menanam secara hidroponik memberi keuntungan, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak mendatangkan kerugian. Air yang dijadikan sebagai media tanam haruslah berkualitas. Dengan kata lain, air tersebut harus benar-benar bersih dan bebas dari bahan-bahan kimia.
Meski tidak menggunakan banyak pupuk, pemilihan pupuk pun tetap harus diperhatikan. Kandungan hara dalam pupuk harus disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam. Selain itu, pupuk juga harus mempunyai kelarutan 100 %. Serupa dengan tanaman lainnya, tanaman hidroponik tetap memerlukan penyiraman. Ini juga harus diperhatikan.
Bila cuaca sedang mendung atau hujan, kurangi volume dan fekuensi penyiraman karena berpengaruh terhadap pertumbuhan akar. Sebaliknya, bila cuaca panas atau kering, tambah volume penyiraman dan frekuensinya menjadi lebih sering.
Itulah ulasan seputar teknik hidroponik. Semoga bermanfaat!

dari www.nomor1.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH