Ingin Jadi agen Tiket?
KLIK DI SINI
Berkebun secara hidroponik dapat memberikan beberapa keuntungan.
Salah satunya adalah dapat memproduksi tanaman lebih tinggi dibanding
media tanah biasa. Tanaman hidroponik juga tidak mudah terserang hama
dan penyakit. Dari sisi pertumbuhan, tanaman hidroponik lebih cepat
tumbuh. Apabila tanaman mati, dapat diganti dengan tanaman baru dengan
mudah.
1. Media Tanam
Berdasarkan media tanamnya, hidroponik dibagi menjadi tiga jenis.
Pertama, kultur air. Pada media ini, tanaman ditanamkan di media yang
mengandung larutan tertentu. Larutan tersebut mengandung hara makro dan
mikro. Dalam proses pertumbuhannya, akar akan menyentuh larutan
tersebut. Kedua, kultur agregat. Media yang digunakan dalam jenis ini
adalah pasir, kerikil, sekam (padi), dan lain-lain. Sebelum dijadikan
media tanam, media tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Ketiga,
nutrient film technique.
Tanaman ditanam di media berupa selokan panjang dan sempit yang
terbuat dari bahan lempengan logam tipis tahan karat. Setelah mengaliri
media tersebut dengan larutan yang mengandung hara, akan tumbuh film
(lapisan tipis) yang menjadi makanan tanaman.Media tanam tanaman
hidroponik tidak sulit ditemui. Di toko pertanian sudah banyak yang
menyediakan kebutuhan untuk menanam secara hidroponik. Tersedia pula
nutrisi siap pakai yang ditujukan untuk berbagai tanaman seperti
paprika, tomat, melon, dan mentimun.
2. Bahan-bahan yang Diperlukan
Media tanam pot ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan
dijadikan maskot seperti tanaman sayur terong dan lain sebagainya.
Selain itu, dapat juga berupa tanaman tahunan seperti jambu, kedondong,
atau bisa juga bunga-bungaan. Sebaiknya, pot yang dipakai adalah pot
beritngkat dan dilengkapi juga dengan wadah penampung air di bagian
dasarnya.
Bahan pot bisa terbuat dari tanah liat atau dari plastik. Anda bebas
memilih salah satunya, sebab keduanya mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Pot yang terbuat dari tanah liat mempunyai kelebihan mampu menjaga
stabilitas temperatur media, tetapi mudah rusak dan juga cepat berlumut.
Sementara itu, pot yang terbuat dari plastik lebih awet, tetapi tak
dapat melewatkan air dari dinding pot, sehingga stabilitas media menjadi
tak stabil.
Seperti yang telah diulas sebelumnya, media tanam untuk sistem
bertanam ini di antaranya adalah pasir, batu zeolit, batu apung putih,
batu kali, pecahan batu bata, dan kawat kasa nilon. Untuk tetap menjaga
sterilitas bahan, semua bahan sebaiknya direbus terlebih dahulu sebelum
dijadikan media tanam. Sementara itu, tanamannya dipilih tanaman yang
sudah tumbuh dalam polybag serta siap direplanting ke dalam pot.
3. Cara Penanaman
Jika seluruh bahan telah siap, langkah selanjutnya adalah mengambil
kawat kasa nilon dan letakkan di bagian dasar pot. Setelah itu, masukkan
pecahan batu bata selapis, lalu bagian atasnya diberi batu apung serta
batu seolit sampai sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Kemudian,
ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke dalam pot. Caranya
adalah dengan membersihkan akar tanaman yang telah tumbuh pada polybag
tersebut, yaitu melarutkan media tanam berupa tanah ke dalam air.
Sesudah akar-akarnya terlihat bersih, coba amati kembali akar
tersebut. Jika terdapat akar yang rusak atau terlalu panjang (sesuaikan
dengan besar tanaman maskot serta pot), sebaiknya segera dipotong. Sama
halnya dengan daun yang jika terlalu rimbun, sebaiknya dikurangi.
Selanjutnya, bibit ditanam di dalam pot yang telah terisi bahan
sepertiga bagian dan lakukan kembali penambahan media tanam sampai dua
pertiga bagian pot.
Langkah berikutnya yaitu mengisi pot bertingkat dengan nutrisi yang
diperlukan. Untuk yang pertama kalinya, tanaman harus ditutupi dengan
plastik transparan selama kurang lebih dua minggu dan simpan di tempat
yang teduh.
4. Formulasi Kebutuhan Nutrisi
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, cobalah memberikan berbagai jenis
pupuk khusus hidroponik dengan formulasi khusus yang sudah banyak dijual
di toko-toko pertanian. Pada fase awal pertumbuhan, diperlukan
perawatan secara rutin seperti di pagi haru tanaman harus terkena sinar
matahari.
Selain itu, diperlukan juga pemupukan secara rutin setiap dua sampai
lima hari sekali. Pakai pula pupuk NPK sebanyak satu sendok makan dan
larutkan ke dalam sepuluh liter air. Lalu, masukkan larutan pupuk
tersebut ke dalam pot dasar dan sesuaikan dengan ketersediaan air di
dalam pot.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi, dapat juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan.
Pemenuhannya dapat melalui daun seperti disemprot dengan mamigro atau
tambahan pupuk mirko dengan aplikasi satu minggu sekali. Sementara itu,
untuk kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, berikut ini formula
yang bisa dilakukan.
Kebutuhan unsur makro bisa dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5
gram 2K, 5 gram garam inggris (MgS04), dan 7,5 gram kapur (kalsium
karbonat). Sementara unsur mirkonya bisa dipenuhi dengan 2,86 gram asam
boraks, 0,22 gram asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram
terusi. 0.02 asam molibdad, serta 7.5 gram Fechelat.
Lalu, cara untuk mengaplikasikannya adalah dengan pemakaian NPK,
yaitu seluruh unsur, baik itu makro ataupun mikro dilarutkan ke dalam 10
liter air. Ini adalah salah satu jenis budidaya hidroponik yang
bersifat besar-besaran dalam greenhouse.
5. Keuntungan
Untuk keperluan sebagai hiasan, pot serta tanaman akan tetap selalu
dalam keadaan bersih sehingga penyimpanan tanaman di dalam ruangan akan
bersifat lebih fleksibel. Dengan demikian, mendesain interior ruangan
rumah dapat dilakukan lebih leluasa, termasuk ketika menempatkan pot-pot
hidroponik. Jika tanaman yang dipakai adalah tanaman bunga, warna untuk
bunga tertentu dapat diat
ur sesuai dengan yang diinginkan.
Semuanya bergantung pada tingkat keasaman serta basa larutan yang
digunakan dalam pelarut nutrisinya.
Pemanfaatan tanaman buah-buahan, misalnya kedondong Bangkok, akan
dapat menghasilkan terciptanya tanaman yang berbuah sepanjang waktu.
Caranya yaitu dengan mengatur C/N ratio lewat pemotongan pada cabang,
batang, serta daun yang tumbuh secara berlebih. Pemangkasan pun akan
menstimulus pembungaan serta pembuahan.
6. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Meski menanam secara hidroponik memberi keuntungan, ada hal-hal yang
harus diperhatikan agar tidak mendatangkan kerugian. Air yang dijadikan
sebagai media tanam haruslah berkualitas. Dengan kata lain, air tersebut
harus benar-benar bersih dan bebas dari bahan-bahan kimia.
Meski tidak menggunakan banyak pupuk, pemilihan pupuk pun tetap harus
diperhatikan. Kandungan hara dalam pupuk harus disesuaikan dengan
tanaman yang akan ditanam. Selain itu, pupuk juga harus mempunyai
kelarutan 100 %. Serupa dengan tanaman lainnya, tanaman hidroponik tetap
memerlukan penyiraman. Ini juga harus diperhatikan.
Bila cuaca sedang mendung atau hujan, kurangi volume dan fekuensi
penyiraman karena berpengaruh terhadap pertumbuhan akar. Sebaliknya,
bila cuaca panas atau kering, tambah volume penyiraman dan frekuensinya
menjadi lebih sering.
Itulah ulasan seputar teknik hidroponik. Semoga bermanfaat!
dari www.nomor1.com