Rabu, 03 Mei 2017

Dalijo, Mukidi dan Tahu Ajur


Dalijo seorang tukang tahu. Setiap hari ia menjual dagangannya ke pasar. Untuk sampai ke pasar, Dalijo harus naik angkot langganannya. Dan untuk sampai ke jalan raya, Dalijo mesti melewati pematang sawah yang licin dan sering membuat orang terjatuh. Setiap pagi ia selalu berdoa kepada Sang Illahi agar tahu dagangannya laris karena dengan larisnya dagangannya, ia yakin hidupnya tidak akan bermasalah.

SERIUS Kalau Anti Sukses, Jangan KLIK INI  Berbahaya..

Begitulah setiap hari, sebelum berangkat, Dalijo berdoa terlebih dahulu dan pulang sore hari. Dagangannya pun selalu habis dan itu membuat Dalijo tersenyum sumringah seolah ketemu bidadari 72. Suatu hari, ketika Dalijo melewati sawah menuju jalan raya untuk naik angkot langganannya, entah kenapa tiba-tiba ia terpeleset jatuh kesawah.

Grobyaaakkk...! 
"Aduhhh Biyunggg....kojur kiye yak...malah mesettt!!!!", Gerutu Dalijo.
 
Semua dagangan Dalijo jatuh ke sawah, hancur berantakan! Jangankan untung, modal pun buntung! Dan Dalijopun mengeluh kepada Tuhan, bahkan "menyalahkan" Tuhan, mengapa ia diberi cobaan seperti ini? Padahal ia membaca Alkitab dan selalu berdoa setiap pagi.

Tulisan Dalijo Liyane 

Akhirnya Dalijo pun pulang, tidak jadi berdagang. Bajunya sebagian basah, wajahnya secerah mendung senja. Tertunduk Dalijo menuju rumah sederhananya, di ujung kampung, di bawah bukit yang di atasnya ada sumber air, bernama Kali Kluwih

Tapi dua jam kemudian Dalijo mendengar kabar, bahwa angkot langganannya yang setiap hari ia tumpangi, pagi itu njegur ke dalam jurang. Semua penumpangnya terluka dan bahkan ada yang meninggal dunia! Hanya dialah sendiri, penumpang langganan yang selamat, "gara- gara"  dagangan Tahunya j"nggrupyuk"  ke sawah, sehingga ia tidak jadi berdagang dan membawa pulang tahu-tahunya yang sdh hancur tadi.

"Dhuh Gusti, saya bingung apa harus bersedih atau bersenang, kalo sedih kan teman-temanku sengsara, kalau senang, aku kan tidak ikut sengsara, wong ya cuma dagangan saya ajur-mumur nggrupyuk ke sawah", Doa Dalijo penuh ragu dan bimbang.

Sorenya saat Dalijo duduk sembari menikmati Djarum Super andalanya dan telo goreng, di lincak teras ujung barat rumahnya, ada tamu datang. Ternyata dia adalah Mukidi, sahabat lamanya yang bekerja sebagai peternak bebek. Mukidi mencari Dalijo dan hendak membeli tahu untuk makanan bebek. Anehnya, Mukidi mencari tahu yang rusak/hancur karena hanya untuk campuran makanan bebek saja. Spontan Dalijo  menangis bahagia, karena tahunya yang hancur itu dibeli semua oleh Mukidi, yang menjadi peternak bebek itu.

"Dal..lha ngapa dikau menangis?Adakah kedatanganku salah Dal?", Sapa Mukidi bingung. 

"Huu..huuu..hiiii...aa..aannu Muk..anu...hiii..hii...anumu..", Masih terisak Dalijo mencoba menjawab. Mukidi tidak sabar lalu menyela.

"Anuku kenapa Dal, lha kok malah anuku..waduhh.." Sergah Mukidi.
"Tahuku ajur Muk, mau aku kepleset neng sawah. Aku sudah putus asa tidak dapat apa-apa, lha kok kamu datang mau beli tahuku yang ajur. Bukankah itu berkah to Muk?", Jawab Dalijo. Dan kemudian mereka saling bercerita sebelum bertransaksi tentang tahu ajur.

Sahabat semua ….Doa tidak harus dikabulkan sesuai permintaan kita, tapi terkadang diganti oleh Tuhan dengan sesuatu yang jauh lebih baik dari pada yang kita minta dan kita harapkan.
Tuhan Maha Tahu mengenai apa yang kita  kebutuhan , dibandingkan diri kita sendiri. Boleh jadi kita tidak suka sesuatu, padahal itu adalah yg terbaik bagi kita, dan boleh jadi kita menyukai sesuatu, padahal amat buruk bagi kita. Tuhan Maha mengetahui sedang manusia tidak mengetahui.

Jika Tuhan  menjawab doa kita, DIA sedang menambahkan iman kepada kita. Jika DIA menundanya, DIA sedang menambahkan kesabaran kita. Jika DIA tidak menjawab doa kita, sejatinya DIA sedang mempersiapkan yang terbaik untuk kita.

Salam dari Dalijo dan Mukidi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH