Rabu, 17 Mei 2017

Antara Gajah Mada dan Ahok





Di media lain saya menulis tentang situasi Negara Indonesia dan membandingkannya dengan salah satu kerajaan besar di masa lalu, yaitu Majapahit  ( DISINI ). Dalam tulisan itu saya membandingkan situasi pemimpin yang terdapat musuh dalam selimut, yaitu Mahapati atau Halayuda. Ini sangat mirip dengan yang terjadi sekarang ini, ketika Wakil Presiden mengambil langkah politik yang berseberangan dengan presiden.


Situasi nampaknya akan kacau, dan bisa jadi “kekacauan” ini berlangsung lama. Paling tidak, sampai akhir semester satu 2017 masih aka nada “gejolak”. Jika saat ini ada gejolak dalam bentuk isu atau desas-desus, dan semakin ke sini nampak semakin jelas tentang siapa-siapa yang tidak ingin Indonesia maju, maka seperti jaman Majapahit, saat puncak pemebrontakan Halayuda muncul Gajah Mada, sekarangpun nampaknya “Gajah Mada” Indonesia baru sudah hadir. Dialah Ahok.

Memang banyak hal yang tidak bisa begitu saja dibandingkan antara Gajah Mada dengan Ahok, namun masih banyak pula “kesamaan-kesamaan” diantara mereka. Kesamaan-kesamaan itu antara lain, soal kejujuran, etos kerja, kegigihan,  totalitas dan kebranian.
Ketika Majapahi dalam bahaya besar pemberontakan, Gajah Mada yang hanya seorang Bekel, berani bersikap tegas dan berani menantang resiko. 

Namun pada akhirnya “Kenekatan” Gajah Mada menyelamatkan kerajaan dari rorongan orang-orang dalam.  Gajah Mada memasang badan demi keamanan Negara, Gajah Mada berkorban diri dan hidupnya demi kejayaan Negara.
Apakah Gajah Mada memiliki musuh? Waow..sangat banyak. Mereka yang hobynya menggerogoti Negara, itulah musuhnya. Dari rakyat jelata, pemimpin agama hingga birokrat Majapahit ada yang memusuhi Gajah Mada, meskipun banyak pula yang bergabung dengan Gajah Mada.

Perjalanan Bhakti Gajah Mada untuk negeri memang luar biasa. Semua rintangan dan hambatan yang di dpannya dilabraknya. Berulangkali nayawa Gajah Mada terancam namun kebenaran membuatnya selamat hingga masa jayanya. Lalu adakah kesamaan Gajah Mada dengan Ahok? Ada!

Ahok juga potret birokrat yang bersih, birokrat yang tulus mengabdi. Ahok type birokrat yang melawan arus demi keyakinan benar yang dijalaninya. Semua yang diyakini hanya untuk kebaikan orang banyak, akan dilakukan Ahok. Dan sebagai resiko dari keberanian dan kenekatan itu, Ahok dimusuhi banyak kelompok. Namun sama seperti jaman gajah Mada, mereka yang memusuhi Ahok itu adalah kelompok yang egois dan serakah. mereka yang tidak pernah tahu apa itu nasionalisme. yang diketahui adalah kepuasan dan kekayaan untuki dirinya.


Seperti Gajah Mada, Ahok juga diancam, dibenci dan bahkan ada yang hendak membunuhnya. Namun Ahok tetap setia dengan kebenaran yang diyakininya. Meski harus masuk ke dalam penjara, Ahok tetap setia dengan kebenaran yang diyakininya.

Jika Gajah Mada pada akhirnya mampu membawa Majapahit pada jaman keemasan, dimana kemakmuran menjadi berita yang sampai ke pelosok dunia, maka jika Ahok mampu bertahan (dan saya akan mendoakan dia mampu), dia akan meniti jejak Gajah Mada. Ahok akan membawa Indoensia ke jaman gilang gemilang. Namun pertanyannya adalah, kapan itu bisa terwujud, sedangkan sekarang dia dalam penjara?

Gajah Mada juga pernah mengalami pengalaman seperti Ahok dan dia bertahan. Sejarah tidak mencatat, berapa lama Gajah Mada mesti terasing, namun itu pastilah terjadi. Sejarah hanya mencatat perihal Gajah mada sedikit sekali, hanya di sekitar keberhasilannya saja. Namun saya yakin, Gajah Mada pernah mengalami yang Ahok sekarang Alami.

Rakyat Majapahit yang rindu sejahtera dan makmur, akhirnya bisa melihat siapa Gajah Mada, meski sering fitnah datang menyerbu Gajah Mada. Maka, jika Ahok bisa meneladani Gajah Mada, niscaya negeri ini akan sampai ke jaman yang penuh gemilang suasana. Oleh karena itu, bagi warga yang waras, ayo dukung Ahok sepenuh hati. Biarlah dia menjadi “titisan” Gajah Mada.

Salam Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH