Di media lain saya menulis tentang situasi Negara Indonesia
dan membandingkannya dengan salah satu kerajaan besar di masa lalu, yaitu
Majapahit ( DISINI ). Dalam tulisan itu saya membandingkan situasi pemimpin yang terdapat
musuh dalam selimut, yaitu Mahapati atau Halayuda. Ini sangat mirip dengan yang
terjadi sekarang ini, ketika Wakil Presiden mengambil langkah politik yang
berseberangan dengan presiden.
Situasi nampaknya akan kacau, dan bisa jadi “kekacauan”
ini berlangsung lama. Paling tidak, sampai akhir semester satu 2017 masih aka
nada “gejolak”. Jika saat ini ada gejolak dalam bentuk isu atau desas-desus,
dan semakin ke sini nampak semakin jelas tentang siapa-siapa yang tidak ingin
Indonesia maju, maka seperti jaman Majapahit, saat puncak pemebrontakan
Halayuda muncul Gajah Mada, sekarangpun nampaknya “Gajah Mada” Indonesia baru
sudah hadir. Dialah Ahok.
Memang banyak hal yang tidak bisa begitu saja
dibandingkan antara Gajah Mada dengan Ahok, namun masih banyak pula “kesamaan-kesamaan”
diantara mereka. Kesamaan-kesamaan itu antara lain, soal kejujuran, etos kerja,
kegigihan, totalitas dan kebranian.
Ketika Majapahi dalam bahaya besar pemberontakan, Gajah
Mada yang hanya seorang Bekel, berani bersikap tegas dan berani menantang
resiko.
Namun pada akhirnya “Kenekatan” Gajah Mada menyelamatkan kerajaan dari
rorongan orang-orang dalam. Gajah Mada
memasang badan demi keamanan Negara, Gajah Mada berkorban diri dan hidupnya
demi kejayaan Negara.
Apakah Gajah Mada memiliki musuh? Waow..sangat banyak. Mereka
yang hobynya menggerogoti Negara, itulah musuhnya. Dari rakyat jelata, pemimpin
agama hingga birokrat Majapahit ada yang memusuhi Gajah Mada, meskipun banyak
pula yang bergabung dengan Gajah Mada.
Perjalanan Bhakti Gajah Mada untuk negeri memang luar
biasa. Semua rintangan dan hambatan yang di dpannya dilabraknya. Berulangkali nayawa
Gajah Mada terancam namun kebenaran membuatnya selamat hingga masa jayanya. Lalu
adakah kesamaan Gajah Mada dengan Ahok? Ada!
Ahok juga potret birokrat yang bersih, birokrat yang
tulus mengabdi. Ahok type birokrat yang melawan arus demi keyakinan benar yang
dijalaninya. Semua yang diyakini hanya untuk kebaikan orang banyak, akan
dilakukan Ahok. Dan sebagai resiko dari keberanian dan kenekatan itu, Ahok
dimusuhi banyak kelompok. Namun sama seperti jaman gajah Mada, mereka yang
memusuhi Ahok itu adalah kelompok yang egois dan serakah. mereka yang tidak
pernah tahu apa itu nasionalisme. yang diketahui adalah kepuasan dan kekayaan
untuki dirinya.
Seperti Gajah Mada, Ahok juga diancam, dibenci dan bahkan
ada yang hendak membunuhnya. Namun Ahok tetap setia dengan kebenaran yang diyakininya.
Meski harus masuk ke dalam penjara, Ahok tetap setia dengan kebenaran yang
diyakininya.
Jika Gajah Mada pada akhirnya mampu membawa Majapahit
pada jaman keemasan, dimana kemakmuran menjadi berita yang sampai ke pelosok
dunia, maka jika Ahok mampu bertahan (dan saya akan mendoakan dia mampu), dia
akan meniti jejak Gajah Mada. Ahok akan membawa Indoensia ke jaman gilang
gemilang. Namun pertanyannya adalah, kapan itu bisa terwujud, sedangkan
sekarang dia dalam penjara?
Gajah Mada juga pernah mengalami pengalaman seperti Ahok
dan dia bertahan. Sejarah tidak mencatat, berapa lama Gajah Mada mesti
terasing, namun itu pastilah terjadi. Sejarah hanya mencatat perihal Gajah mada
sedikit sekali, hanya di sekitar keberhasilannya saja. Namun saya yakin, Gajah
Mada pernah mengalami yang Ahok sekarang Alami.
Rakyat Majapahit yang rindu sejahtera dan makmur,
akhirnya bisa melihat siapa Gajah Mada, meski sering fitnah datang menyerbu
Gajah Mada. Maka, jika Ahok bisa meneladani Gajah Mada, niscaya negeri ini akan
sampai ke jaman yang penuh gemilang suasana. Oleh karena itu, bagi warga yang
waras, ayo dukung Ahok sepenuh hati. Biarlah dia menjadi “titisan” Gajah Mada.
Salam Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar