Penjara, selalu menjadikan orang berpikir negative terhadapnya.
Tiada seorangpun yang menempatkan atau memberi makna positif terhadap tempat
yang bernama penjara. Dalam benak setiap orang, penjara selalu sebagai sebuah
tempat untuk para durjana, para penjahat. Tiada seorangpun yang pernah mencoba
memikirkan bahwa terkadangm sistem dan orang-orang disekitar sistemlah yang
lebih berhati durjana dibandingkan mereka yang menghuni tempat bernama penjara
itu.
Ahok dipenjara, namun semua nurani manusia yang waras
pastilah akan bergejolak bahwa itu merupakan akibat sebuah kekuatan konspiratif
aneka anasir jahat di alam semesta ini. Ada anasir nafsu, anasir angkara,
anasif keserakahan, anasir cabul dan yang lainnya.
Dan Ahok tidak mencoba menggeliat untuk melawan “takdir”
pemenjaraannya, meski ia yakin bahwa ia tidak bersalah.
Semua itu nampaknya
dilakukan Ahok karena memang dirinya paham bahwa upaya bandingnya bisa
berdampak buruk untuk orang banyak dan oleh karenanya, Ahok memilih “mengorbankan
dirinya” demi kedamaian negeri yang dicintainya, meskipun “lahirnya” keadilan
tertunda di negeri ini.
Ahok nampaknya hendak merubah paradigm jelek terhadap
penjara. Bahwa penghuni penjara belum tentu yang secara de facto bersalah, bisa
jadi penghuni penjara itu hanya dinyatakan bersalah oleh orang-orang yang
bersalah dan sedang bermasalah juga.
Ahok sepertinya hendak menjadikan penjara lebih dikenal
sebagai sebuah “sekolah keadilan” untuk pembelajaran orang banyak. Dan demi
sekolah keadilan itu, biaya yang harus dikeluarkannya amat sangat besar. Biaya psikologi
diri dan juga keluarganya, biaya nama baik yang tercoreng dan masih banyak
lagi.
Kerelaan Ahok menyelesaikan “kuliah keadilannya” di fakultas
bernama Penjara, adalah teladan baik seorang anak negeri tentang apa itu
kepatuhan dan keiklasan. Masalah benar dan salah, nampaknya Ahok menyerahkankan
keadilan ke penghakiman alam semesta, ketika manusia yang “digadang-gadang”
menjadi pengadil justru mengingkari tugas mulianya.
Dengan pemenjaraan dirinya itu, Ahok seolah hendak
menampar siapa saja yang mempermainkan keadilan demi kekuasaan dan uang, bahwa
di dalam jeruji penjarapun,
nama harum tak akan pernah membusuk. Justru dari
dalam penjaralah, Ahok mencoba menunjukkan kepada dunia, bahwa memang itulah
perjuangan di jalan kebenaran.
Ahok bisa saj kompromi dengan lawan politiknya dan
pengusaha serakah di negeri ini, demi lepasnya dia dari penjara. Namun bagi
Ahok, kemuliaan ruangan penjara lebih berkesan daripada kebebasan fisik namun
psikis terpasung dan nurani tergadaikan.
Dari dalam penjara, Ahok bisa terus
menghembuskan jiwa perjuangan dan bisa terus berjuang. Sementara masyarakat
waras negeri ini tetap berdoa dan berharap, bahwa dari dalam penjara, Ahok akan
menghasilkan banyak karya untuk mengubah otak nusantara ini menjadi lebih baik
lagi.
Selamat Berjuang Kawan, Kuteladani keteguhanmu dan
kutunggu engkau di ujung waktu untuk kembali bahu membahu menata negeri
tercinta, Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar