Terorisme nampaknya semakin tumbuh dan berkembang di
dunia ini. Entah apa tujuan mereka melakukan tindakan itu. Beberapa terori
menyebutkan bahwa akar dari terorisme adalah penindasan dan kemudian berubah
menjadi dendam. Jika memang tesis ini yang benar, maka sejatinya terorisme
adalah akibat, bukan ada dengan sendirinya.
Akibat penindasan, akibat ketidakadilan, akibat
perampasan, akibat keserakahan sekelompok orang tertentu dan kemudian korban
tidak bisa melawan dengan cara yang sama, maka lahirlah terorisme. Di sini,
terorisme semakin berkembang dengan pesat, manakala di sekitar “dunia terorisme
“ itu banyak pupuk-pupuk ambisi yang menyokong suburnya pertumbuhan terorisme di dunia ini.
Singkat kata, terorisme sudah menjadi ancaman global,
bukan sekedar ancaman pada lokalitas tertentu. Dan teroris sendiri sudah
kehilangan akal sehatnya sebagai manusia, sehingga mereka telah bermetamorfosis
menjadi “robot” bernafas yang hanya akan mengerjakan sesuai perintah tertentu. Inilah
bahayanya terorisme, ketaatan brutal.
Terorisme adalah masalah mondial dan itu berarti,
Indonesia juga dalam keadaan terancam. Beberapa pengalaman menjelaskan dengan
sangat gambling bahwa ancaman terorisme untuk Indonesia semakin nyata dan
vulgar. Ledakan bom, intimidasi, provokasi semakin tumbuh sangat subur dan
tampil vulgar di Indonesia. Oleh karena itu, perlu langkah cepat dan tepat dari
negara demi menyelamatkan Indonesia dari ancaman besar bahaya teroris di negeri
ini.
Saya barusan sampai di rumah dan kebetulan anak saya
menonton sepakbola melalui saluran TVone. Ketika menemani anak melihat bola,
ada berita running texs di layar bagian bawah TV. Di situ disebutkan bahwa
presiden Joko Widodo berharap TNI terlibat untuk melawan terorisme. Jujur saja,
saya tidak setuju dengan istilah pakde Jokowi yaitu “melawan” terorisme.
Istilah itu menunjukan bahwa yang berkuasa atau yang kuat
adalah terorisme, padahal sebenarnya yang sah berkuasa adalah negara. Namun meski
kurang begitu setuju dengan istilah pakde presiden, baik kalau saya sebagai
warga negara yang baik ikut terlibat untuk melumpuhkan (bukan sekedar melawan)
gerakan terorisme.
Menurut saya, seharusnya bukan hanya TNI yang diharapkan
terlibat menghabisin terorisme, namun seluruh warga negara Indonesia yang waras
dan sadar. Cara melawannya ya harus dengan cara yang elegan dan halus. Pakai cara
yang sangat lebuth, sehingga teroris tidak bisa membaca arah gerakan masyarakat
dan tahu-tahu, teroris lumpuh dan hancur.
Gerakan melawan terorisme haruslah gerakan yang mantab, jelas terukur dan terstruktur. Mantab artinya dengan perhitungan matang, terukur artinya semua langkah yang akan dan yang sedang diambil serta yang masih dalam perencanaan dapat dicapai, sementaraterstruktur artinya bahwa gerakan menghabisi terorisme adalah gerakan kebersamaan yang dikomandoi oleh negara dengan melibatkan semua komponen negara.
Dengan demikian, maka semua celah untuk berkembangnya terorisme segera ditutun. Jika dalam “operasi” melenyabkan terorisme ada penghianat, segera sikat dan habisi agar menjadikan efek jera.
Itulah langkah sederhana untuk mengapus dan menghabisi
terorisme di dunia dan secara khusus di Indonesia.
Semoga didengar pakde Jokowi