Kamis, 18 Juni 2015

Sebuah Refleksi



ANAK HARAM
Cibiran itu menghambur bak badai
Menerjang taktau sopan atau bahkan santun
Semua mata memandang bak pisau tajam
Semua bibir berteriak atau hanya berbisik
Menghamburkan kasak-kusuk
Merenda hasutan
Untuk kemudian mengehentak
ANAK HARAM

ANAK HARAM
Terlalu sucikah kalian menuduhkan tuduhan itu
Sadarkah kalian menggunakan istilah itu?
dengan katamu haram itu
Kau telah membunuh hidup seorang anak manusia
Dan sadarkah kamu bahwa kehadiran anak manusia selalu atas ijinNYA
Sementara kalian,, wahai masyarakat
Dengan aturan agamamu
Aturan etikamu
Dengan angkuh dan arogan kesalehan gombalmu
Menuduh itu HARAM

Anak itu suci kala terlahir
Meski dunia sering tak mengakuinya
Anak itu terlahir karena mujijat Illahi
Meski dengan aturan agamamu kauseolah takanggap
Anak itu keajaiban dunia
Meski dengan aturanmu kau kucilkan dia
Kau singkirkan dia dengan pakaian agamamu
Kau kibaskan di dengan Kitab Sucimu
Kau hardik dia dengan Hukum Agamamu

Agama
Kau diciptakan untuk kebaikan bersama
Untuk kehidupan bersama
Untuk senyum bersama
Namun ternyata
Kau malah menjadi monster yang buruk nan kejam
Kau tidak menghidupi
Namun sering membunuh
Tidak dengan peluru dan pedang
Namun dengan hukum dan aturanmu
ANAK HARAM
Kau tidak menghidangkan menu senyuman untuk dunia
Malah selalu memasak angkara dan amarah
Kau tidak melihat manusia sebagai manusia
Namun manusia dibawah sayap peraturan yang pengab dan menjijikan

Anak HARAM
Kau hanyalah korban peradaban
Peradaban yang selalu bermake up saleh dan suci
Meski di dalamnya bangkai busuk yang terendam..
Tegar dan tetapkan langkahmu
Meski kau takterakui di masyarakatmu
Takterhidangi senyum dan sambutan ceria
Dia menghendaki Hadirmu
DIA menghendaki ada-mu
DIA menghendaki tampilmu
DIA menghendaki Karyamu

Bukankah Sang Guru Agung itu
juga tidak terlahir dalam status sosial baik?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH