ANAK
HARAM
Cibiran
itu menghambur bak badai
Menerjang
taktau sopan atau bahkan santun
Semua
mata memandang bak pisau tajam
Semua
bibir berteriak atau hanya berbisik
Menghamburkan
kasak-kusuk
Merenda
hasutan
Untuk
kemudian mengehentak
ANAK
HARAM
ANAK
HARAM
Terlalu
sucikah kalian menuduhkan tuduhan itu
Sadarkah
kalian menggunakan istilah itu?
dengan katamu haram itu
dengan katamu haram itu
Kau
telah membunuh hidup seorang anak manusia
Dan
sadarkah kamu bahwa kehadiran anak manusia selalu atas ijinNYA
Sementara
kalian,, wahai masyarakat
Dengan
aturan agamamu
Aturan
etikamu
Dengan
angkuh dan arogan kesalehan gombalmu
Menuduh
itu HARAM
Anak
itu suci kala terlahir
Meski
dunia sering tak mengakuinya
Anak
itu terlahir karena mujijat Illahi
Meski
dengan aturan agamamu kauseolah takanggap
Anak
itu keajaiban dunia
Meski
dengan aturanmu kau kucilkan dia
Kau
singkirkan dia dengan pakaian agamamu
Kau
kibaskan di dengan Kitab Sucimu
Kau
hardik dia dengan Hukum Agamamu
Agama
Kau
diciptakan untuk kebaikan bersama
Untuk
kehidupan bersama
Untuk
senyum bersama
Namun
ternyata
Kau
malah menjadi monster yang buruk nan kejam
Kau
tidak menghidupi
Namun
sering membunuh
Tidak
dengan peluru dan pedang
Namun
dengan hukum dan aturanmu
ANAK
HARAM
Kau
tidak menghidangkan menu senyuman untuk dunia
Malah
selalu memasak angkara dan amarah
Kau
tidak melihat manusia sebagai manusia
Namun
manusia dibawah sayap peraturan yang pengab dan menjijikan
Anak
HARAM
Kau
hanyalah korban peradaban
Peradaban
yang selalu bermake up saleh dan suci
Meski
di dalamnya bangkai busuk yang terendam..
Tegar
dan tetapkan langkahmu
Meski
kau takterakui di masyarakatmu
Takterhidangi
senyum dan sambutan ceria
Dia
menghendaki Hadirmu
DIA
menghendaki ada-mu
DIA
menghendaki tampilmu
DIA
menghendaki Karyamu
Bukankah
Sang Guru Agung itu
juga
tidak terlahir dalam status sosial baik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar