TERBUKA DAN TERTUTUP
Lawan dari kata terbuka adalah tertutup. Jika
tertutup adalah sebuah keadaan yang mana semua akses terbatasi maka terbuka
adalah sebuah akses yang tidak ada batasnya. Tertutup identik dengan
kesendirian,ketidakmauan,keengganan dan keegoisan yang tidak mau memberi ruang
untuk yang lain. Sementara keterbukaan adalah sebuah keadaan di mana
kebersamaan, kerelaan,kesediaan berbagi menjadi bendara yang terkibarkan.
Terbuka dan tertutup,tidak saja berkenaan dengan
benda namun juga berkenaan dengan keberadaan atau cara pandang/cara berpikir
manusia. Cara berpikir yang terbuka akan selalu berupaya menempatkan semua
keadaan sebagai buku yang harus di baca dan dipelajari untuk dipetik inti sari
hidup yang baik. Cara berpikir tertutup adalah sebuah keadaan di mana yang
dianggap benar adalah diri dan kelompoknya. Yang di luar diri dan kelompoknya
adalah salah,dosa dan karena ini layak untuk dimusuhi.
Bagi orang yang bergaya pikir tertutup, melihat
semua yang di sekitarnya adalah ancaman. Karena ancaman maka dia menutup diri,menjaga
diri supaya tidak dipengaruhi oleh lingkungan,meskipun sejatinya dia selalu
berjuang mempengaruhi lingkungan. Cara berpikir yang demikian ini menjadikan
sebuah relasi yang kaku,kolot dan beku. Semua diukur dengan salah dan benar.
Aku benar kamu salah!
Berbeda dengan cara berpikir terbuka, manusia yang
memiliki cara berpikir terbuka akan terlihat lebih lentur dalam hidupnya.
Lentur berelasi,lentur berkomunikasi, lentur melihat lingkungan. Cara berpikir
demikian menjadikan rasa hidupnya renyah, lingkungan sekitar (apapun
keadaannya) dijadikan sebagai guru kehidupan.baik dan tidak baik keadaan
dipahami sebagai guru kehidupan. Karena
dijadikan sebagai guru kehidupan, maka seburuk apapun perlakuan dan pengalaman
kehidupan selalu diterima oleh yang berpolapikir terbuka dengan sesungging
senyum. baca juga..http://ppsetyasemesta.blogspot.co.id/2015/04/bukalah-pintu-kehidupanmu.html
Suatu waktu, saat Sang Guru Agung kembali ke
kampung halamanNya, kemudian mengajar terjadilah pergolakan. Permasalahannya
sepele, Sang Guru memberi contoh tindakan baik yang dilakukan oleh orang lain.
Tindakan baik dan tercatat sejarah itu justru tidak dilakukan oleh kelompok
atau sukunya,maka marahlah orang-orang di tempat itu. Mengapa mereka
marah?Karena mereka berpikir tertutup, sehingga orang yang berbuat baik juga
harus dalam kelompoknya, kalau bisa juga se-Agama dengannya.
Orang Indonesia juga sangat suka berpola pikir
demikian. Kalau ada yang berbuat baik,mestinya yang sekelompok dan seagama
dengan aku,jika tidak akan di doakan biar menjadi sekelompok dan seagama dengan
aku. Cara berpikir demikian adalah racun yang berbahaya, virus ganas yang bisa
mengancam keutuhan kehidupan bersama.
Nahhh, jika benar pikiran saya, bahwa cara
berpikir tertutup itu membahayakan kehidupan, ayolah...kita membukanya biar
lebih segar, pengetahuan dan pengalaman selalu baru..Bagaikan ruangan yang
pintu dan jendelanya selalu terbuka,udaranya segar....segar..seperti pagi ini..
Catatan umum persiapan sermon esok pagi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar