MEMBACA
MASA DEPAN BANGSA DARI CARA MAKAN
Riuh suasana pesta di sebuah gedung yang terbilang
megah untuk kota kecil nan sejuk ini. Dan seperti biasa, dalam sebuah
pesta,kemewahan dan kemeriahan selalu menjadi hal yang utama. Ujung pesta
adalah makan.
Seperti biasa, makan dalam pesta jaman sekarang
semua sudah swakarsa,mandiri atau dalam bahasa populer prasmanan. Semua tamu
undangan yang datang dipersilakan mengambil sendiri semua menu yang tersedia. Iya, mengambil
sendiri sepuas-puasnya. Jadilah yang hadir bergerilya mencari menu yang menjadi
kesukaannya. Mereka mengambil sesukanya dan memakan senyaman mungkin. Bisa sambil
ngobrol,sambil berdiri, sambil duduk dan seterusnya.
Setelah usai makan, biasanya mereka akan
meletakkan alat makan senyaman mereka, jarang yang mencari tempat piring dan
gelas kotor. Dan yang membuat perhatian saja tertarik adalah, adanya sisa-sisa
makanan di tempat makan yang mereka tinggalkan. Ini yang ironis. Mengapa ironis?
Karena mereka yang hadir dan mengambil makanan itu
atas kehendak sendiri, tidak diambilkan dan tidak dipaksa untuk makan. Namun toch,
meski mengambil sendiri tetap saja tidak dihabiskan alias tersisa di tempat
makan. Ini gaya hidup atau memang gagalnya mereka menggunakan logika dan rasa
untuk bersikap?
Jika itu gaya hidup, gaya hidup model apakah yang
menghambur-hamburkan makanan dengan seenak perutnya sendiri tanpa pernah
berpikir dan merasa bahwa di banyak tempat yang lain masih ada saudara dan
handai taulan yang sangat membutuhkan makanan?Yang demi sesendok nasi mereka
mesti menunggu senja?
Jika anak-anak bangsa ini masih mempertahankan
sikap dan tindakan demikian, akan seperti apakah bangsa ini dikemudian
hari?mereka orang-orang dewasa yang tentunya tindakan mereka akan diteladani
oleh anak-anak mereka, jadi jika orang tua saja masih bergaya hidup boros dan
tidak menghargai makanan, jangan salahkan generasi muda yang juga boros dalam
segala hal dan tidak menghargai banyak hal pula.
Dari tempat pesta itu, sejatinya masa depan bangsa
ini bisa dibaca. Bisa dilihat akan seperti apa nasip negeri ini di kelak
kemudian hari. Mentalitas boros dan tidak saling menghargai sudah tertanam dari
semua tindakan.
Salam hangat
Doni Setyawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar