Kamis, 06 Agustus 2015

SEBUAH PELAJARAN TENTANG KESABARAN



TELADAN KEMATANGAN BATIN
Di sebuah jalan kampung yang sempit, hanya cukup dilewati satu mobil dan jikapun berpapasan maka salah satu harus minggir dan membiarkan yang satunya untuk lewat terlebih dahulu. Malam itu gerimis,udara dingin dan di jalan kampung itu meluncurlah sebuah mobil yang diisi satu keluarga. Sesampainya di perbatasan dusun nampak ada truk yang menurunkan pasir dan itu menghalangi perjalanan mobil yang diisi satu keluarga itu.
“Ahh, alamat terhambat nih!”, Anak pertama keluarga dalam mobil itu mulai menggerutu. Dan benar, belum separo isa truk itu diturunkan dan mungkin jika harus menunggu sampai usai bisa jadi sekitar 40an menit.
“Seharusnya tadi kita lewat jalan  bawah saja, bapak sih milih jalan ini terus”, Anak kedua keluarga itu ikut menggerutu. Namun kedua orangtua anak itu tetap tenang dan bahkan saat si empunya pasir itu mendekat dan menyapa dengan terlebih dahulu meminta maaf, si bapak itu dengan ramah menjawab.
“Tidak mengapa bapak, silakan dengan santai dan tidak tergesa diturunkan dahulu pasir dalam truk itu”, Demikian bapak itu mennjawab pembeli pasir yang terlihat sungkan telah menghalangi perjalanan kemuarga dalam mobil pribadi itu.
Dari dalam mobil pribadi itu terlihat dua orang kuli penurun pasir bekerja dengan semangat. Badan yang tak terbalut baju nampak berkilauan karena keringat menyiram mereka berdua,sesekali nampak mereka menyeka butiran keringat yang menetes melalui wajah mereka.
“Lihatlah perjuangan mereka, malam yang gerimis ini mereka bekerja demi hidup, dan bukan hanya untuk diri sendiri saja namun pastilah mereka bekerja untuk keluarga juga. Oleh karena itu cobalah kalian menghargai apapun pekerjaan orang. Menghargai itu salah satunya adalah membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaannya dengan tanpa kita membuatnya tergesa. Biarkan mereka menikmati pekerjaanya”, Bapak dalam mobil itu memberikan wejangan.
Kedua anak itu diam dan tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Setelah sekitar 25 menit usailah penurunan pasir dalam truk itu. Merekapun melanjutkan perjalanan pulang dengan cermin kehidupan sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH