Minggu, 16 Agustus 2015

Terlibat itu Menghadirkan Berkat



SEPULANG DARI KENDURI
Malam yang dingin. Di sebuah kampung yang sepi,dengan lampu-lampu listrik pinggiran jalan yang menyala redup. Dari sebuah rumah limasan sederhana,keluarlah hampir seluruh warga dusun itu sekitar jam 9 malam. Mereka semua keluar dengan membawa bungkusan plastik hitam. Semua yang keluar tidak terkecuali menjinjing bungkusan plastik hitam itu dan keluar mereka disertai dengan senyum ceria. Penasaran dengan pemandangan yang dialami, seorang perempuan muda,yang kebetulan sedang live in di daerah itu mengikuti langkah beberapa orang dari mereka. Karena semakin penasaran maka munculan keberaniannya untuk mencari tahu tentang apa yang telah terjadi sehingga semua orang itu membawa bungkusan plastik itu.
“Selamat malam pak, maaf, bolehkah saya bertanya sesuatu?”, Dengan santun gadis itu membuka pertanyaan. Beberapa bapak-bapak yang mendengar pertanyaan itu kemudian menoleh dan masih sambil berjalan, meski agak sedikit melambatkan langkahnya,salah satu dari bapak- itu, yang agak gemuk,berkumis dan berjenggot panjang menjawab.
“Oh, tidak mengapa nak,silakan bertanya, semampu kami akan kami jawab”, Dengan sangat santun dan ramah bapak itu menanggapi pertanyaan gadis itu. Sama sekali tidak terlihat ke-sangar-an jawab meski wajahnya nampak begitu sangar dan menyeramkan.
“Bapak-bapak ini dari mana,kok semua membawa bungkusan palstik hitam dan semua nampak ceria?”.Dengan polos juga gadis kecil itu menganyakan kegelisahan hatinya. “Hehe, kami baru saja pulang dari kenduri nak, itu tetangga sebelah, Pak Karto namanya, sedang bersyukur karena anaknya lulus ujian dan tinggal menunggu wisuda sarjana. Kami semua warga dusun ini diundang dan sepulang dari kenduri selalu diberi berkat untuk kami bagikan di rumah kami masing-masing agar semua bisa ikut merasakan berkat dari sesama warga kampung ini”, Dengan jelas dan sederhana bapak berjenggot dan berwajah sangar itu menerangkan semua pertanyaan gais kecil itu.
“O begitu ya pak, terima kasih pak atas jawaban dari ketidaktahuan saya”, Sapa gadis kecil itu yang dijawab pula dengan senyum ramah bapak bertampang sangat itu.
Hidup di dunia ini tidak sendiri namun bersama dengan yang lain. Saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain adalah sebuah kemestian. Kebersamaan yang indah itu juga akan melahirkan kedamaian yang indah pula. Semua warga kampung itu mendapatkan berkat yang sama karena mau datang, mau hadir di rumah Pak Karyo yang sedang bersuka cita.tanpa kehadiran langsung memang bisa mendapat titipan berkat melalui tetangga terdekat. Namun alangkah malunya mereka jika tidak terlibat dan hadir namun menerima berkat itu. Sang Guru Sejati itu sejatinya juga sedang mengadakan Pesta dan mengundang kita semua untuk datang dan kemudian ikut pesta sukacita. Itu belum cukup, seusai pesta itupun kita yang menerima dan menanggapi undanganNya pasti akan diberi berkat yang lain.
Selamat hari minggu dan selamat menghayati panggilanNya untuk kita hadir dalam “Kenduren IllahiNya”
Salam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH