GOYANG NGEBOR SI KUDA TUA
Seorang peani
di sebuah kampung memelihara seekor kuda, karena usia kudanya sudah tua, maka
ia memutuskan untuk tidak lagi menggunakannya sebagai sahabat dalam bekerja.
Petani bingung, mau dijual tidak laku,mau dipotong juga tidak memungkinakan
karena sudah semakin tua dan pastinya dagingnya sangat alot. Kemudian dia
muncul ide brilian, ia ingat bahwa ia memiliki sumur yang sudah tidak
mengeluarkan mata air lagi, sehnggga ia berpikiran hendak memasukan kuda tuanya
dan menimbun sumurnya dengan tanah setelah dimasuki kuda tuanya.
Akhirnya si
petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun –
ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si kuda. Dan ia
mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop
dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Ketika si kuda
menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian
semua orang takjub karena si kuda menjadi diam.
Setelah
beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat ke dalam
sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus
ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si kuda melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan
badannya, dengan gaya goyang ngebor, agar tanah yang menimpa punggungnya turun
ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara si petani dan tetangga-tetangganya
terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si kuda terus juga
mengguncangkan badannya dan melangkah naik.
Segera saja
semua orang terpesona ketika si kuda meloncati tepi sumur dan melarikan diri.
Kehidupan
ini tidak selalu lurus dan sesuai dengan harapan manusia. Terkadang dalam
perjalanan kehidupan ini kita mesti menghadapi situasi yang menyenangkan namun
terkadang pula menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Jika situasinya
menyenangkan,tentu bukan persoalan namun jika situasinya tidak
menyenangkan,sering kita bingung dan seolah putus asa. Cerita di atas hendak
mengajak kita merenung tentang bagaimana menghadapi situasi sulit dan bisa
keluar darinya dengan senyum ceria. Kisah-kisah dalam bacaan Alkitab minggu ini
mengajak kita belajar MENGHADAPI SITUASI
SULIT untuk tidak selalu MENJERIT. Nabi Elisa, dalam siatuasi kelaparan dan
sulit mencari makan, medapat hadiah 20 potong roti, namun ia tidak memakannya
untuk dirinya dan menyimpannya untuk persediaan (Mungkin kalau kita sekarang
akan mengumpetkannya),
malahan meminta pembantunya membagikannya kepada 100 orang (2 Raja-Raja
4:42-44). Dalam kisah Injil Yohanes 6, saat semua kelaparan,Yesus tidak
menuruti permintaan muridNya, untuk menyuruh orang banyak mencari makan, justru
meminta memberikan makan dan saat ada anak kecil yang menyerahkan bekal
makanannya, Yesus menggunakan kesempatan itu sebagai media menghadirkan
kuasaNya. Dua pengalaman konkrit Alkitab itu seolah sebagai buah refleksi dari
iman Mazmur 145 :10-18 dan Efesus 3:14-21 tentang kuasa Illahi yang melebihi kekuatan doa.
Dari
refleksi kita minggu ini, mari kita (kembali) mencoba menemukan karunia Illahi
di tengah situasi sulit. Kuda saja bisa menjadikan hukuman atau situasi sulit
sebagai jalan berkat, apalagi kita yang manusia ini. Selamat mencoba.
Nalen,ujung
juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar