Sabtu, 20 Januari 2018

SIAP DILIBATKAN DALAM KARYA AGUNG ALLAH


Nampaknya manusia memang mendambakan kenyamanan, baik kenyamanan secara spiritual maupun kenyamanan secara ekonomi.

Oleh karena itu, untuk menggapai kenyamanan itu semua cara ditempuh, semua jalan dilalui, hanya untuk sampai pada wilayah yang bernama kenyamanan itu.

Namun ada juga orang yangberpandangan bahwa kenyamanan itu adalah saat tidak melakukan apa-apa, hanya pasrah kepada keadaan atau nasip. Nyaman adalah tanpa bergerak, tanpa upaya dan tanpa perjuangan.

Nyaman adalah menuruti kehendak hatinya sendiri tanpa pernah berdialog dengan situasi di sekelilingnya.

Minggu ketiga Januari 2018 ini refleksi iman kita diaja untuk menggumuli makna kehidupan kita. Hanya sekedar hidup demi kesenangan sendiri atau ada tujuan lain dari hidup yang kita yakini sebagai karunia Illahi ini? Bacaan-bacaan Alkitab dalam ibadah minggu ini menolong kita untuk sadar, betapa kita hidup diciptakan oleh Tuhan dan semestinya harus siap ”Dilibatkan dalam Karya Illahi”

Yunus, awalnya menolak dilibatkan dalam karya Illahi untuk mengajak bangsa Niniwe berbalik arah, dari memberontak melawan Allah menjadi taat kepada Allah (Yunus 3). Alasan Yunus (mungkin) rasional, Niniwe bukan bangsaku, Niniwe bangsa kafir dan selalu berbuat dosa, untuk apa ditobatkan. Mungkin begitu yang ada dalam konsep berikir Yunus. Baru setelah “diingatkan “ Tuhan , Yunus kemudian baru sadar.

Yunus awalnya enggan dari “zona nyaman berpikir” tentang panggilan hidup, namun Tuhan memiliki caraNya untuk menyadarkan. Mungkin setelah diingatkan, Yunus memiliki keyakinan kuat karena kemudian sadar bahwa semua akan diatur, ditatadan dilindungi oleh Tuhan, seperti refleksi Daud dalam Mazmur 62,bahwa Tuhanlah Sang Gunung Batu kehidupannya.

Nasehat Rasul Paulus untuk jemaat di Korintus menyadarkan kita semua bahwa waktu yang kita miliki untuk bermakna itu sangat terbatas (I Kor 7), oleh karena itu, manfaatkan waktu yang ada dengan tindakan-tindakan yang bermakna.

Nampaknya Rasul Paulus melihat, jemaat di Korintus banyak menggunakan waktu untuk sesuatu yang sia-sia, sesuatu yang berbeda dari kehendak Tuhan.

Keluar dari zona nyaman, itulah yang nampaknya dikehendaki Yesus. Dan itu semua diwujudkan dengan memanggil para muridNya sewaktu mereka dalam keadaan bekerja dan bukan saat mereka diam. Memanggil para murid saat situasi seolah nampak nyaman, apalagi dalam aspek ekomoni, karena para murid yang dipanggil dalam Markus 1 ini semuaya dalam keadaan sedang bekerja.

Yesus menghendaki manusia terlibat dalam karya Agung Illahi sesuai dengan kebijaksanaan Tuhan dan tentunya sesuai dengan talenta atau bakat yang telah Tuhan anugerahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH