INFO
Sabtu, 27 Januari 2018
HATI-HATI
INFO
Selasa, 23 Januari 2018
INSPIRASI PAGI NAN INDAH*
Anda mudah tersinggung dan marah?
Seorang laki-laki yang berbeda paham dengan seorang Guru Spiritual mengeluarkan kecaman dan kata-kata kasar, dan meluapkan kebenciannya kepada Sang Guru yang bijak.
Sang Guru hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata sepatah kata pun.
Setelah lelaki tersebut pergi, dan muridnya yang melihat peristiwa itu penasaran dan bertanya,"Mengapa Sang Guru diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut..?"
Sesaat kemudian Sang Guru pun berkata kepada si murid:
“Apakah jika seseorang memberimu sesuatu, dan kamu tidak mau menerimanya, lantas menjadi milik siapa kah pemberian itu..?”
"Tentu kembali menjadi milik si pemberi," Jawab si murid dengan lugas.
“Betul...... begitu pula dengan kata-kata kasar tersebut," tukas Sang Guru.
“Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya sendiri."
Dia tidak menyadari, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat; karena energi negatif yg muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan hidup."
Kemudian, lanjut Sang Guru:”Sama seperti orang yg ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri."
"Demikian halnya, jika di luar sana ada orang yg marah-marah kepadamu... biarkan saja … karena mereka sedang membuang SAMPAH HATI mereka. Jika engkau diam saja, maka sampah itu akan kembali kepada diri mereka sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu.....”
“Hari ini begitu banyak orang di jalanan yg hidup dengan membawa sampah di hatinya, baik itu sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, dan lainnya … maka jadilah kita orang yg BIJAK”*
Sang Guru melanjutkan nasehatnya:
“Jika engkau tak mungkin memberi, janganlah mengambil,
Jika engkau terlalu sulit untuk mengasihi, janganlah membenci,
Jika engkau tak dapat menghibur orang lain, janganlah membuatnya sedih,
Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menghujat,
Jika engkau tak dapat menghargai, janganlah menghina,
Jika engkau tak suka bersahabat, janganlah bermusuhan"
Inilah saatnya - kita melatih diri untuk membuang semua sampah yg ada di hati kita... Semangat pagi, smangat berkarya bagi Tuhan dan sesama berikan senyummu kepada siapa saja yang kita cintai dan juga mungkin (sedang) membenci......
Salam hangat
Minggu, 21 Januari 2018
Belajar Dari Embun Pagi
Sabtu, 20 Januari 2018
SIAP DILIBATKAN DALAM KARYA AGUNG ALLAH
Nampaknya manusia memang mendambakan kenyamanan, baik kenyamanan secara spiritual maupun kenyamanan secara ekonomi.
Oleh karena itu, untuk menggapai kenyamanan itu semua cara ditempuh, semua jalan dilalui, hanya untuk sampai pada wilayah yang bernama kenyamanan itu.
Namun ada juga orang yangberpandangan bahwa kenyamanan itu adalah saat tidak melakukan apa-apa, hanya pasrah kepada keadaan atau nasip. Nyaman adalah tanpa bergerak, tanpa upaya dan tanpa perjuangan.
Nyaman adalah menuruti kehendak hatinya sendiri tanpa pernah berdialog dengan situasi di sekelilingnya.
Minggu ketiga Januari 2018 ini refleksi iman kita diaja untuk menggumuli makna kehidupan kita. Hanya sekedar hidup demi kesenangan sendiri atau ada tujuan lain dari hidup yang kita yakini sebagai karunia Illahi ini? Bacaan-bacaan Alkitab dalam ibadah minggu ini menolong kita untuk sadar, betapa kita hidup diciptakan oleh Tuhan dan semestinya harus siap ”Dilibatkan dalam Karya Illahi”
Yunus, awalnya menolak dilibatkan dalam karya Illahi untuk mengajak bangsa Niniwe berbalik arah, dari memberontak melawan Allah menjadi taat kepada Allah (Yunus 3). Alasan Yunus (mungkin) rasional, Niniwe bukan bangsaku, Niniwe bangsa kafir dan selalu berbuat dosa, untuk apa ditobatkan. Mungkin begitu yang ada dalam konsep berikir Yunus. Baru setelah “diingatkan “ Tuhan , Yunus kemudian baru sadar.
Yunus awalnya enggan dari “zona nyaman berpikir” tentang panggilan hidup, namun Tuhan memiliki caraNya untuk menyadarkan. Mungkin setelah diingatkan, Yunus memiliki keyakinan kuat karena kemudian sadar bahwa semua akan diatur, ditatadan dilindungi oleh Tuhan, seperti refleksi Daud dalam Mazmur 62,bahwa Tuhanlah Sang Gunung Batu kehidupannya.
Nasehat Rasul Paulus untuk jemaat di Korintus menyadarkan kita semua bahwa waktu yang kita miliki untuk bermakna itu sangat terbatas (I Kor 7), oleh karena itu, manfaatkan waktu yang ada dengan tindakan-tindakan yang bermakna.
Nampaknya Rasul Paulus melihat, jemaat di Korintus banyak menggunakan waktu untuk sesuatu yang sia-sia, sesuatu yang berbeda dari kehendak Tuhan.
Keluar dari zona nyaman, itulah yang nampaknya dikehendaki Yesus. Dan itu semua diwujudkan dengan memanggil para muridNya sewaktu mereka dalam keadaan bekerja dan bukan saat mereka diam. Memanggil para murid saat situasi seolah nampak nyaman, apalagi dalam aspek ekomoni, karena para murid yang dipanggil dalam Markus 1 ini semuaya dalam keadaan sedang bekerja.
Yesus menghendaki manusia terlibat dalam karya Agung Illahi sesuai dengan kebijaksanaan Tuhan dan tentunya sesuai dengan talenta atau bakat yang telah Tuhan anugerahkan.
Jumat, 19 Januari 2018
Menjadi Berarti untuk Kehidupan
Emas berkata pada tanah, “Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku.......???
Apakah engkau berharga seperti aku....... ???”
Tanah menggelengkan kepala dan menjawab,
“Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yang lain, apakah kamu bisa....... ???”
Emas pun terdiam seribu bahasa......!!!!!
Dalam hidup ini banyak orang yang spt emas, berharga, menyilaukan tetapi TIDAK bermanfaat bagi sesama.
Sukses dalam karir, rupawan dalam paras, tapi SUKAR membantu apalagi peduli.
Tapi ADA juga yg spt tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.
Makna dari kehidupan BUKAN terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.
Jika keberadaan kita DAPAT menjadi berkah bagi banyak org, barulah kita benar2 bernilai.
Apalah gunanya kesuksesan bila itu TIDAK membawa manfaat bagi kita, keluarga dan orang lain.
Apalah arti kemakmuran bila TIDAK berbagi pada yang membutuhkan.
Apalah arti kepintaran bila TIDAK memberi inspirasi di sekeliling kita.
Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima........
NIAT BAIK,
Caranya Harus BAIK,
HASIL BAIK.
Sebuah Catatan kehidupanku..
Jumat, 12 Januari 2018
Jadilah Kecil
Suatu sore saya makan di sebuah rumah makan di sebuah jalan besar. Ketika hendak menyendok nasi, saya terkejut karena ada sebuah paku bengkok berkarat. Saya tentu saja menyampaikan hal itu kepada pemiliknya. Pemiliknya hanya diam saja dan membuang paku itu serta mengganti nasi saya. Hanya itu. Sejak saat itu saya tidak pernah makan di tempat itu lagi.
Kisah sejati di atas mengingatkan saya akan humor. Suatu kali ada seorang ibu yang makan di restoran. Dia begitu terkejut ketika di mangkuk supnya ada sebuah sekrup. ?Pak, di sup saya ada sebuah sekrup!? protesnya.
Dengan kalem penjualnya berkata, ?Bu, harga sup itu hanya sepuluh ribu rupiah. Jangan harapkan Ibu mendapatkan traktor di dalamnya!?
Sikap dan tindakan pemilik rumah makan yang menyepelekan masalah ?kecil? di atas bukan tindakan terpuji. Jika kita membiarkan dosa ?kecil-kecil? di dalam hidup kita, maka kita akan celaka.
Hal-hal kecil apa yang berbahaya?
Rubah: ?Tangkapl
... baca selengkapnya di Jadilah Kecil Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
HIDUP BAGI ALLAH
-
Fenomena media sosial yang menggelora tanpa bisa dibendung, menjadikanbanyak orang menjadi was-was, kuatir dan bahkan sudah sampai k tah...
-
Setu Pahing 17 Desember 2022 BENINGE EMBUN ESUK II Samuel 7 : 23-29 Jabur 80 : 1-7, 17-19 Yokanan 3 : 31-36 “ Pramila sapunika P...
-
Selasa Legi 20 April 2021 BENINGE EMBUN ESUK Hosea 5 : 15- 6:6 Jabur 150 2 Yokanan 1 : 1-6 Mulane payo padha tetepungan lan mb...