Jumat, 24 Juni 2016

MENGIKUT YESUS




Dua orang sahabat suatu ketika bercakap. Materi yang dipercakapkan keliahatanya serius, karena berkenaan dengan kepercayaan.
“Apa yang kau dapatkan dengan rajin ke gereja,mengikuti banyak kegiatan dan ikut dalam banyak kepanitiaan gereja, apakah kamu mendapat keuntungan secara ekonomi?”, Tanya Maruto,sembari menekan layar Hape Androintnya.
“Aku tidak mendapatkan keuntungan ekonomi”, Jawab Panggah santai.
“Lhadalah..lha kalau tidak mendapatkan apa-apa, mengapa kamu selalu mengikuti semua kegiatan gereja itu?”, Maruta mengejar dengan pertanyaan untung rugi kembali. “Aku tidak selalu memperhitngkan untung-rugi dalam sisi-sisi kehidupanku. Bagiku,aktif dalam kegiatan gereja itu adalah pilihan hidup dan aku sudah sadar dengan semua resikonya”, Panggah melanjutkan jawab dengan mantab.
Percakapan diatas hanya sebuah  percakapan imajiner, namun darinya kita bisa bercermin, pada sisi siapakah kita ada. Pada posisi Marutokah, yang selalu mengukur semua dengan ukuran untung rugi atau pada sisi Panggah yang melihat semua sebagai sebuah pilihan hidup? Bacaan Injil Lukas hari ini, minggu 26 Juni 2016 ang secara khusus terambil dari ayat 51-62 mengajak kita jauh lebih dalam merefleksikan hidup kekristenan kita.
Mengikut Yesus buka sekedar mencari kepuasan emosional,itu terbukti saat Yohanes dan Yakobus meminta ijin Yesus untuk membakar sebuah desa orang Samaria yang menolak mereka. Bagi Yesus,pelayananNya bukan sekedar memuaskan kepentingan pribadi namun belajar untuk SABAR. Mengikut Yesus bukan sebagai pemuas harapan Material,ini terbukti saat ada yang berjanji untuk mengikutiNya dan Yesus mengatakan bahwa Serigala punya liang dan burung punya sarang namun anak manusia tidak memiliki tempat meletakkan kepalaNya, orang itu mulai mundur dengan berbagai alasan. Alasan-alasan yang dibuat sangat konyol,dari mau memakamkan orangtuanya dan mau pamit kepada keluarganya. Dua alasan di atas sangat rasional dan masuk akal, namun sejatinya hanyalah akal-akalan mereka untuk menghindar dari konsekwensi mengikut Yesus.
Mengikut Yesus bukanlah takdir, itu adalah pilihan. Jika memang kita sudah dengan mantab memilih pilihan hidup mengikutNya, siaplah dengan segala konsekwensi. Makian,penolakan,rasanan,pergunjingan,ancaman dan resiko TIDAK MEMILIKI APA-APA adalah deretan konsekwensi dari mengikut Yesus, persis seperti jawaban Yesus,tidak punya tempat meletakkan kepalaNya. Maka, jika saudara membaca tulisan ini dan pernah mengalami penolakan, makian,dirasani,dipergunjingkan,diancam dan ditinggalkan,bisa jadi sebenarnya saudara sedang meniti jalan Yesus.
Dan Maruta bersama Panggah tetap berdua dengan senyum, meski berbeda pandangan.
Selamat Mengikut Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH