Dua orang sahabat suatu ketika bercakap. Materi yang
dipercakapkan keliahatanya serius, karena berkenaan dengan kepercayaan.
“Apa yang kau dapatkan dengan rajin ke gereja,mengikuti
banyak kegiatan dan ikut dalam banyak kepanitiaan gereja, apakah kamu mendapat
keuntungan secara ekonomi?”, Tanya Maruto,sembari menekan layar Hape
Androintnya.
“Aku tidak mendapatkan keuntungan ekonomi”, Jawab Panggah
santai.
“Lhadalah..lha kalau tidak mendapatkan apa-apa, mengapa
kamu selalu mengikuti semua kegiatan gereja itu?”, Maruta mengejar dengan
pertanyaan untung rugi kembali. “Aku tidak selalu memperhitngkan untung-rugi
dalam sisi-sisi kehidupanku. Bagiku,aktif dalam kegiatan gereja itu adalah
pilihan hidup dan aku sudah sadar dengan semua resikonya”, Panggah melanjutkan
jawab dengan mantab.
Percakapan diatas hanya sebuah percakapan imajiner, namun darinya kita bisa
bercermin, pada sisi siapakah kita ada. Pada posisi Marutokah, yang selalu
mengukur semua dengan ukuran untung rugi atau pada sisi Panggah yang melihat
semua sebagai sebuah pilihan hidup? Bacaan Injil Lukas hari ini, minggu 26 Juni
2016 ang secara khusus terambil dari ayat 51-62 mengajak kita jauh lebih dalam
merefleksikan hidup kekristenan kita.
Mengikut Yesus buka sekedar mencari kepuasan emosional,itu
terbukti saat Yohanes dan Yakobus meminta ijin Yesus untuk membakar sebuah desa
orang Samaria yang menolak mereka. Bagi Yesus,pelayananNya bukan sekedar
memuaskan kepentingan pribadi namun belajar untuk SABAR. Mengikut Yesus bukan
sebagai pemuas harapan Material,ini terbukti saat ada yang berjanji untuk
mengikutiNya dan Yesus mengatakan bahwa Serigala punya liang dan burung punya
sarang namun anak manusia tidak memiliki tempat meletakkan kepalaNya, orang itu
mulai mundur dengan berbagai alasan. Alasan-alasan yang dibuat sangat
konyol,dari mau memakamkan orangtuanya dan mau pamit kepada keluarganya. Dua
alasan di atas sangat rasional dan masuk akal, namun sejatinya hanyalah
akal-akalan mereka untuk menghindar dari konsekwensi mengikut Yesus.
Mengikut Yesus bukanlah takdir, itu adalah pilihan. Jika
memang kita sudah dengan mantab memilih pilihan hidup mengikutNya, siaplah
dengan segala konsekwensi. Makian,penolakan,rasanan,pergunjingan,ancaman dan
resiko TIDAK MEMILIKI APA-APA adalah deretan konsekwensi dari mengikut Yesus,
persis seperti jawaban Yesus,tidak punya tempat meletakkan kepalaNya. Maka,
jika saudara membaca tulisan ini dan pernah mengalami penolakan,
makian,dirasani,dipergunjingkan,diancam dan ditinggalkan,bisa jadi sebenarnya
saudara sedang meniti jalan Yesus.
Dan Maruta bersama Panggah tetap berdua dengan senyum,
meski berbeda pandangan.
Selamat Mengikut Yesus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar