Dua orang anak diminta oleh bapaknya menggali sebuah Kolam. Mereka diberi waktu yang sama untuk menggali Kolam itu. Kedua anak itu menanggapinya dengan berbeda, si bungsu melakukan dengan penuh gerutu sedangkan si sulung mengerjakannya dengan sepenuh hati. Waktu terus bergulir dan belum ada tanda-tanda si bapak akan memberikan perintah menghentikan tugas menggali Kolam itu.
Kadang si bapak melihat-lihat pekerjaan kedua anaknya, dan dengan tersenyum selalu menyapa mereka. Tidak pernah menegor atau memberi semangat kepada kedua anak itu. Melihat sikap ayahnya yang seolah tidak peduli,si bungsu yang semenjak awal menerima dan mengerjakan perintah bapaknya sudah malas-malasan,menjadi semakin malas. Berbeda dengan si sulung, meski tidak ada pantauan dari bapaknya selalu bekerja dengan tulus dan bersemangat.
MANFAATKAN WA ANDA
Si Bungsu berpikir, buat apa aku susah-susah menggali Kolam ini, sementara bapakku nampaknya tidak peduli. Buat apa aku bersusah-susah dan berjerih lelah membuat Kolam ini, sementara aku tidak tahu akan tujuan dari pekerjaan ini?Maka semakin malas Si Bungsu bekerja, sering ia melihat dengan sinis kakaknya yang tetap bersemangat bekerja,meski panas sengatan terik matahari seolah membuat semakin legam seluruh kulit. Si Bungsu semakin malas mengerjakan perintah bapaknya sementara si Sulung tetap setia dengan pekerjaannya. Hingga suatu waktu, Bapaknya datang dan menyuruh mereka menghentikan pekerjaan itu.
“Anak-anakku semua, Akhiri pekerjaan kalian. Sudah saatnya kalian berhenti dari pekerjaan membuat Kolam ini. Bagaimana dengan pekerjaanmu Sulung?”, Tanya bapak itu kepada anak sulungnya. “Saya mengerjakan semampu saya Bapak,dan juga selama ada waktu saya selalu mengerjakan pekerjaan itu. Lihatlah hasilnya, bapak bisa melihatnya”, Jawab Si Sulung.
“Bagaimana pekerjaanmu anakku
Bungsu, sudahkah kau kerjakan dengan maksimal?”, Tanya Si Bapak kepada anak
Bungsunya. “Untuk apa saya mengerjakan pekerjaan yang tidak jelas tujuannya itu
bapak?Lebih baik saya Santai menikmati hidup ini daripada, mengerjakan sesuatu
yang tidak jelas tujuannya”, Jawab Si Bungsu polos.
“Bagus, sekarang saatnya
bapak memberikan benih ikan Mas untuk kolam yang sudah kalian buat. Benih ini
sesuai dengan kapasitas kolam yang sudah kalian buat. Sulung ambilah benih di
ember besar, karena kolam yang kau buat besar, dan kau Bungsu, ambillah ember terkecil itu
karena itulah yang bisa ditampung kolam buatanmu”, Bapak itu dengan penuh
wibawa memberikan perintah kepada anak-anak itu. Si Bungsu termangu namun sesal
kemudian tak ada artinya. Apa yang kita kerjakan, itulah yang nantinya akan
kita tuai. Segala keletihan dan lelah tubuh akan terbayar dengan berkat yang
sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar