Senin, 22 Juli 2013

NARASI KEHANCURAN











SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MENGHIJAUKAN INI LAGI?
Hutan di seluruh dunia, menurut laporan semakin menipis, begitu pula di Indonesia. Di antara Salatiga dan Gubug Purwodadi, sejatinya adalah Hutan Jati milik Perhutani. Namun semenjak reformasi tahun 1997-1998, akibat terjadinya penjarahan besar-besaran  hingga kini kondisinya semakin menguatirkan.
Ilalang tumbuh menggantikan pohon-pohon jati, sementara tanaman palawija petani seperti jagung dan kacang, dalam beberapa tahun terakhir, justru menghiasi (bekas) hutan jati ini. Sebenarnya Perhutani telah tepat mengambil langkah dengan menggadeng petani lokal untuk menggarap dengan cara tumpang sari sehingga keamanan tanaman tahunan terjaga. Namun harapan akan segera tumbuh besarnya tanaman itu belum bisa terwujud cepat karena kadang petani lebih mementingkan tanaman palawijanya daripada tanaman Jati.
Jika terus dibiarkan, maka besar kemungkinan hutan Jati diantara Salatiga dan Gubug Purwodadi ini akan menjadi padang rumput atau bahkan hamparan ilalang yang secara fungsi hutan sebagai Paru-Paru dunia tidak begitu berpengaruh signifikan.
Lalu masalahnya adalah, siapa yang bertanggungjawab atas nasib hutan ini?Pemerintah melalui Dinas Kehutanan ataukah seluruh masyarakat? Sudah saatnya semua memikirkan nasib hutan yang merupakan bagian dari ciptaan  Tuhan
Mbah’e


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH