BAHAGIA ITU PILIHAN
Catatan tafsir reflektif Kisah Rasul 16:16-34
Banyak
orang berpikir dan juga menjadikannya prinsip hidup bahwa yang menjadi sumber
kebahagiaan adalah tertumpuknya material yang didambakan. Ada rumah mewah lebih
dari satu, ada tabungan dan uang kas sesuai keinginannya, ada mobil,semua alat
elektronik paling mutakhir. Ada pula yang memiliki konsep bahwa dirinya akan
bahagia jika memiliki istri banyak, memiliki perusahaan banyak, bisa kemanapun
yang disuka. Hampir semua manusia memiliki
konsep kekayaan sebagai sumber kebahagiaan. Dan nampaknya itu tidak
banyak yang menangkali. Semua sepakat dan setuju akan konsep ini.
Jika
kemudian manusia diperhadapkan pada realita yang berbeda, pada suatu kenyataan
yang secara manusiawi menyakitkan, apakah mungkin bahagia yang didamba itu akan
dirasa?Mungkin akan ditertawakan oleh banyak orang. Dikatakan gila, tak
rasional, tak masuk akal, kenthir dan masih banyak umpatan lainya.
Lalu,
ketika ada sebuah ide, usulan, pendapat yang menyatakan bahwa bahagia itu
pilihan, kira-kira akan seperti apa reaksi mereka itu ya?
Alkisah,
dalam touringnya ke sekitar Asia Kecil Paulus dan Silar sampai pada sebuah
kota. Di sana mereka mengajar tentang Injil Yesus. Ada yang disembuhkan, adan
yang diajar dan mendapat pembaharuan, namun yang paling heboh adalah ada yang terusir setannya.
Hebuaat!Namun justru inilah masalahnya, seta-seta itu dikendalikan oleh para
juru tenung dan mereka bekerja kepada majikan demi segepok uang. Maka ketika
banyak yang tak lagi memerlukan ilmu
tenung para petenung yang notabene mengurangi penghasilan mereka. Mereka marah.
Paulus dan Silas akhirnya dimasukkan ke dalam penjara. Penjara paling jelek
pada masa itu. Gelap,pengab dan sempit. Dingin dan lembab. Mungkin banyak
nyamuk dan juga tinggi (binatang ecil yang kalau menggigit menjadikan bentol).
Mungkin masih banyak lagi. Semua bisa menjadi pendukung untuk tidak bahagia.
Namun mereka malah bernyanyi, mereka bahagia. Ini yang aneh. Ajaib. Mana ada
orang dipenjara bisa bersuka cita (Kecuali sekarang karena Penjara itu bisnis
fasilitas juga).
Paulus
dan silas mengerti darimana, dimaa dan mau ke mana hidup mereka. Dari siapa,
dan untuk siapa hidup mereka, karenanya apapun yang mereka alami tak
mempengaruhi bahagia mereka. Bagi mereka bahagia adalah suasana hati bukan
keadaan di luar diri. Bahagia buka karena mampu mengumpulkan banyak namun
manakala mampu membagi eberapa banyak.
Penjara yang gelap itu membuat keajaiban.
Nyanyian Pujian mereka berdua menggoncangkan struktur bumi, ada gempa bumi yang
akhirnya melepaskan mereka yang terpenjara. Mereka lepas dari belenggu yang
menyencangnya. Dan mereka hebat,
manakala penjaga penjara ketakuta karena merasa lalai dan karena itu mau bunuh
diri, mereka menghalanginya. Pengampunan adalah buah dari kebahagiaan. Maka,
kita perlu belajar untuk menjadikan bahagia itu pilihan bukan lotre kehidupan.
Selamat Mencoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar