Senin, 05 Juni 2017

Kampung Halamanku..


Kampungku
Inilah portret kampungku.

Di perbukitan itulah desaku yang permai. Disanalah saya dulu dilahirkan dan dibesarkan. Disanalah saya dulu menghabiskan masa kecil untuk menggembala sapi di sekitar hutan.

Disana pula saya dulu membantu almarhum bapak di sawah dan ladang. Di hutan lebat itulah, dulu saya mencari kayu bakar untuk membantu simbok jualan tempe. Di hutan itupula saya bersama warga kampung lain berburu ulat kayu jati (dan kepompongnya) untuk dimasak dan disantap sebagai tambahan protein.

Dari kampung yang terpencil-terisolir inilah, saya dulu berjalan kaki sendirian tak bersepatu menyusuri perbukitan, sungai, sawah, dan jalan-jalan terjal tak beraspal untuk sekolah di sebuah esde,esempe di kota kecamatan yang memakan waktu sekitar satu jam perjalanan. Jika kehausan di jalan, saya minum air sungai atau air sawah. Jika kelaparan, saya mencari sajen di sawah untuk dimakan.

Kemiskinan bukanlah alasan untuk tidak sekolah. Kemelaratan bukanlah alasan untuk mogok sekolah. Nasib orang di masa mendatang, tidak akan pernah ada yang tahu. Anda yang sekarang kebetulan masih berada "di bawah" janganlah berputus asa dan bermurung durja karena kesempatan Anda untuk naik "ke atas" masih terbuka lebar menganga. Sebaliknya, Anda yang sekarang merasa "di atas", janganlah sombong dan semena-mena karena jika tidak hati-hati, Anda akan terjerembab dan terjun "ke bawah" menjadi orang yang hina-dina.

Untuk mundu baran kampungku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH