Sepanjang hari ini hujan setia menyapa, dan saat sore,
sisa-sisa hujan masih terlihat dengan jelas. Selokan masih terairi air keruh,
daun-daun masih basah. Kabut mulai turun, menyelimuti dedaunan, yang juga masih
basah.
Nadi kehidupan kampung ikut dingin, sedingin puncak musim
hujan di wilayah tropis. Beberapa petani nampak mulai mennggalkan
sawahnya,beberapa diantara mereka sudha menggunakan kendaraan bermotor untuk
pergi dan pulang dari sawah. Memang kemajuan menyentuh seluruh sendi kehidupan.
Beberapa rumah sudah mulai menyalakan lampu penerangan,
mungkin karena kabut dan sisa hujan menjadikan gelap lebih terasa, meski senja
belum begitu tua. Dari sebuah sudut rumah, di ujung pertigaan jalan kampung,
nampak seorang ibu, sedang membuka sebuah kandang. Kandang untuk ayam
peliharaan mereka. Ibu itu hendak memanggil dan mempersilakan ayam-ayamnya
pulang.
Seharian ayam-ayam itu dibiarkan berkelaiaran mencari makan dan juga
bersosialisasi sesame ayam. Dan senja atau sora adalah saat pulang. Biasanya,
pagi dilepas dari kandang setelah terlebih dahulu diberi makan oleh ibu pemilik
itu. Namun sora, biasanya tidak, karena mungkin ayam-ayam itu sudah kenyang.
Saya tertarik untuk memotret “Pulangnya” ayam di sore hari.
Pulang berarti kembali menuju tempat awal berada. Pulang berarti kembali ke
tempat yang dirasakan paling aman dan nyaman untuk menikmati kehidupan. Dan ayam-ayam
itu sepertinya sudah sangat paham, jika senja adalah waktu untuk pulang, untuk
kembali. Seharian cukup untuk bermain,
bekerja,berekspresi dan juga untuk mencari sesuatu. Ketika tiba saatnya, maka
pulang adalah pilihan terbaik.
Mungkin saja sewaktu siang,selama beraktifitas, ayam-ayam
itu ada yang bertengkar, berkelahi,bermusuhan,menghadapi ancaman dan juga
terpeleset dan jatuh. Namun saat senja, saatnya untuk pulang. Ayam bisa
memahami ruang dan batasan-batasan hidupnya. Ayam sadar, meski masih lapar dan
masih banyak makanan, namun gelap malam dan terang lampu listrik tidak bisa
menolongnya melihat realita dis ekitarnya, maka jalan terbaik adalah pulang,
kembali. Pulang untuk memulihkan tenaga, mengembalikan energi yang telah terpakai.
Terkadang, manusia tidak bisa lebih bijaksana dari ayam
dan kehidupannya. Kadang manusia gagal mengelola waktu dengan baik dan tepat. Kadang
manusia gagal untuk menyadari bahwa saatnya untuk pulang, untuk kembali,untuk
menyerahkan waktunya kepada yang lain. Manusia terlalu serakah dengan segalanya,
juga serakah terhadap waktu. Dan sering pula manusia tidak memanfaatkan waktu
untuk sesuatu yang baik, malah menggunakan waktu untuk merusak dan
menghancurkan. Jika demikian yang terjadi, maka pulanglah, kembalilah kepada
kehidupan yang membuat tenteram dan damai.
Belajarlah dari ayam..yang selalu pulang saat senja
tiba..