Perjumpaan di Song Putri itu adalah akhir perjumpaan
Sunan dan Narni, sebelum mereka meniti kehidupan masing-masing. Namun diakhir
jumpa mereka, ada sebait janji yang merekan ikrarkan.
“Nar, suatu waktu aku akan kembali ke tempat ini
mengajakmu. Dan saat itu, aku akan mengajkmu meniti kehidupan ini,
mengarungi bahtera kehidupan di samudra
yang kadang terasa ganas dan menakutkan
ini”, Ungkap Sunan, sembari mendekatkan tubuhnya ke tempat Narni berdiri.
Semilir angin siang menjelang sore itu menjadikan
suasana terasa sangat romantic. Narni nampak menikmati suasana dan membiarkan
saja Sunan semakin mendekatkan tubuhnya ke dirinya. Hembusan angina yang
membelai mereka seolah membiaskan kehadiran Sunan. Dan sembari masih menatap kea
rah air yang berkeriap-keriap dipermainkan angina dan sinar matahari, Narni
merasakan keanehan yang justru didambanya. Perlahan kemudian dua anak manusia
itu sudah saling berdekapan.
****
Waktu kemudian bergulir dengan damai dan taka dan yang mampu
mengentikan ataupun mempercepat laju mereka. Di dalam waktu yang bergulir bebas
namun pasti itu, Sunan dan Narni juga terjebak di dalam pusarannya. Mereka berjuang
memperjuangkan hidup, berjuang menata dan merancang hidup demi esok yang lebih
baik.
Kesibukan pada akhirnya menjadikan mereka melupa akan waktu di mana
mereka berucap janji. Entah itu karena janji mereka terlahir kala masih remaja
atau memang kesibukanlah yang menghalangi mereka.
Sunan tenggelam dalam perjuangan menemuka hidup yang lebh
baik. Usai mengakhiri sekolahnya di Sekolah Teka Mulih (STM), sunan merantau,
ke kota di mana semua orang silau dengan tawaan kesuksesannya. Merangkak dari
posisi bawah, sunan sedikit demi sedikit menggapai impiannya, meraih kesuksesan
di tanah rantau. Sempat ingin mencari di mana Narni berada, namun ingin itu
ditepiskannya, demi meraih sukses terlebih dahulu.
Sebenarnya masih bergelora rindu dalam dada dan
sanubarinya, namun minimnya info tentang Narni membuatnya bersabar, sembari
menunggu waktu yang tepat, untuk mendatangi Narni di kampung halamnnya dan
kembali mengajaknya ke taman janji, Waduk Song Putri. Namun budaya pulang dua
desa mereka nampaknya berbeda, sehingga harapan untuk berjumpa semakin menipis,
meski sunan masih menjaga janjinya untuk kembali kepada Narni, seperti janji di
Song Putri.
Waktu terus bergulir dan Sunan nampaknya semakin
menikmati suksesnya, hingga nama Narni semakin sayup dalam hatinya. Semua semakin
terasa sayup, saat Sunan berjumpa dengan sesosok perempuan yang lain. Awalnya taka
da rasa apapun, namun keakrabannya dengan adiknya, karena memang perempuan itu
karibadiknya, menjadikan perjumpaan yang terlalu sering itupun mengakibatkan
tumbuhnya benih rasa di hati dua anak manusia itu. Dan akhirnya, nama Narni
semakin tersembunyi jauh di pojok hati Sunan. Sayup dan semakin sayup, hingga
akhirnya nyaris tak terdengar kembali, meski sejatinya masih bersuara.
****
Nun di tempat lain, juga masih di belantara ibukota. Narni,perempuan
enerjik dan ceria, juga berjuang menata hidupnya. Dia datang ke ibukota seusai
menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas. Ada harap, dalam
perantauannya,, Narni bisa menjumpai Sunan, namun bukan itu semata tujuannya
merantau. Nanri ingin membantu kedua orangtuanya.
Ganasnya belantara ibukota tak menakutkan Narni, berneda
dengan temannya, Mini, yang gagal menaklukan ganasnya ibukota. Narni berani
menghadapi gansanya ibukota, karena bertekad memberi beda pada hidupnya. Dalam jerih
juang menata dan merenda kehidupan dengan kerja, selalu tersembunyi asa Sunan
akan menjumpainya. Sehari, seminggu,sebulan,setahun terus bergulir, namun
takjua waktu memperjumpakan mereka.
Dan, mungkin sama seperti Sunan, keringnya hati karena
janji takjua terpenuhi, menjadikan Narni merindu siraman untuk hatinya yang
mulai menggersang. Dan di saat itulah, muncul sosok Arjuna hidupnya. Masih atu
propinsi asalnya, meski berbeda wilayah. Pesisir utara jawa dan pesisir selatan
jawa. Namun tidak mengapa, toh keringnya hati bisa tersirami hadirnya sang
Arjuna.
Asa untuk menjumpa Sunan semakin sayup dan bahkan
takterdengar lagi oleh hati Narni, meski suara dalam sanubari itu masih
berteriak. Memang terkadang, kenangan siang romantic di Song Putri masih
menjadikan hati Narni menimbun harap, suatu waktu kan terulang,. Teringat saat
semilir angina mengantarkan raga mereka dekat, sangat dekat dan kemudian yang
terasa hanyalah tubuh yang menggigil, sebelum dehem bapak-bapak yang mau ke lading
menyadarkan mereka.
Sang Arjuna dari pantura pula yang akhirnya menggandeng
Narni mulai melupakan Sunan, seperti Sunan yang juga mulai melupakan dirinya. Dan
akhirnya, tanpa ada jumpa, Narni memilih jalan untuk melupakan Sunan dan
menggandeng tangan Arjuna Pantura untuk meniti jalan hidup berkeluarga…
***
Lebih dari duapuluhlima tahun waktu bergulir dengan
angkuhnya, dan selama itu pula, ada banyak keindahn dan juga kepedihan
kehidupan. Jaman berkembang sangat cepat, peradaban melesat bak meteor
menghujam bumi dan di dalamnya teknologi ikut berlari sangat kencang. Teknologi
jugalah yang mempertemukan banyak sahabat dalam dunia kecil bernama internet. Di
sana, ada banyak ruang yang bernama media sosial.
Dalam gemuruh peradaban yang serba cepat, ketika usia
sudah tidak muda lagi,saat anak-anak sudah menghiasa hidup berkeluarga, ada
sekilas suka ketika beberapa sahabat dan rekan masa silam muncul kembali. Melaui
grup Wa, BBM, FB, Line dan sejenisnya, ada perjumpaan, ada keharuan dan gembira
yang terungkap. Beberapa kawan lama kembali hadir dan kenangan saat masa-masa
sekolah kembali mengapung dan bermain di pelupuk mata. Pun begitu dengan Sunan
beserta Narni. Grup WA jualah yang memperjumpakan mereka.
“Anda telah ditambahkan ke grup oleh seseorang yang tidak
anda kenal”, Itulah yang muncul di layar Androit Narni, saat ada seseorang
memasukkannya di grup SMP. Kemudian dia buka, cek di info grup, hanya deretan
angka, belum bernama. Diperhatikan satu persatu dengan seksama. Hingga akhirnya,
Narni menemukan wajah yang sangat dikenaknya. Kemudian teringat suatu siang di
Song Putri..angannya melayang jauh, bersamaan dengan itu, dari tetangga satu
tembok di komplenya. Narni mendengar sebuah lagu Almarhum Chryse, yang sepertinya menampar
kenyataan dirinya..
Masih adakah satu kemungkinan
Bagi diriku dengan dirimu
Menjalin cerita berbagi suka, duka
Walaupun kita sama saling menyinta
Bila disana didepan kita
Bila disana didepan kita
Tirai menghalangi perjalanan ini
Kini ku mengerti dan dapat merasakan
semua yang kau rasadi
saat ini............
Reff.Mengapa ini harus terjadi
Reff.Mengapa ini harus terjadi
Kita bertemu saat dirimuTak
lagi sendiri
cobalah engkau sadari
Mana mungkin lagi kita berdua kan menyatu
Maafkanlah diriku kasih...
Tiba-tiba, Narni bergegas mengambil tissue, ada air
mening mengatree jatuh di dua ujung pelupuk matanya…
Bersambung..