Rabu, 01 Februari 2017

Komunikasi Yang Sempurna




“Bapak, saya minta tolong ya. Sebelumnya mohon maaf jika saya yang lebih muda ini meminta tolong ke bapak. Saya minta tolong diambilkan gelek (makanan ringan dengan bahan dasar tepung terigu dan gula dan dihiasi wijen. Di daerah lain dinamakan onde-onde)”. Ungkap seorang pembawa sebuah diskusi kerohanian.

Sebentar kemudian si bapak yang bertubuh kecil namun kekar, dengan kumis danjambang yang sudah mulai terlihat memutih bergegas mengangkat sebuah piring yang berisi beberapa jenis makanan ringan, yang salah satunya gelek tersebut.
“Bapak..saya minta satu saja, buka satu piring”, Sergah  si pembawa diskusi. Kemudian si bapak itu meletakkan piring, mengambil satu biji gelek dan menyerahkan ke si moderator diskusi. 
Komunikasi tidak akan pernah sukses jika tanpa pengertian dan ksepahaman bersama. Di dalam hal ini, mendengarkan dengan seksama sangat diperlukan. Meminta satu biji, sebuah permintaan yang jelas. Namun mungkin karena budaya Jawa yang penuh ewuh-pekewuh, sering orang gagal memahami maksut sebenarnya dari permintaan seseorang terhadap dirinya.   
Untung saja dalam narasi tadi terjadi lalu-lintas komunikasi yang serasi, saat dirasa sesuatu yang diminta berbeda, kemudian diingatkan dan terjadi penggantian barang, maka saat itu sukseslah komunikasi. Berbeda halnya jika tidak ada iklim komunikasi dan relasi yang baik, saat melihat yang diberikan berbeda denganyang dikehendaki,dan tidak diadakah “dialog lanjutan”, maka bisa membuka kemungkinan retaknya relasi dan komunikasi.
Bisa jadi yang meminta menggerutu dan kemudian menyebarkannya ke orang lain, maka timbulah kasak-kusuk. Kasak-ksuk juga bisa berakibat lebih parah…silakan bayangkan jika yang diminta (diajak komunikasi) mendengar gerutuan, pasti akan marah dan seterusnya. Itulah dunia komunikasi. Ada banyak komungkinan timbul dari padanya. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang membebaskan relasi. Jika ada yang dirasa kurang, maka segera benahi. Karena dengan komunikasi yang baik, akan memberi dampak luar biasa untuk kehidupan.

Dalam sebuah narasi suci, seorang murid Sang Guru Agung mendapat informasi bahwa ibu mertuanya sakit. Kemudian sang murid itu berkomunikasi dengan Gurunya, mengundangNya mampir dan menyembuhkan mertuanya. Bisa pembaca bayangkan, betapa baiknya komunikasi Si Menantu dengan Si Mertua. Dan akibat dari indah dan baiknya relasi mereka, ada sakit yang tersembuhkan. Buka itu saja, banyak orang bisa mendapatkan kesempatan menikmati indahnya komunikasi dengan melihat kehadiran Sang Guru Agung itu.

Pertanyaan sederhana untuk siapa saja. Sudah baikkah komunikasi dan relasi anda? Dengan anak,suami, istri,orangtu dan juga mertua?Silakan rasakan, enak mana komunikasi yang rusak dan komunikasi yang baik..

Salam komunikasi indah dalam relasi yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH