Jumat, 19 Agustus 2016

TIDAK SELAMANYA PELANGGARAN ITU SALAH




Peraturan dibuat untuk menjadikan manusia teratur, karena pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan untuk melanggar apa yang dinamakan aturan. Namun seringkali  manusia salam menempatkan peraturan. Sering manusia berpikir bahwa peraturan dibuat untuk dilanggar da nada juga yang berpikir bahwa manusia harus hidp dalam peraturan. Dua sisi pandangan ini sama-sama salah jika diberlakukan secara konyol dalam kehidupan.

Berkenaan dengan peraturan ini,pada saat hdup dan pelayananNya, Yesus mesti berhadapan dengan kemunafikan. Tokoh-tokoh agama Yahudi sangat ketat memberlakukan peraturan agama mereka, namun ketat itu hanya berlaku untuk kalangan yang bukan komunitas mereka. Peraturan akan beda pemberlakuan dan pelaksanaannya jika untuk kalangan mereka. Dalam pandangan agama Yahudi, Sabat adalah waktu istimewa yang khusus untuk ibadah mereka. Tidak boleh ada kegiatan apapun selain ibadah itu sendiri. Akan ada hukuman keras jika melanggar aturan agama ini. Yesus menolak pandangan ini dan cara Yesus menolak sangat sederhana kalau tidak dikatakan ekstrim. Bagaimana cara Yesus menolak pandangan kaum agamawan Yahudi?Dengan cara melakukan tindakan yang berlawanan dengan pandangan kaum penguasa.

Peristiwa penyembuhan perempuan sakit di hari Sabat, bagi Yesus adalah hal sederhana. Namun tindakan itu dilihat sebagai pelanggaran berat oleh para pemimpin agama Yahudi. Bagi kaum agamawan Yahudi, melanggar aturan agama itu mesti dihukum seberat-beratnya. Kalau perlu bawa banyak orang,demo,rajam dengan batu biar mati atau paling tidak dipermalukan. Namun saat Yesus diprotes kaum agamawan Yahudi,bukannya takut malah Yesus menampar kaum agamawan itu dengan kata yang tajam bak sembilu. 

”Munafik Kalian ini!” (Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari). Yesus melihat kemanusiaan lebih penting daripada peraturan. Karena Yesus melihat, peraturan ada untuk kebaikan manusia dan bukan manusia untuk peraturan. Jaman sekarangpun banyak yang berpikir seperti kaum agamawan Yahudi, hanya sekedar taat kepada peraturan dan gagal paham akan esensi dari peraturan itu. Yesus melihat esensi dari  peraturan itu sebagai jalan  menjaga harkat dan martabat kemanusiawian manusia dan bukan semata untuk menghancurkan hidup manusia. Yesus melanggar peraturan namun bukan untuk kepentingan diriNya, melanggar demi kebutuhan sesame yang sangat membutuhkan.

Untuk kita sekarang, akan kita tempatkan di mana peraturan yang ada di kehidupan kita?Melanggar demi kepentingan sendiri atau taat demi kebaikan bersama?Silakan direnungkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH