Peraturan dibuat untuk menjadikan manusia teratur,
karena pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan untuk melanggar apa yang
dinamakan aturan. Namun seringkali
manusia salam menempatkan peraturan. Sering manusia berpikir bahwa
peraturan dibuat untuk dilanggar da nada juga yang berpikir bahwa manusia harus
hidp dalam peraturan. Dua sisi pandangan ini sama-sama salah jika diberlakukan
secara konyol dalam kehidupan.
Berkenaan dengan peraturan ini,pada saat hdup dan
pelayananNya, Yesus mesti berhadapan dengan kemunafikan. Tokoh-tokoh agama
Yahudi sangat ketat memberlakukan peraturan agama mereka, namun ketat itu hanya
berlaku untuk kalangan yang bukan komunitas mereka. Peraturan akan beda
pemberlakuan dan pelaksanaannya jika untuk kalangan mereka. Dalam pandangan
agama Yahudi, Sabat adalah waktu istimewa yang khusus untuk ibadah mereka. Tidak
boleh ada kegiatan apapun selain ibadah itu sendiri. Akan ada hukuman keras jika
melanggar aturan agama ini. Yesus menolak pandangan ini dan cara Yesus menolak
sangat sederhana kalau tidak dikatakan ekstrim. Bagaimana cara Yesus menolak
pandangan kaum agamawan Yahudi?Dengan cara melakukan tindakan yang berlawanan
dengan pandangan kaum penguasa.
Peristiwa penyembuhan perempuan sakit di hari
Sabat, bagi Yesus adalah hal sederhana. Namun tindakan itu dilihat sebagai
pelanggaran berat oleh para pemimpin agama Yahudi. Bagi kaum agamawan Yahudi,
melanggar aturan agama itu mesti dihukum seberat-beratnya. Kalau perlu bawa
banyak orang,demo,rajam dengan batu biar mati atau paling tidak dipermalukan. Namun
saat Yesus diprotes kaum agamawan Yahudi,bukannya takut malah Yesus menampar
kaum agamawan itu dengan kata yang tajam bak sembilu.
”Munafik Kalian ini!” (Alkitab Bahasa Indonesia
sehari-hari). Yesus melihat kemanusiaan lebih penting daripada peraturan. Karena
Yesus melihat, peraturan ada untuk kebaikan manusia dan bukan manusia untuk
peraturan. Jaman sekarangpun banyak yang berpikir seperti kaum agamawan Yahudi,
hanya sekedar taat kepada peraturan dan gagal paham akan esensi dari peraturan
itu. Yesus melihat esensi dari peraturan
itu sebagai jalan menjaga harkat dan
martabat kemanusiawian manusia dan bukan semata untuk menghancurkan hidup
manusia. Yesus melanggar peraturan namun bukan untuk kepentingan diriNya,
melanggar demi kebutuhan sesame yang sangat membutuhkan.
Untuk kita sekarang, akan kita tempatkan di mana
peraturan yang ada di kehidupan kita?Melanggar demi kepentingan sendiri atau
taat demi kebaikan bersama?Silakan direnungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar