Senin, 23 Juli 2018

MALIH RUPA


Yeremia 50    :1-7
Mazmur 100
Markus 9        :2-10

“..Lalu Yesus berubah ruoa di depan mata mereka, dan pakaianNya sangat putih berkilat-kliat. Tidak ada seorangpun di dunia ini dapat menggelentang pakaian seperti itu..” Markus 9: 2d-3”
Binatang yang terkenal kemampuanya untuk merubah warna kulitnya adalah Bunglon. Oleh karena itu, jika ada orang yang suka berubah-ubah pendiriannya, maka akan segera mendapakan cap, seperti Bunglon.
Apakah salah dengan “gaya “ hidup bunglon? Tidak. Apa yang ada dalam diri Bunglon adalah mekanisme alamiah dari Sang Pencita untuk kelengkapan Bunglon. Dengan kemampuannya malih rupa itu, paling tidak Bunglon akan aman dari ancaman predator di sekeliling hidupnya.
Lalu pertanyaannya adalah, jika manusia malih rupa atau sering berubah sikapnya apakah salah? Inipun tergantung dari tujuannya berubah sikapnya. Jika perubahan itu adalah bertujuan untuk kebaikan bersama, bukan untuk keuntungan pribadi, nampaknya baik-baik saja.
Oiya, renungan ini tidak akan berkisah tentang Bunglon lho ya, hanya mengawali dengan cerita Bunglon dengan kemampuannya berubah warna kulit. Renungan ini hendak mengajak siapa saja yang membaca tulisan ini, menyadari bahwa untuk bisa berubah/bermetamorfosis, perlu proses yang tidak mudah.
Narasi Markus 9 ayat 2d-3, bercerita kepada kita bagaimana Yesus sebelum menjadi sangat putih wajahNya (berubah) harus MENDAKI gunung yang tinggi. Perhatikan kata dalam huruf capital. Mendaki atau harus mengalami pendakian, yaitu perjalanan menuju sebuah puncak dari sebuah tempat yang lebih tinggi.
Mendaki pastilahbutuh energy yang berbeda dari jalan datar, juga jalan menurun. Mendaki membutuhkan lebih banyak energy . mendaki butuh kekuatan yang lebih, konsentrasi yang lebih dan keberanian yang lebih. Dan sesampainya di puncakpun, pastilah tubuh harus beradaptasi dengan suhu udara yang berbeda dengan di dataran rendah.
Semua itu sudah dilalui Yesus, dan setelah usai melalui proses itu,Yesus mengalami peristiwa malih rupa. Bercahaya putih berkilauan luar biasa. Markus mencatat bahwa tidak ada satupun manusia yang mampu menggantang kain sehingga menjadi putih seperti wajah Yesus.
Saudaraku, untuk berubah menjdi putih berkilauan (baca baik), Yesus harus mendaki sebuah bukit. Nah, kitapun untuk bisa “MALIH RUPA” harus siap dan berani mendaki gunung kehidupan kita. Tidak boleh malas,tidak boleh mewakilkan, tidak boleh menunda dan tidak boleh mengambil jalan pintas. Harus berani mendaki. Jika sudah berani mendaki, yakinlah akan terjadi mujijat malih rupa itu.
Apa bentuknya? Bisa jadi dari yang malas menjadi rajin, yang pemarah menjadi pengampun, yang cepat mutung menjadi sabar, yang enggan melayani menjadi rajin melayani, yang suka ngrasani menjadi semangat menerima kritikan. Pokoknya kuncinya satu, siap mendaki.
Dan setelah mendaki, akan terjadi malih rupa itu. Ayo kita mendaki biar kita bisa malih rupa itu..

Salam
(Mbah’e)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH